LIMA

5.4K 412 7
                                    

Nada memperhatikan pengunjung Kedai Pojok di sabtu malam ini yang dipenuhi oleh anak muda. Sebagian dari mereka datang bersama dengan pasangannya dan memilih tempat duduk yang berada di tempat yang sedikit terpojok. Ada juga yang datang bersama teman-temannya dan memilih tempat lesehan yang berada didekat panggung. Bahkan sering kali Nada melihat beberapa teman di kampusnya yang menghabiskan waktu di Kedai Pojok ini.

Kini pandangannya tertuju pada sosok Bunda Din yang sedang duduk berhadapan dengan seorang pria. Kira-kira usianya sepantaran dengan usia Bunda Din. Nada belum pernah melihat laki-laki itu sebelumnya. Tapi Nada yakin laki-laki itulah yang setiap malam selalu menghubungi Bunda Din. Nada merasa senang karena akhirnya Bunda Din bisa menemui lelaki yang bisa menerima segala keadaan Bunda Din.

Saat pandangan Nada mulai kabur, Ia melihat Bunda Din melambaikan tangan kepadanya dan menyuruhnya untuk menghampiri mereka. Sekilas Nada bisa melihat senyuman tulus dari laki-laki yang sedang duduk dihadapan Bunda Din. Baru saja Nada hendak melangkah dan menghampiri mereka, Asisten Bunda Din, namanya tante Lusi, menepuk pundaknya,

"Nad, Nyanyi satu lagu, ya?" Pinta Tante Lusi sembari menunjuk panggung yang sedang kosong dengan dagunya.

"Jangan lupa bayarannya tapi ya?" Ucap Nada memberikan syarat.

"Tenang, Tante transfer kalau udah selesai satu lagu," Tante Lusi menepuk pundak Nada lagi lalu berbalik dan meninggalkan Nada yang kini kembali menatap Bunda Din yang masih melihatnya dan mengangkat tangannya.

Namun Nada mengurungkan niatnya untuk menyapa teman laki-laki Bunda Din, dan lebih memilih untuk berjalan ke panggung. Sesampainya dipanggung, Nada mengambil gitar akustik yang diletakkan di sebuah stand gitar, lalu menyetel tinggi stand mic sehingga pas di depan bibirnya. Sebelum Nada menempatkan dirinya di kursi, Nada melirik sekilas Bunda Din dan lelaki dihadapan Bunda Din yang kini sedang memperhatikannya.

"Selamat malam semuanya!" Sapa Nada dengan suara Khasnya. Membuat beberapa pengunjung memperhatikannya sekilas. Lalu beberapa ada yang kembali ke percakapan yang mereka tinggalkan. Beberapa ada yang menunggu kalimat selanjutnya yang akan diucapkan oleh Nada.

"Malam ini lagi-lagi gue diminta sama tante gue untuk menyumbangkan satu lagu," Nada melirik Tante Lusi sekilas sembari menyunggingkan senyumnya.

"Dan kali ini gue akan bawain lagu dari Tory Kelly, Paper Hearts. Buat yang bosen sama suara gue. Yang sabar ya!"

Setelah itu, Tangan kanan Nada mulai memetik gitar akustik yang berada di pangkuannya, namun pandangannya beralih untuk menatap Bunda Din yang berjarak lumayan jauh dari panggung.

Goodbye love

You flew right by love

Nada mulai menyanyikan lagu itu sembari memetik gitar akustiknya. Pandangan matanya masih tertuju pada Bunda Din. Lalu mengalihkannya, sehingga kini Nada menatap teman laki-laki Bunda Din.

Remember the way you made me feel

Such young love but something in me knew

Kini Nada mulai beradu pandang dengan teman laki-laki Bunda Din. Namun beberapa saat kemudian, teman laki-laki Bunda Din memutuskan pandangan mereka lalu beralih menatap Bunda Din sembari menyentuh punggung tangan Bunda Din dengan lembut. Membuat Bunda Din mengalihkan pandangannya dari Nada.

That it was real

Frozen in my head

Melihat kini Bunda Din dan teman laki-lakinya saling berpandangan dan saling mengulum senyum, membuat hati Nada menghangat.

DRAFT 2 -Jasa Pendamping ( ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang