5 + 8 = 58 | Oke

4.2K 513 24
                                    

"Taehyung! Kuping Rooney jangan ditarik!"

"Kucingnya gemesin banget, Rie, ueueue."

"Ah mou! Bang Yoongi minggir dong! Jangan tidur di jalan!"

"Bang Jimin! Jangan sentuh gundam gue!"

"Bang Hoseok?! Kenapa komik gue berantakan semua! Yak Jeon Jungkook! Jangan sentuh Komik yang ada dirak bawah!"

"Bang Jin awas! Kenapa malah berdiri didepan pintu sih?!"

Prang!

"BANG NAMJOON!"

"Maaf sayang! Benar gak sengaja deh!"

Gue sekarang pundung dipojokan. Tiduran di pojok ruangan sambil memikirkan bagaimana cara merapihkan rumah yang udah berubah layaknya kapal pecah ini.

Rumah gue disatronin oleh 7 orang paling rusuh. Bayangkan, disaat gue bilang kalau gue lagi sendiri, mereka semua memutuskan untuk bertamu kerumah gue. Bilangnya sih mau nemenin gue biar gue gak kesepian.

Tapi sial, gue malah di buat pusing gini!

Seluruh Abang tiri gue lagi gak dirumah, mereka lagi sibuk sama kegiatan masing-masing. Biasanya sih ada satu atau dua orang yang dirumah, tapi kali ini mereka semua benar-benar sibuk diluar. Ya jadinya gue sendirian di rumah (mansion) ini, dan entah kebetulan dari mana Taehyung texting bilangnya mau main kesini.

Gue senang sih kalau ada mereka, teman kecil sejak jaman gue baru segede upil paus. Tapi kalau rumah gue jadi kapal pecah kaya gini ya gue emosi juga lah.

Mau marah tapi sayang.

Bang Yoongi berjalan menghampiri gue. Tanpa basa basi dia mengangkat badan gue layaknya membawa anak kecil. Gue digendong kaya bayi koala.

"Nanti kita rapihin rumahnya. Sini duduk dulu," Bang Yoongi membawa gue menuju sofa besar lalu menurunkan gue dengan pelan.

"Beneran nih ya?" Tanya gue penuh harap.

Jungkook yang duduk di hadapan gue bersama Taehyung cekikikan sendiri.

"Bohong lah, mana mau kita beresin," kata Jungkook sambil tertawa jahil. Taehyung mengangguk mengiyakan sambil ikut tertawa.

"Ih abang!"

"Bercanda Rie, nanti beneran di beresin kok," Kata Bang Namjoon sembari mengusap kepala gue. Kebetulan dia ada disamping gue. Jadi gue di apit oleh Bang Yoongi dan Bang Namjoon. Sisanya duduk memisah di sofa lain.

"Cape yah mba? Kapan lagi coba rumah lu di acak acak sama cowo ganskuy kaya kita,"kata Jungkook santai, senyum jahil dibibirnya belum juga luntur.

"Tau nih, segini mah belum ada apa apa nya tau," Taehyung menanggapi omongan Jungkook.

Gue berdecak kesal, "ck lo berdua mau gue banned dari sini hah?"

"Banned gak tuh wkwkw," tawa Jungkook dan Taehyung pecah.

Sebelum makin rusuh, Bang Yoongi bergerak cepat. Dia melempar wajah kedua orang nyebelin itu menggunakan bantal.

"Ketawa lo berdua jelek! Diem!" Omel Bang Yoongi dengan wajah kesalnya. Sekarang gantian gue yang tersenyum mengejek ke arah Jungkook dan Taehyung.

"Ri gabut nih, nyalain TV nya dong," rengek Bang Hoseok yang sedang tiduran di atas karpet.

Ah, remote televisi berukuran besar yang ada dirumah ini jaraknya jauh dari jangkauan gue.

"Nyalain sendiri ah, kalau ngga kedapur aja sana," jawab gue tanpa tenaga sambil menyandarkan diri disofa empuk yang baru Bang Jisung beli beberapa hari yang lalu.

"Hah?" Bingung Bang Hoseok.

Gue terkekeh pelan, ah humor gue rendah banget sih.

"..."

"...Goblok," celetuk Bang Yoongi yang mengerti.

Yang lain nya juga mulai mengerti dan hanya mendengus geli.

"Di dapur mah oven anjir!" kesel Bang Hoseok, tangannya mencubit betis gue pelan, bukan sakit gue malah merasa geli.

"Hahaha bentuk nya sama tau."

Kita bercanda sekaligus membicarakan banyak hal random. Sampai tiba-tiba gue melontakan satu pertanyaan yang sempat membuat semuanya terdiam.

"Jadi, ada hal apa yang mau kalian omongin?" Tanya gue langsung ke intinya. Mereka gak mungkin datang kesini tanpa tujuan penting.

Taehyung cengengesan sambil menggaruk kepalanya sendiri, Jungkook senyum sok polos. Bang Yoongi memilih memejamkan matanya seolah-olah gak dengar pertanyaan gue, Bang Namjoon membuang mukanya begitu bertatapan dengan gue, lalu Bang Jin sok sibuk menatap layar ponselnya yang sejak tadi cuma bolak balik melihat aplikasi, sedangkan Bang Jimin dan Bang Hoseok saling menyenggol satu sama lain.

Udah pasti ada hal yang mau mereka sampaikan.

"Cepetan ih, mau bicarain apa?" Tanya gue yang mulai jengah.

Bang Jimin membuka mulut, dia terlihat agak ragu tapi mencoba memberanikan diri, "jadi gini..."

"Kenapa?"

"Aduh gimana ya, Lo yang ngomong dah, Kook," Bang Jimin menendang kaki Junhkook.

"Dih?!"

"Cepetan!" Desak Bang Namjoon yang ikut gak sabaran.

"Ah! Jadi tujuan kita kemari tuh mau ngajak lo pergi Jepang," kata Jungkook dengan cepat.

Eh? Mata gue mengerjab beberapa kali, terkejut dengan informasi yang baru aja dilontarkan oleh Jungkook.

'Jepang?' Dalam rangka apa, bisik gue dalam hati.

-

Rumah.

Bagi sebagian orang, rumah adalah temoat nyaman yang selalu menjadi tujuan seseorang untuk pulang. Tapi gak buat Taeyong, bagi dia, rumah merupakan neraka kecil yang diciptakan oleh iblis yang dia panggil Nenek.

"Lee taeyong, dari mana kamu? Ada apa sama wajah kamu?"

Baru juga Taeyong pulang, pertanyaan dingin dari Neneknya telah membuat tubuh Taeyong terdiam kaku.

"Kamu bisu?" Cetus Nenek Park sinis.

Wanita yang umurnya telah mencapai setengah abad itu berjalan menghampiri cucu laki-lakinya dengan wajah dingin tanpa ekspresi.

Taeyong bingung harus menjawab apa, karena gak mungkin dia jujur kalau dia habis dihajar sama Suho.

"...Taeyong habis menolong orang, Nek. Tadi ada preman yang men—"

Plak!

Penjelasan Taeyong terhenti begitu tangan Neneknya melayangkan satu tamparan diwajahnya.

"Ceroboh! Kamu pikir kamu itu pahlawan? Jangan suka ikut campur urusan orang lain. Kamu harus ingat, wajah kamu itu salah satu asset penting! Kamu sudah tau, kan kalau besok ada pertemuan penting untuk membahas pernikahan kamu? Kamu ingin mempermalukan Nenek dengan wajah yang rusak itu?!"

Memuakan.

Tangan Taeyong mengepal dengan kencang. Kalau bukan demi Chiyorie, dia gak akan mau hidupnya di atur oleh rubah tua itu.

Sabar.

Hanya sabar yang bisa dia lakukan saat ini.

"Maaf, Nek."

"Pergi. Saya muak lihat wajah kamu."

Dalam hati Taeyong berdoa, semoga dia bisa cepat bebas dari jeratan ini.

Tbc

Brothers Conflict [Wanna One] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang