1 + 1 = 11 | iyain

6.6K 702 74
                                    

"Kookie!"

Gue memekik panik melihat kondisi jungkook yang basah karena tersiram kuah bakso. Wajahnya yang mulus jadi makin mengkilap karena minyak dari kuah yang menyirami wajahnya tadi.

Semua yang ada dikantin terkejut, bahkan chaerin sampai menjatuhkan mangkok yang dia pegang saking terkejutnya.

"Rie!"

Belum sempat melihat si pemanggil, kepala gue udah terlebih dahulu bertubrukan dengan dada bidang seseorang. Tangannya melingkar disekitar bahu gue, melilit dengan erat.

Gue gak memberontak, gue tau siapa ini.

"Taehyung, lepasin. Gue gapapa, justru jeka yang kenapa-napa."

Taehyung melepaskan dekapannya mengabaikan ucapan gue dan malah mendelik galak kepada chaerin. "Oh my god! Heh lo! Lo cewek centil dan ganjen! Lo mau apain cewek gue?! Mau ribut lo sama gue?!"

"Wanjeng! Tet santuy!" hani menarik kerah bagian belakang milik taehyung untuk mencegah lelaki itu maju sok ingin melawan chaerin.

Jungkook berdehem, dengan santainya ia menyingkap poninya yang basah keatas hingga membuat segerombolan siswi memekik terpesona melihat dahi jungkook. Tapi gak buat chaerin, dia malah berdiri kaku menatap jungkook takut-takut.

"m-maaf.. Gue gak bermaksud nyirem lo," bisik chaerin pelan.

"Berisik."

"La-lagian itu juga bukan salah gue sepenuhnya! Andai lo gak sok pahlawan ngebelain cewek gatel itu pasti lo gak---

Jungkook menyela ucapan chaerin, matanya kian menajam saat menatap chaerin. "Gue bilang berisik! Tutup mulut lo. Pergi, jangan ganggu chiyorie lagi, atau lo akan tau akibatnya, sampah."

Hening.

Gue melirik chaerin hati-hati, duh perkataan jungkook kelewatan. Mau gimana juga pasti sakit kalau disebut sampah, bahkan ditengah banyak orang gini.

Pikiran gue terbukti, manik bulat milik chaerin berkaca-kaca siap menurunkan hujannya. Gue menghela nafas seraya mencengkram lengan blazer milik jungkook.

"Kook..."

Seolah mengerti, kedua alis jungkook bertaut gak suka. "Tapi ri--

Perkataan jungkook terhenti saat tiba-tiba chaerin pergi di ikuti oleh dua orang teman nya tadi.

Duh abang jeka udah bikin anak gadis orang nangis... Dan itu karena gue.

-

Gue mengacak surai rambut sepinggang gue dengan gemas. Bayangkan, dalam sehari gue udah mampu menarik perhatian murid satu sekolahan.

Dikelas, gue dikerubungi banyak orang yang kepo dengam hubungan gue dengan para pilar sekolah. Ya pilar, guanlin -yang katanya- si ganteng tapi dingin, terus jungkook si cuek sampai di badboy seperti taehyung. Mereka gak tau aja, setelah dicecer beberapa pertanyaan, gue hanya mampu jawab seadanya dan itu pun d yang bantu oleh hani.

Dan kenapa image dua teman masa kecil gue itu beda banget dari yang gue kenal? Jungkook cuek? Your eyes! Dia itu orang paling nyebelin, evil! Dan taehyung badboy? Hngg gue gak bisa nyangkal sih kalau yang ini... Tampang taehyung emang mendukung, tapi setau gue, taehyung itu lelaki nomor 3 yang benar-benar menjaga gue, aneh saat tau kalau dia terkenal karena sifat bad nya karena suka main sama perempuan lain.

Bel tanda pulang sekolah berdering, gue yang sejak tadi tenggelam didalam pikiran gue sendiri akhirnya tersadar dan mulai merapihkan tas gue, siap untuk pulang.

Niatnya gue gak mau langsung pulang, gue mau me time ke salah satu mall disini, gue mau beli beberapa barang karena gue baru aja dapet titah dari papa gue.

Kaya gini isinya :

Papa suho
Dek, papa udah kirimin kamu uang 20 jt ke rekening kamu. Habiskan, kalau dalam dua hari gak habis, kamu papa hukum buat habisin 100jt dalam sehari.

Hiks, mau gue tuker tambah aja nih bapak-bapak:(

"Honey! Gue duluan, ya," pamit gue kepada hani yang dijawab oleh acungan jempol, setelah itu gue melangkah keluar setelah melambai singkat kepada beberapa teman baru gue dikelas.

Kedua alis gue terangkat, mata gue mengerjab beberapa kali untuk memastikan pandangan didepan gue sekarang.

"Pulang."

Guanlin bersandar ditembok dengan tangan terlipat didepan dadanya. Ini dia ngajak gue pulang bareng?

Susah payah gue menelan ludah. Kok gue agak takut ya sama tatapan dingin guanlin. Jancok.

"Anu.. Lo bisa pulang duluan, gue mau ke Mall dulu."

"Yaudah, ayo."

Hah?! Kok malah ayo?! Biasanya laki-laki tuh gak suka kan ikut perempuan belanja?

"Ayo apa? Lo bisa---

"Gue ikut. Ayo cepetan!" kesal guanlin, tangan nya menarik lengan gue dengan pelan.

Haaah... Pulang pergi digandeng terus, padahal ini gak lagi nyebrang, kan jadi enak:( eh.

-

"Itu juga mau lo beli?" guanlin menunjuk action figure yang ada di meja.

Guanlin membawa gue kesalah satu Mall besar yang lokasinya gak jauh dari sekolah gue, dan kebetulan disini ada Anime Store yang tempat nya cukup besar, jiwa otaku gue langsung memberontak saat melihat jajaran action figure dan beberapa manga lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Guanlin membawa gue kesalah satu Mall besar yang lokasinya gak jauh dari sekolah gue, dan kebetulan disini ada Anime Store yang tempat nya cukup besar, jiwa otaku gue langsung memberontak saat melihat jajaran action figure dan beberapa manga lama.

Yang bikin gue takjub, guanlin gak malu waktu gue minta masuk kesini. Biasanya Otaku kaya gue itu dipandang memalukan bukan?

"Woi! Jawab, gue nanya," guanlin menjentikkan jarinya didepan wajah gue.

"Huwa! I-iya gue mau, kak."

Kakak, jelas gue harus manggil dia kakak. Fyi dia lebih tua 6 bulan dari gue.

Entah dia sadar atau gak, sesaat matanya memicing gak senang saat gue memanggil dia kakak.

"Tunggu sini, gue bayar dulu."

Refleks, gue menahan tangan nya. "Jangan! Biar gue aja, kak."

"Can you stop it? Berhenti manggil gue kakak."

Deg, jantung gue hampir berhenti untuk sesaat, dada gue terasa mencelos hingga perlahan-lahan gue melepaskan jemari gue dari lengan kekar guanlin.

Apa... Dia masih gak mau nerima gue sebagai saudaranya karena itu dia gak mau gue panggil kakak?

Gue menunduk.

"Maaf..."

Tbc

Brothers Conflict [Wanna One] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang