Aku telah tiba di titik ketika aku mulai berdamai dengan hatiku, bangkit dari keterpurukan, mencoba menyelamatkan diri dari jurang nestapa, dan aku berhasil melakukannya. Aku hanya mengandalkan diriku untuk tetap bertahan hidup dan naik ke atas hingga aku sudah berdiri tegak dan siap melanjutkan petualangan baru dalam hidupku.
Senyumku tak lagi fake, hatiku tak lagi nyeri, perasaanku mulai memiliki ritme yang beraturan walaupun di dalam doa masih ku sebut namanya, berharap Tuhan memberi kesempatan kedua. Menurutmu aku masih berharap? Iya, kamu benar. Ikhlas itu sederhana namun sulit dijalani.
Dia harus tahu, terlalu banyak yang datang dan menawarkan hati, tapi aku tak mampu mendustai hati, ini bukan puisi tanpa harga diri melainkan ungkapan tulus dari perempuan yang lupa bagaimana caranya melupa.Tapi aku tak berlarut – larut untuk terus meratapi kepergiannya, karena aku punya Tuhan yang selalu memelukku dan selalu membuatku nyaman saat aku mendekatkan diri pada-Nya dan itu adalah rasa yang jauh lebih indah dari rasa yang pernah aku rasakan.
Rinduku tak lagi menggebu, terimakasih untuk Erik yang menutup akses bagiku untuk tidak selalu ingin tahu kabarnya, kesehariannya, kegiatannya. Aku mulai memiliki duniaku sendiri. Aku punya keluarga yang selalu ada, terutama mama. Seminggu setelah putus setiap pulang kerja aku selalu mencari pelukan mama, percayakah kamu dekapan mama adalah dekapan ternyaman di dunia, mau menangis sekeras apapun tak akan malu dan itu selalu ku lakukan setiap hari selama seminggu.
Setelah sadar, aku meminta maaf bahwa aku secara tidak langsung juga menyakiti hati mama. Tahu kah kamu naluri seorang ibu? Beliau yang paling sakit hatinya jika anaknya tersakiti, Beliau yang paling hancur hatinya ketika melihat anaknya menangis, Beliau yang yang paling rapuh ketika anaknya patah hati, Beliau yang paling linglung ketika anaknya lagi susah, Beliau yang paling terbahagia jika anaknya berhasil. Jujur saja aku terharu setelah menulis ini, aku belum bisa membuat mama menjadi orang terbahagia saat ini. Malah aku datang kepadanya dengan tangis mengharu biru hanya karena patah hati. Tapi mama, dengan berbagai macam persoalan yang telah Beliau hadapi di dalam hidup ini selalu bersabar dan selalu bersyukur.
"Nak, jika dia jodohmu dipisahkan sejauh apapun dia tetap akan kembali ke kamu, tabahkan hatimu ambil hikmah untuk menjadi acuan masa depanmu nanti."
Rasanya, ribuan terimakasih tak mampu membalas cinta kasihnya.
Aku juga punya Bella, Alya, Marsha dan Rinni yang menjadi tempat peraduan dan penghiburan untuk membuatku merasa hidup lagi jiwanya. Tuhan memang adil, Dia mengambil satu dan memberiku banyak.
Bagimu yang mencoba untuk ikhlas
Katakan dalam hati bahwa,
Apapun yang berasal dari Tuhan
Akan kembali kepada-Nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Kedua Kali
RomanceHalo namaku Via, ini kisah dari perjalanan cintaku ketika aku mendapat undangan pernikahan dari sang mantan kekasih yang sudah menjalani hubungan denganku selama 3 tahun. Untuk menghindari hari sakral itu Aku memutuskan untuk berlibur ke kota 'Berua...