3 + 3 = 33 | naniiii?!

5.6K 620 34
                                    

Tadi Guanlin bilang apa?

Buat memastikan, gue menarik lengan kanan Guanlin lalu menggigit lengannya. Gak begitu kencang, tapi cukup ngebuat Guanlin berjengit kesakitan.

"Fak! Lo ngapain? Tangan gue sakit!" Guanlin menarik tangannya menjauh dari mulut gue. Bisa gue lihat bekas gigi gue tercetak dilengannya.

"Ah sakit, ya?" Tanya gue dengan polosnya.

"Ya sakit anjir! Lo ngapain gigit gue?!"

"Ya abisnya lo kaya orang mabok! Ngomong apa coba tadi?!" Balas gue gak kalah sewot.

Uwah, gue berharap telinga gue lagi salah denger aja, asli aneh aja waktu Guanlin bilang dia suka sama gue, padahal dulu dia kan benci banget sama gue, resek banget malah.

Lampu merah berubah menjadi hijau, Guanlin berdecil pelan sebelum menjalankan kembali mobilnya, yah dia marah:(

karena merasa gak enak gue meminta maaf ke Guanlin.

"Maaf, habisnya lo ngaco banget bercandanya..." gue bergumam pelan seraya membuang muka menghadap ke jendela, menatap jalanan yang mulai ramai oleh beberapa kendaraan. agak malu juga meminta maaf gini, tengsin cuy.

"Hah, bercanda ya?" Bisik Guanlin pelan. pelan tapi masih bisa gue dengar. terus kalau bukan bercanda yah apa lagi? tanya gue dalam hati.

perjalanan ke sekolah cuma butuh waktu 10 menit, tapi entah kenapa sekarang rasanya lama banget. gue mau buru-buru sampai disekolah.

-

"Rie? Tumbenan banget tadi berangkat sama Guanlin," Hana bertanya sewaktu datang kedalam kelas gue. dia berjalan bersama Fira menuju tempat duduk gue dan Hani, ditangannya membawa kantung berisi aneka manisan.

Hani yang menjawab sekaligus bertanya. "Lah? Baru pertama kali liat lo?

Hana mengedipkan mata bingung, dia menarik bangku -yang entah milik siapa- mendekat ke meja tempat duduk gue. "Emang iya ya? Kok gue baru tau sih..."

"Dah lah, bodo," ucap Fira dan Hani bersamaan. melihat mereka pasrah sama sikap Hana gue hanya bisa terkekeh pelan.

"Kira-kira tahun ini, angkatan kita Tour kemana ya?" tanya Hani merubah topik pembicaraan. Bel masuk sekolah berbunyi 30 menit lagi, ,asih cukup lah buat kita mengobrol.

Gue menopang dagu, "ke Spore? ah atau ke Selandia?

"Nah loh, mantep juga itu," jawab Hana tertarik.

Fyi, bukan maksud sombong atau gimana ya, sekolah tempat gue menimba ilmu ini salah satu sekolah swasta terbesar disini, jadi kalau soal Tour ke luar negeri itu cuma hal sepele. Besar uang SPPnya aja setara dengan pergi ke Dubai selama seminggu :)

"tunggu, tunggu, Rie lo enak banget milihnya, emang kita bisa request ya?" bingung fira.

Duh...

gue melirik Hani gugup, meminta bantuannya Hani melewati tatapan mata.

Kasih tau tidak ya... 

"Kalau dia yang request pasti bisa. Bapaknya iku loh penyumbang dana terbesar buat sekolah ini."

Bisa gue lihat Hana dan Fira kaget, ah maklum, gue gak pernah nyinggung tentang orang tua gue di depan mereka, cuma Hani dan beberapa orang aja yang tau.

Brothers Conflict [Wanna One] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang