ENAM

5.4K 424 16
                                    

Nada menilik Group chat Jasa Pendamping yang berisikan tiga orang, Nada sendiri, Rena dan juga Petra, yang sudah diramaikan oleh Petra yang marah-marah tidak jelas karena hari minggu nya harus diisi dengan mendampingi seorang wanita yang sudah bekerja untuk datang ke sebuah undangan pernikahan.

Petra : Ini nih yg bikin gw males dampingin. Udah hari minggu, kondangan dari akad jam 8-12.
Petra :Mending kalo cakep, lah ini klien gw cewek umurnya 35
Petra :Sdngkn gw msh imut gini jln bareng dia, ya ketauan lah bego!

Nada sempat tertawa karena melihat isi chat Petra. Hampir setiap ada klien yang memesan Jasa Pendamping, sang klien bisa langsung memilih diantara kami bertiga yang akan dijadikan pendamping. Sudah tertera dibawah foto yang kami unggah di Instagram mengenai profil yang termasuk umur, tinggi badan dan juga berat badan. Karena keterbatasan Manusia yang ikut bergabung di Jasa Pendamping ini, jadilah si Petra satu-satunya laki-laki yang tersedia untuk mendampingi. Tidak seperti Nada dan Rena yang masih bisa bertukar klien, namun itu juga atas persetujuan sang klien.

Muncul chat dari Rena beberapa saat kemudian.

Renata : Kl cakep ga gw ijinin lo!
Renata : Gaada ya yg nantinya jatuh cinta sama klien lo! Awas lo! Walaupun dia udh tua atw msh muda juga gapeduli gue!

Yang langsung dibalas Petra dengan cepat.

Petra : Bisnis ya bisnis aja kali re! ursn pribadi mah beda..kan gw lopenya ama lo!

Saat membaca chat dari Petra, Nada merasa geli. Dengan cepat Nada memberikan tanggapannya,

Nada : Jiji lo pada!
Nada : Mantul kawan! Profesionalisme hrs dijunjung tinggi. Setinggi jemuran mamak klean!
Nada : Slogan terbaru kita, "tidak ada kata jatuh cinta sama klien!"

Setelah mengirimkan chatnya, Nada langsung mematikan layar ponselnya, walaupun chat dari Rena dan Petra terus memenuhi notifikasinya. Dilihatnya jam dinding di kamarnya yang sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Buru-buru Nada mengambil tas ransel berwarna pink yang sudah disiapkan diatas tempat tidurnya.

Saat keluar dari kamar, Nada berpapasan dengan Bunda Din yang saat ini sedang menyapu lantai didalam rumah.

"Bunda, Hari ini Nada pergi, biasa kerja." Ucap Nada sembari berjalan menuju rak sepatu yang terletak di lorong dekat gudang dan kamar mandi.

"Kondangan kok pake baju kayak gitu sih, Nad?" Tanya Bunda Din yang ternyata mengikuti Nada sembari menatap tubuh Nada dari atas sampai bawah. Hari ini Nada memakai jeans biru longgar yang digulung ujungnya lima centi meter diatas mata kakinya dan sebuah kaos putih yang dimasukkan kedalam celana. "Pakai sepatu converse putih aja!" lanjut Bunda Din karena melihat Nada yang belum bisa menentukan sepatu mana yang akan dipakainya.

Nada menuruti kata Bunda Din lalu mengambil sepatu converse putih dan memakainya. "Bukan kondangan, Bun. Nggak tau tuh, pak Rama mau ajakin kemana. Disuruhnya pakai pakaian casual soalnya bukan acara formal."

"Jadi dosen kamu ngajakin kamu pergi lagi?" tanya Bunda Din memastikan.

"Bukan pergi, tapi pesan Jasa Pendamping, lagi." Jawab Nada sembari menekankan setiap kalimat membuat Bunda Din terkekeh. "By the way bun, Oom Tito boleh juga. Kalo sama Bunda sih, jadinya pasangan seksi. Dua duanya seksi!" Goda Nada sembari menyentuh tindik di hidung Bunda Din. Membuat Bunda Din tersipu malu namun tangannya mencubit lengan Nada.

"Aduh bun sakit!" pekik Nada diiringi tawa.

"Siapa suruh ngejekin Bunda." Tukas Bunda.

"Nggak ngejekin cum—"

DRAFT 2 -Jasa Pendamping ( ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang