0 + 8 = 8 | bobrok

6.6K 711 38
                                    

Semalam gue baru bisa tidur tepat jam 2 pagi, niatnya gue mau tidur hingga jam 11 siang. Namun suara keributan di pagi hari ini memaksa gue membuka mata dan bangkit dari atas kasur.

Badjingan:( ini baru jam 6 pagi. Tapi suara keramaian bak pasar malam udah memenuhi penjuru rumah. Bahkan gue yang tinggal dilantai 3 mampu mendengar teriakan heboh mereka dengan jelas. Hiks papa.

Terpaksa gue turun kelantai bawah dan melihat keributan apa yang terjadi disana.

"WOOJIN BABI! LO UDAH SETENGAH JAM DI KAMAR MANDI! LU BERAK BATU, YA?!"

"PLEASE YA, BANG DANIEL! JANGAN BACOT, GUE LAGI KONSENTRASI MENGELUARKAN DOSA!"

Mulut gue terbuka terkejut melihat kondisi para abang tiri gue yang kini sedang berbaris rapih didepan kamar mandi utama dilantai dasar.

Lengkap dengan muka mereka yang naber semua (:

Gue meremas ujung gaun tidur yang gue kenakan dengan gemas, lalu dengan yakin gue menepuk punggung bang jinyoung pelan, kebetulan dia yang berbaris paling belakang.

"Abang, ada apa?"

Bang jinyoung berbalik dan menunduk menatap gue sembari meringis menahan sakit. "Eh adek... Ini kita lagi memenuhi panggilan alam, dek, hehe."

"Ngh? Bukan nya disetiap kamar ada toilet, ya?"

"Air nya gak mau keluar, dek. Aduh ini si buluk lama banget sih!" runtuk bang jinyoung sembari meremas perutnya gemas.

Gue meringis, pasti sakit banget rasanya. "Kok bisa barengan?" gumam gue pelan, iris gue bergulir menatap para abang tiri gue.

Mendengar gumaman gue, bang jihoon menjawab dengan penuh dengan penuh penekanan. "Salahin bang jisung! Dengan laknatnya bikin challenge samyang + bon cabe level 30! Jingan!"

Bibir gue terkatup sesaat, sampai sebersit ide melintas dikepala gue. "um, mau pakai kamar mandi gue dulu? Kebetulan airnya normal, kok."

Set.

Seluruh abang tiri gue menoleh dengan binar mata yang menatap gue bagaikan air ditengah padang pasir.

"I LOVE YOU, SAYANG! ABANG PINJEM YA KAMAR MANDINYA!" teriak bang seongwoo sembari berlari menaiki tangga.

"SEONGWOO BANGSAT! KAN YANG DITAWARIN GUE!" bang jinyoung berteriak mengikuti langkah bang seongwoo yang kini sudah berada dilantai atas.

"GUE JUGA NUMPANG YAK, DEK!"

"DEK HUHU! KENAPA ABANG GAK DITAWARIN JUGA?!" rengek bang jaehwan dengan tampang memelas.

Gue meringis gugup sembari menggaruk kepala gue yang tidak gatal.

Ah pagi hari yang damai.

-


Tepat jam sepuluh pagi. Setelah keributan tadi, akhirnya sekarang telinga gue bisa tenang.

Damai.

Ah anyway hari ini merupakan hari kerja, jadi dirumah gue cuma bertiga sama bang seongwoo dan guanlin, yang entah kenapa gak masuk sekolah. Karena proses pendaftaran sekolah baru selesai, jadi gue baru bisa masuk besok.

Dan sekarang gue bingung harus ngapain, gabut juga. Gue menidurkan diri gue diatas rumput yang berada di taman belakang, manik mata gue menatap langit dengan malas.

Eh iya, kan ada tae! Secepat kilat gue duduk dan meraih handphone yang tergeletak tak jauh dari tempat gue.

Jemari gue sibuk menari diatas layar handpone untuk menghubungi taehyung.

Brothers Conflict [Wanna One] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang