Kota Tepian

19 0 0
                                    

Kenapa Samarinda disebut sebagai Kota Tepian? karena tepian ini memiliki singkatan, yaitu TEduh, raPI, aman dan nyamAN. Selain itu karena letaknya geografis juga berada di tepian sungai Mahakam.

Siang itu aku diajak Erik ke sebuah Mall. Ternyata di sana banyak sekali Mall tidak seperti di kotaku hanya ada satu Mall terbesar di Banjarmasin. Kami menghabiskan waktu bersama sebelum jam 3 sore dia masuk kerja. Jam kerja Erik terbagi atas dua shift . Kami hanya menghabiskan waktu di 'Timezone', berfoto box dengan berbagai gaya aneh, balap-balapan memasukkan bola di game basketball, mencoba peruntungan permainan capit untuk mengambil boneka.

Semua permainan yang kami coba membuat kami menjadi tanpa beban, tawa Erik yang lepas yang tak pernah ku lihat sebelumnya. Aku senang melihatnya seperti ini, aku senang berada di sampingnya saat dia tertawa bahagia.

Disitulah terlihat potret kami sebagai sepasang kekasih ketika kami mencoba foto box di snapshoot, potret kami sebagai Tom and Jerry pada saat bersaing memasukkan bola basket, dan potret kami ketika aku menyemangati Erik sebagai seorang sahabat untuk mendapatkan boneka di permainan capit. Kami bisa menjadi semuanya. Erik tertawa ketika melihat ekspresi muka kami dari hasil snapshoot yang 6 kali potret dan kami mencoba dua kali sehingga menjadi 12 kali potret.

Quality time yang benar-benar berharga bagi pasangan LDR. Akhirnya penantian rindu berujung temu, setelah sekian lama berada dalam jeruji rindu dan akhirnya dibebaskan sementara oleh jarak. Jika diizinkan Tuhan, suatu saat kami yang akan membuat jarak cemburu akan kebersamaan kami nanti.

Tiba saatnya waktu yang memisahkan, Erik harus kembali ke rutinitasnya sehari-hari.

"Tunggu aku ya yang." Katanya mengelus pipiku.

Sepeninggal Erik, aku dan Ibunya makan siang bersama, bersantai dan mengobrol banyak tentang Erik dan keluarganya.

Kebetulan hanya ada aku dan Ibunya Erik yang ada dirumah, Ayahnya Erik sedang keluar karena ada urusan, Kak Ana dan Baby Kyara sudah pulang tadi pagi. Aku mintaa izin ke Ibunya Erik untuk membersihkan kamar Erik.

Ku pandangi ruangan pribadi Erik itu, wangi khas Erik yang selalu aku suka. Ku bersihkan ruangan itu pelan-pelan agar tak ada barang yang hilang, karena aku tahu jika tak ada satupun yang berani membersihkan ruang pribadi Erik itu. Jika ada satu barangpun yang hilang, Erik akan marah. Sungguh menakutkan jika kekasihku itu sedang marah.
Aku mencintai Erik walaupun kamarnya berantakan, Aku mencintai Erik walaupun rumahnya jauh, Aku mencintai Erik walaupun dia cuek, Aku mencintai aemua kekurangan yang dia punya. Setelah semua bersih, aku tertidur dikamarnya hingga Erik membangunkanku ketika dia pulang kerja jam 11 malam.

"Sayang bersihin kamar aku?" Tanyanya lembut.

"Iya, tenang aja yang gak akan ada barang yang hilang dan tempatnya pun juga disitu situ aja karena aku cuman membersihkan debu."

"Makasih sayang, kamu sudah makan belum?" Tanyanya lagi.

"Sudah kok yang, kamu belum makan ya?"

"Sudah juga yang, besok bangunin aku pagi ya yang karen besok shift pagi. Besok mau kemana sama mama?" Erik berbaring disampingku.

"Mau ke pondok pesantren ketemu Melly, sekalian mama mau ajak aku jalan-jalan katanya yang." Tuturku kepada Erik yang sepertinya dia sedang kelelahan.

"Enak juga ya kalo pulang kerja ada yang nungguin dirumah." Katanya tersenyum kepadaku.

"Lho, mama gak tungguin kamu ya yang?" Godaku.

Kedua KaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang