TUJUH

5.3K 456 13
                                    

WAWWWWWW SETELAH SEKIAN LAMA :(

JANGAN LUPA VOTE dan COMMENT

hiks akhirnya aku menulis juga :) so proud of my self :))

Nada mengeluarkan ponsel dari dalam tas ransel nya sembari menunggu Pak Rama menghubungi teman-temannya. Beberapa pesan singkat masuk kedalam ponselnya salah satunya dari grup jasa pendamping sedangkan lainnya dari klien yang memesan jasa pendamping. Dengan cepat Nada membalas pesan singkat calon kliennya dengan menjelaskan beberapa hal mengenai perjanjian pemesanan jasa pendamping.

"Mereka udah di dalam."

Suara Pak Rama membuat Nada cepat-cepat mengetik pesan singkat lalu mengirimkannya setelah itu, Nada mematikan ponselnya dan memasukkannya kedalam tas ransel.

"Kenapa dimatikan?" Tanya Pak Rama. Ternyata sedari tadi Pak Rama memperhatikan Nada yang dengan cepat mengetik pesan balasan dan juga mematikan ponselnya.

"Takut ganggu waktu saya kerja, pak."

"Dhana." Pak Rama mengkoreksi.

"Eh iya, Dhana."

Pak Rama hanya menatap Nada sekilas lalu mulai melangkahkan kaki keluar dari parkiran mobil. Nada lalu mengikuti langkah Pak Rama dan mulai berjalan disampingnya.

"Kalau saya hari ini panggilnya Dhana berarti hari ini saya bukan mahasiswa bapak kan?" Tanya Nada sembari menengok kesamping untuk bisa menatap wajah Pak Rama.

"Ya memang hari ini kan saya sewa kamu sebagai pacar saya. Bukan mahasiswa saya." Jelas Pak Rama.

Nada mengangguk paham. "Biasanya, kalau orang pacaran, panggilannya aku kamu." Nada suara yang keluar dari bibir Nada terdengar menggurui sekaligus meledek hingga membuat Pak Rama menghentikan langkahnya dan menatap Nada dengan heran.

"Kamu lagi ngajarin saya ya?" Tanya Pak Rama memastikan, namun terdengar seperti tidak terima karena seolah Nada sedang mengajari sekaligus meledeknya.

"Aku, kamu, Nathan, Aya." Nada menegaskan setiap kata yang diucapkannya.

Pak Rama hanya menghembuskan nafasnya dengan kesal.

"Iya-iya."

Mendengar suara Pak Rama yang terdengar pasrah, Nada lalu tertawa keras hingga membuat Pak Rama menatapnya heran.

"Kamu belom pernah pacaran ya sebelumnya?" Setelah Nada menanyakan itu, terlihat wajah Pak Rama yang kaget lalu memerah. Melihat itu, Nada semakin tertawa kencang sembari memegangi perutnya. "Jadi beneran, Dhan?" Tanya Nada di sela-sela tawanya.

"Nggak usah banyak nanya deh. Tutup itu mulut kamu, nanti laler masuk, repot." Pak Rama lalu melanjutkan langkahnya lagi meninggalkan Nada yang masih berjalan perlahan sembari tertawa.

Seorang Pak Rama yang gantengnya diatas rata-rata, berasal dari keluarga kaya dan terhormat, dosen, tapi kok ya belum pernah pacaran. Pikir Nada di dalam hatinya. Bukannya mengejek, tapi untuk ukuran Pak Rama, mencari pacar adalah hal yang sangat gampang dilakukan. Maka dari itu, tadi saat Nada menebak kalau Pak Rama belum pernah punya pacar, Nada sempat tidak percaya awalnya, tapi melihat reaksi dan wajah pak Rama yang memerah, berarti bakat cenayang Nada sedang berfungsi dengan baik.

Setelah menunggu beberapa saat, teman-teman Pak Rama sudah mulai berdatangan satu persatu tentunya bersama pasangannya masing-masing. Mereka lalu memutuskan untuk mengelilingi taman safari untuk melihat hewan-hewan yang dilepas begitu saja seolah seperti di alam liar, menggunakan bis yang memang sudah disediakan.

Ini adalah kali pertama Nada mengunjungi taman safari setelah sekian lama tidak pernah mengunjunginya karena Bunda Din memang tidak suka binatang. Dulu saja, sewaktu dia masih duduk di bangku SD, Nada pernah diajak ke kebun binatang di Jogja oleh orangtua Yudit, sepupunya.

DRAFT 2 -Jasa Pendamping ( ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang