Will you guys give a Vote 🌟 for this chapter? he he he
***
Dalam perjalanan pulang, Baik Nada maupun pak Rama tidak ada yang membuka mulutnya untuk bersuara sehingga menciptakan keheningan yang untung saja diisi oleh suara penyiar radio yang sedang membahas mengenai fenomena aplikasi yang sedang digilai masyarakat Indonesia saat ini. walaupun sesekali Nada melirik pak Rama yang sedang memfokuskan pandangan ke jalanan kota Bogor yang sudah sedikit lengang karena saat ini sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.
"Saya turun di halte yang tadi aja," Ucap Nada saat ia sadar kalau mereka sudah mendekati halte tempatnya menunggu pak Rama tadi.
"Sudah jam setengah sepuluh malam." Jawab pak Rama setelah melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.
"Iya, tau. Saya turun di halte aja." Ujar Nada sedikit tidak sabar karena halte tersebut sudah ada didepan mata. Tapi pak Rama tidak menunjukkan tanda-tanda untuk menepikan mobilnya. Sampai-sampai halte itu terlewat begitu saja membuat Nada panik.
"Loh-loh, kok dilewatin?" Tanya Nada sembari menatap Halte yang semakin jauh.
"Saya antar sampai rumah aja. Sudah malam." Ujar pak Rama tenang tanpa memperdulikan nada yang kini membelakanginya dan justru menatap ke arah jalanan yang ada disampingnya. "Rumah kamu dimana?" Tanya pak Rama melanjutkan.
Nada melirik jam tangannya sekilas lalu menghembuskan nafasnya pelan, "Tolong anterin saya ke Kedai Pojok aja, kalau nggak keberatan sih," Ujar Nada.
Nada terpaksa untuk meminta pak Rama menurunkannya di Kedai Pojok. Karena saat ini, pasti rumahnya masih sepi karena Bunda Din masih ada di kedai, sedangkan Nada takut berada dirumah sendirian. Tadinya, kalau Nada diturunkan di halte, Nada bisa memesan ojek online atau meminta Yudit menjemputnya dan mengantarkannya ke Kedai Pojok. Namun berhubung pak Rama tidak berhenti di halte, mau tidak mau Nada memintanya mengantarkan ke Kedai Pojok.
"Masih mau makan, ya?" Tanya pak Rama.
"Eh?" Nada terlihat bingung saat mendengar pertanyaan pak Rama.
"Itu, kenapa mampir di Kedai Pojok?" Pak Rama bertanya lagi tanpa melirik Nada yang saat ini sedang kebingungan mencari jawaban. Ia tidak mungkin mengatakan kalau Kedai itu milik Bunda nya.
"Iya, masih laper." Jawab Nada, "Sambil ketemu teman." Kilah Nada.
Jujur saja, Nada takut kalau pak Rama menawarkan dirinya untuk menemani Nada makan. Maka dari itu, Nada menambahkan alasan lain agar pak Rama tidak bisa menawarkan untuk menemani makan.
Nada melihat pak Rama mengangguk pelan. Lalu mereka terdiam lagi sampai mobil yang membawa mereka sampai tepat di depan Kedai Pojok yang pengunjungnya masih ramai.
"Terimakasih tumpangannya." Ujar Nada sembari melepaskan seatbelt.
"Saya yang harusnya bilang terimakasih." Balas pak Rama. "Oiya soal fee nya setelah ini saya transfer," lanjut pak Rama.
"Ah iya. Terimakasih sudah memakai Jasa Pendamping kami, Kalau ada kritik bisa disampaikan lewat email seperti pada saat pemesanan." Ucap Nada sembari memberikan senyum terbaik pada klien-nya ini. "Kalau gitu saya pamit."
"Oh iya silahkan," Ucap pak Rama sembari membuka kunci sehingga Nada bisa membuka pintu mobil disampingnya.
Setelah Nada keluar dari dalam mobil, Nada tidak langsung berjalan ke dalam Kedai POjok, Melainkan Nada menunggu sampai mobil pak Rama melaju dan sampai tidak terlihat. Barulah Nada berjalan dengan gontai menuju Kedai Pojok sembari memegangi dadanya yang terasa sesak dan lega secara bersamaan.

KAMU SEDANG MEMBACA
DRAFT 2 -Jasa Pendamping ( ✔)
Lãng mạnADA BEBERAPA PART YANG DIHAPUS. PART YANG SUDAH DIHAPUS DI WATTPAD, BISA DIBACA DI INSTAGRAM @iwritesomewords. TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA! Sungguh pekerjaan yang paling mulia adalah pekerjaan yang menghasilkan pundi-pundi rupiah sekaligus pekerjaan...