1 + 6 = 16 | kenapa

5.8K 658 11
                                    

Guanlin mendecih saat melihat balasan dari choyorie, lalu tanpa pikir panjang, ia melempar handphone miliknya sendiri keatas meja hingga menimbulkan dentuman cukup keras, sontak minhyun yang sedang duduk tenang membaca majalah Esport tersentak kaget.

"Nyet! Lo kenapa sih? Handphone kok dilempar-lempar!" omel minhyun yang hanya dianggap angin lalu oleh tersangka. Guanlin malah menenggelamkan wajahnya ditumpukan bantal sofa.

Guanlin tuh lagi kesel, malah diomelin.

"Kenapa lo?" tanya jihoon yang baru datang dari dapur. Kedua tangannya dipenuhi oleh makanan ringan. Jihoon duduk disofa tepat berhadapan dengan guanlin.

"Bukan urusan lo."

"Dih sianying," desis jihoon kesal.

Demi ketenangan batinnya, minhyun bertanya untuk merubah suasana, tapi sayangnya minyun gak tau kalau pertanyaannya semakin menyulut emosi guanlin.

"Anyway, chiyorie kemana, ya? Kok belum pulang."

Jihoon menjawab dengan jutek. "Dia lagi main, sama cowok yang punya senyum kotak kaya teh kotak, namanya siapa tau, gue lupa."

"Taehyung," koreksi guanlin dengan nada malas.

"Nah!"

Mendengar nama itu, minhyun menautkan kedua alisnya bingung, kepalanya berkerja keras menggali sekeping memori,  "taehyung yang gue tau itu cuma kim taehyung anak Bangtan," kata minhyun.

"Ya emang siapa lagi? Ada berapa banyak taehyung disini?" tanya guanlin dengan tidak santuynya.

Ok, sekarang minhyun mulai mengerti kenapa guanlin bersikap seperti cewek datang bulan.

"Kita dulu sempat ribut kan sama mereka? Duh apa chiyorie baik-baik aja ya? Kalau mereka mau bales dendam lewat chiyorie gimana?" tanya minhyun yang mulai khawatir.

Jihoon memutar kedua bola matanya malas saat mendengar pertanyaan minhyun, "fyi, chiyorie udah kenal mereka lebih dulu sebelum ketemu kita. Diliat dari sudut pandang gue,dan sikap mereka, mereka gak mungkin nyakitin chiyorie."

Mendengar itu, minhyun mendesah lega. Tapi tetap aja dia heran, kok bisa ya dunia sesempit ini? Padahal dulu mereka anti banget sama gengnya jin dan kawan-kawan, lah kok sekarang adik perempuan mereka bisa dekat sama geng itu?

Lupakan, sekarang ada hal penting lain yang terus-menerus menganggu pikiran minhyun. Kini minhyun beralih menatap guanlin dengan serius.

"Lin, lo sampai uring-uringan gini pasti ada hubungannya sama chiyorie kan? Jujur sama gue, lu tertarik sama dia?"

Set!

Reflek, tidak sampai sedetik setelah minhyun menyelesaikan kalimatnya, guanlin menoleh dengan horror kearah minhyun.

"Lo gila?!" pekik guanlin.

"Santuy, bro, santuy!"

"Anjing, bang! Lo kok bisa-bisanya mikir guanlin tertarik sama chiyorie? Sarap lo ya? Guanlin kan homo sama seonho!" bela jihoon.

Minhyun shock, guanlin makin kesal.

"Bangsat lo berdua! Dah lah!" tangan guanlin terayun melempar jihoon dengan bantal, setelah itu ia pergi dari ruang keluarga tanpa memperdulikan handphonenya yang masih tergeletak diatas meja.

"Gila, galak banget..." jihoon memeluk bantal yang tadi guanlin lempar seraya menatap kepergian guanlin.

"Ya lo goblok, udah tau dia lagi sensi malah diledekin, gak cuma guanlin yang mulai perhatian ke chiyorie, lo juga udah mulai menerima dia, kan?" tanya minhyun.

Brothers Conflict [Wanna One] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang