ENAMBELAS

4.5K 362 8
                                    

"Baru sampai sini saja, saya udah kangen sama Bunda!" Ucap Nada sembari menengok kebelakang. Padahal mobil mereka baru saja sampai di tikungan gang.

"Cuma satu bulan, nggak lama kok." Balas Pak Rama yang kini sibuk menyetir. "Sudah dipikirkan tentang prokernya?" Tanya Pak Rama.

Nada menggeleng pasrah. "Susah Pak, cari proker yang ada hubungannya dengan jurusan." Keluh Nada.

"Ada, kamu harus pinter mencari hubungannya antara masalah yang ada di desa dan yang kita pelajari di kelas." Jelas Pak Rama.

"Coba kasih saya satu contoh, Pak!"

"Misalnya, kamu cari informasi mengenai SDG's atau Sustainable Development Goal's nya PBB. Disana ada beberapa tujuan yang hendak dicapai oleh PBB. Dari beberapa poin di SDG's itu, kamu sesuaikan dengan permasalahan yang ada di desa. Ada tidak salah satu tujuan dari SDG's yang sesuai dengan kondisi desa? Nanti kalau ada, tinggal kamu ikuti saja, apa tujuan PBB terkait poin masalah tersebut, lalu kamu bantu untuk mencapai tujuan SDG's di desa itu. Nanti untuk prosesnya kamu bisa adain seminar, atau penyuluhan. Simpel kan?"

Nada mengangguk "Sebentar Pak, saya tulis dulu takutnya lupa." Ucap Nada, lalu ia mengeluarkan buku notes lalu menuliskan apa yang baru saja dikatakan Pak Rama dengan rinci. Dalam hatinya Nada bersyukur karena diantar pergi ke desan KKN oleh Pak Rama. Selain karena tidak ingin Bunda Din kecapekan, Nada juga bisa mendapat secercah harapan tentang prokernya.

Di perjalanan selama lima jam itu, Nada sama sekali tidak tidur, walaupun tadi ia mengatakan akan tidir selama perjalanan. Namun Nada tidak sampai hati meninggalkan Pak Rama menyetir sendirian sedangkan Ia dengan enaknya tidur. Walaupun tidak selalu mengajak Pak Rama mengobrol, Namun ada saja hal yang dilakukan Nada mulai dari mendengarkan musik, bernyanyi, main tebak judul lagu bersama Pak Rama yang berakhir dengan Nada sebagai pemenangnya.

Selama perjalanan itu, Nada sempat menggantikan Pak Rama menyetir walau tidak lama karena Pak Rama memaksa Nada untuk menepi dan bergantian tempat duduk.

Hingga sampailah mereka berdua di lapangan desa KKN dimana Nada akan menetap selama satu bulan. Mobil hanya bisa sampai lapangan karena jalan yang terlalu sempit.

"Udah sampai ya? Saya chat teman saya dulu. Tadi sih katanya udah ada yang sudah sampai dan sudah ada di rumah posko." Ucap Nada seraya mengeluarkan ponselnya dan mengecek keberadaan teman-temannya.

Setelah beberapa saat bertukar pesan dengan temannya, Nada lalu melihat salah satu temannya muncul dari kejauhan.

"Itu teman-teman saya, Pak!" Ucap Nada girang sembari menunjuk kearah teman-temannya.

Pak Rama mengangguk lalu keluar dari mobil diikuti Nada. Mereka berdua lalu mengeluarkan barang-barang. Yang langsung dibantu oleh kedua teman Nada yang baru saja sampai didekat mobil.

"Bapak tunggu disini aja! biar saya sama teman-teman saya yang naruh barang-barang ini di posko. Tapi jangan pulang dulu! Saya taruh barang-barang saya di posko, nanti saya balik lagi kesini. Jangan pulang dulu pokoknya!" Ucap Nada sebelum meninggalkan Pak Rama yang kini sedang menutup bagasi mobilnya.

Tidak sampai sepuluh menit, Nada sudah kembali masuk kedalam mobil Pak Rama dengan nafas yang terengah-engah. Pak Rama yang tadinya sedang berada di dalam mobil dan memainkan ponselnya langsung meletakkan ponselnya dan menyerahkan beberapa lembar tisu kepada Nada.

"Kamu kalau habis lari kayak gini keliatan masih anak kecil." Komentar Pak Rama membuat Nada mengerucutkan bibirnya.

"Iya memang saya imut, saya udah tau kalau itu, Pak." Balas Nada.

Lalu Pak Rama menyerahkan ponselnya kepada Nada. "Tulis tiga nomor teman satu kelompok kamu!".

"Buat apa?" Tanya Nada heran.

"Buat jaga-jaga kalau ada apa-apa."

Nada mengiyakan saja dan mulai memindai tiga nomor anggota kelompok lainnya kedalam ponsel Pak Rama dengan menamainya Teman KKN Nada- Ayu, Lina, Fikri.

"Ingat ya, balas pesan saya, angkat telepon dari saya kalau lagi nggak sibuk! Kalau sibuk tidak apa-apa asalkan setelah kamu lihat ada panggilan tak terjawab dari saya, kamu langsung telepon saya balik!"

"Who are you? My Bunda?" Tanya Nada sarkatik. Namun setelah mendapat tatapan mematikan dari Pak Rama, Nada hanya mengangguk pasrah, "Iya-iya. Lagian kan saya juga bakalan jarang pegang hp dan saya juga nggak tahu sinyal disini bagus apa enggak." Lanjut Nada.

"Iya, kan tadi saya bilang kalau nggak sibuk. Ya terserah kamu deh mau balas pesan saya atau tidak yang penting kalau ada apa-apa, I think, you already know what you have to do right? Bunda sudah bilang semua yang harus kamu lakuin selama KKN. Saya cuma mau bilang kalau jaga diri baik-baik, walaupun teman satu kelompok sudah kamu anggap dekat, tapi nggak cukup bagi kamu untuk tidak berhati-hati sama mereka. Khususnya anggota yang laki-laki. Saya mengatakan ini karena saya juga laki-laki. Jangan pakai pakaian ketat dan transparan, jangan pakai baju yang belahannya pendek, jangan kuncir rambut yang bisa memperlihatkan leher kamu, kalau mandi jangan lupa kunci pintu, kalau tidur juga jangan lupa kunci pintu, dan satu lagi, telepon saya kalau ada apa-apa, saya bisa langsung kesini kalau ada apa-apa." Jelas Pak Rama panjang lebar.

Yang diberi nasihat sedari tadi hanya menganggukkan kepalanya tanpa melepaskan pandangannya dari sosok Pak Rama yang hari ini terlihat sangat berbeda dari biasanya. Bukan karena pakaiannya yang santai dengan hanya mengenakan celana jeans gelap dan kaos putihnya, namun ada yang berbeda dari sikapnya hari ini.

"Pak?"

"Hm?"

"Sopan nggak ya kalau saya minta dipeluk sekali saja sama Bapak?"

Tanpa menjawab pertanyaan Nada, Pak Rama langsung merengkuh tubuh Nada dan mendekapnya dengan erat.

"Jangan khawatir Pak, saya bisa jaga diri. Nanti kalau ada apa-apa, saya langsung telepon Bapak." Ucap Nada dalam dekapan tubuh Pak Rama yang terasa sangat nyaman.

"Janji, ya?" Tanya Pak Rama yang kini sedang menghirup dalam-dalam aroma shampoo milik Nada pada rambutnya yang sudah benar-benar kering.

Nada mengangguk sebagai jawaban.

"Sampai ketemu satu bulan lagi, Nada!"

***

DRAFT 2 -Jasa Pendamping ( ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang