SEBELAS

5.1K 392 11
                                    


Nada memandangi ujung sepatu converse putihnya yang tak lagi berwarna putih. Kedua tangannya ditautkan didepan pinggangnya. Sedangkan rambutnya yang terjatuh sedikit menutupi wajahnya dari pandangan tajam mata Pak Rama yang sedang memandanginya tepat didepannya.

"Kenapa?" Tanya Pak Rama lagi untuk kesekian kalinya.

Dan untuk kesekian kalinya, Nada menjawab dengan "Nggak papa, Pak, kemarin itu saya Cuma mau tanya tugas. Tapi udah selesai kok sekarang."

"Bohong!"

Nada mendongakkan wajahnya hingga kini pandangan mereka bertemu.

"Yasudah, Pak kalau tidak percaya. Saya juga udah capek dari tadi ngomong jujur tapi dikira bohong." Ucap Nada protes.

"Terus kemarin yang kamu nggak jadi tanyakan ke saya itu pertanyaan apa? Cepat kasih tahu saya sekarang!"

Mampus gue!

Nada membulatkan kedua matanya lalu menatap ke langit-langit ruangan Pak Rama sambil memikirkan pertanyaan bagus agar Pak Rama tidak curiga.

"Itu pak, tentang berapa halaman tugasnya." Jawab Nada sekenanya karena tidak ada lagi alasan yang bisa Nada pikirkan.

"Kamu tahu tidak? Wajah kamu itu kalau berbohong sangat kentara! Jadi jangan coba-coba kamu bohongin saya!" Bentak Pak Rama.

Karena ketahuan bohong dan Nada tidak bisa lagi mengelak, Kini Nada memilih untuk terdiam dan tidak berani menjawab lagi ucapan Pak Rama.

"Ikut saya!" Perintah Pak Rama sembari bangkit dari duduknya dan mengemasi laptopnya yang berada diatas meja dan memasukkannya kedalam tas miliknya. Sedangkan Nada lagi-lagi membulatkan matanya.

"Kemana Pak? Saya ada kuliah sebentar lagi!" Ucap Nada beralasan.

Untuk beberapa sebab, Nada tidak mau disuruh untuk mengikuti Pak Rama apalagi di kondisi yang serba tidak enak ini.

"Kamu bohong lagi, lama lama kamu saya gigit!"

HAH!

Nada bergidik geli sekaligus jijik membayangkan Pak Rama menggigitnya. Menjijikan bin Najis! Batinnya.

"Ayo! Kamu mau diam disana terus?" Ucap Pak Rama lagi yang kini sudah berdiri diambang pintu sembari memperhatikan Nada yang hanya berdiri sejak tadi.

Entah mengapa Nada menuruti perkataan Pak Rama dengan mengikuti langkah lebar Laki-Laki yang hari ini mengenakan celana hitam mirip jeans dan kemeja hitam yang digulung sampai siku.

Selama perjalanan yang entah akan berakhir dimana itu, Nada sama sekali tidak berani menatap ke sekelilingnya. Pandangan matanya hanya tertuju pada langkah kaki Pak Rama. Ia sangat takut kalau banyak orang yang menatapnya dengan tatapan menghujat. Nada sampai bergidik membayangkan mendapat tatapan siap membunuh dari para fans Pak Rama. Situasi ini sudah taka sing bagi Nada karena Ia sudah sering mendapatkan tatapan itu dari para fans Yudit yang ada di fakultasnya.

"Cepat masuk!" Suara Pak Rama kembali terdengar saat mereka sampai di parkiran mobil.

"Mau kemana kita, Pak?" Tanya Nada serius.

"Cepat masuk! Kamu mau diliatin orang-orang itu?" Kini ucapan Pak Rama membuat Nada mendongakkan wajahnya dan mendapati beberapa pasang mata sudah mengawasi dirinya dan Pak Rama dari kejauhan.

Mau tidak mau Nada langsung menuruti perkataan Pak Rama dan membuka pintu mobil disamping kemudi.

"Sebenernya mau kemana sih?" Tanya Nada frustasi saat Pak Rama sudah masuk dan duduk dibelakang kemudi.

DRAFT 2 -Jasa Pendamping ( ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang