Hampir Dekat

23 0 0
                                    

Bulan Agustus setahun yang lalu.....

Sore itu aku sedang mengikuti Make-up class berdua dengan Bella di salah satu resto di Banjarmasin. Ada panggilan masuk dari Erik Wijaya dan Bella terkejut ketika ku sambar ponselku yang saat itu ada diatas meja disamping tangan kirinya. Kuangkat telepon itu agak menjauh dari Bella. Aku yakin setelah ini Bella akan mencecarku dengan ribuan pertanyaannya yang sangat kepo itu.

Dugaanku tak pernah salah, dengan mata tajam dan penuh selidik Bella menarik tanganku untuk duduk di sampingnya dan menjawab semua pertanyaannya.

"Sejak kapan elu dekat lagi dengan Erik?"

"Kok lu gak bilang sama gue?"

"Apa kalian balikan?"

"Trus tadi dia nelpon elu, berarti selama ini lu sering kabar – kabaran sama dia?"

"Waah kok gue gak tau?"

"Kok lu gak cerita sama gue, ke yang lain juga gak cerita?"

"Waah parah lu, trus tadi Erik ngapain telpon lu?"

Bella tuh udah kayak paragraf tanpa titik, pertanyaannya banyak dan aku bingung menjawab yang mana lebih dulu.

"Ok, Ok, Ok gue akan cerita semuanya ke elu, tenang dulu ya jangan ngegas gitu dong, capek gue dengarnya." Celotehku yang membuat Bella semakin gemas.

"Ayo cepetan cerita sekarang juga." Katanya sok tegas dengan wajah sok menakutkan dan itu tidak cocok.

"Dua minggu yang lalu Erik menghubungi gue lagi, menanyakan kabar."

"Bukannya gak mau bilang, tapi belum bilang karena kan kita belum ada waktu untuk ketemu."

"Nggak kok, kami gak balikan Cuma berteman aja."

"Iya, sekarang dia sering cerita lagi tentang semua masalahnya disana."

"Ini kan lu udah tau sekarang Bell."

"Gue belum cerita karena kita belum ketemuan Bella yang cantik bagai Bidadari." Kataku mulai gemas melihat air mukanya yang sok bete.

"Dan sekarang gue lagi shock, tau gak kenapa? Sekarang Erik lagi di Banjarmasin, dia baru sampai di Bandara tadi pagi dijemput sama temannya si Anggara, dan dia teman gue juga. Naah tadi dia nelpon mau ajak gue makan nanti habis ini." Aku menjelaskan ke Bella yang mulai terkejut.

"Oh My God! Ngapain dia ada disini??" jeritnya.

"Lu nanya gue, gue nanya ama siapa dong? Gue mana tau dia ngapain disini, mau liburan kali." Jawab ku mengangkat bahu.

"Lu harus ceritain ini ke kita nanti."

"Iya oke, siap nona." Jawabku.
***

Bella saja terkejut apalagi aku, sebelumnya Erik tak mengatakan jika dia ingin berkunjung ke Kota Seribu Sungai. Ini benar-benar mengejutkanku, jika dia hanya ingin menghabiskan masa cuti untuk berlibur, begitu banyak destinasi tempat untuk liburan.

Apa yang membuatnya memilih untuk pergi ke kota ini? Pikiranku berkecamuk dan tak karuan mengingat bahwa beberapa jam lagi aku akan bertemu dengannya, dia yang sempat mematahkan hatiku. Pertemuan yang mungkin akan terasa canggung setelah hubungan kami berakhir.

Lelaki itu kini dapat terlihat oleh pandanganku, bahkan sangat dekat, tepat di depanku. Dia tersenyum dan matanya hilang. Kami tak bertemu berdua tapi bertiga dengan Anggara, teman sekelas Erik waktu SMA dan kebetulan aku kenal juga.

"Kamu kok tambah chubby?" Komentar pertama yang keluar dari mulutnya setelah melihatku.

"kamu kok kurusan?" Balasku tak mau kalah.

"Iya, aku susah makan karena mikirin kamu." Katanya gombal.

"Aku lagi pegang garpu loh sekarang, mau aku congkel hatinya?" kataku seraya menahan tawa sambil menyodorkan garpu itu ke arahnya

"Waduh, galak ya sekarang." Celetuknya sambil menangkis tanganku.

"Lu gak pengen nanya Erik ngapain kesini?" Tanya Anggara kepadaku.

"Ngapain emang?" Balasku cuek sambil menyantap makan malam kami.

"Mau ngelamar elu." Jawab Anggara.
Aku tertawa setelah menelan makananku. "Lu gausah ikut-ikutan gombal kaya dia Ra, gak cocok." Ejekku mengibaskan tangan.

"Yah dia gak percaya, lihat aja nanti." Kata Anggara lagi.

Aku melirik Erik yang sedari tadi terus memperhatikanku. Aku tak akan percaya apapun sebelum ada buktinya. Rencanaku, selama Erik disini aku akan menemuinya setiap hari membalas saat-saat kami tak bisa menghabiskan waktu bersama ketika berada dalam jeruji rindu. tapi setelah dia kembali ke kota Tepian, kami tak akan lebih dari teman. Itu hanya rencanaku yang belum tentu rencana Tuhan sama denganku.




Rencana Tuhan kadang tak terduga,

Sebaik-baiknya rencana manusia

Akan kalah dengan rencana Tuhan

Kedua KaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang