1 + 3 = 13 | beres beres

7.1K 697 35
                                    

Setiap orang selalu punya kebiasaannya masing-masing, termasuk gue. Setiap bangun tidur udah jadi kebiasaan gue harus meminum air putih, tapi sialnya gue selalu lupa mengambil air minum malamnya, jadi mau gak mau gue harus turun kedapur. Padahal gue masih mau rebahan, hikseu.

Baru jam 7 pagi. Perasaan baru kemarin gue mulai masuk sekolah, eh sekarang udah hari sabtu aja.

Mau mandi tapi airnya lagi marah sama gue, dingin banget euy :( padahal udah gue kata-katain biar panas tapi tetep aja dingin. Hahh... Emang sabar banget tuh air.

Oke lupakan, sekarang turun kebawah dan minum, setelah itu mari lanjutkan tidur sampai siang. Sayang nya itu mustahil, mata gue menangkap pemandangan yang membuat gue bingung sekaligus heran.

Diruang keluarga, ke-sebelas abang gue udah duduk dengan rapih, lengkap dengan pakaian sehari-hari mereka.

"Morning abang... Lagi bahas apa?" sapa gue sesaat setelah duduk disamping bang jihoon. Kayanya gak enak deh kalau gue gak ikut ngumpul, mungkin ada hal penting yang mau dibahas.

"Aduh baru bangun aja cantik, dek. Morning sayang," sapa bang seongwoo lengkap dengan senyum cerahnya. 

Senyum bang seongwoo luntur saat bang Daniel memukul punggungnya, gak kenceng, tapi cukup sakit.

"Njing!"

"Jangan centil sama adek gue!" sewot bang Daniel.

"Mohon maaf, pak. Dia adek saya," sela bang minhyun.

"Yeuh babi! Chiyorie adek gue!" protes bang sungwoon.

Tolong, gue bisa mati kalau direbutin kaya begini.

Karena kondisi semakin rusuh, bang jisung melerai dengan segenap kata-kata bijaknya. "Diem, satu bego, kesemuanya ikut bego. Dia adek kita, KITA."

"Kita bego, jadi lu juga bego, fix."

"Heh! Siapa ngomong tadi?!" semprot bang jisung.

Gue bungkam, abang-abang yang lain menyeringai senang mendengar ucapan anonim dari salah satu mereka. Gue tau siapa yang nyeletuk tadi, jelas tau karena orangnya duduk disebelah gue :(

"Ck, lupakan. Sekarang lanjut ke topik pembahasan, hari ini kita bersih-bersih rumah, deal?" bang jisung meminta persetujuan kita semua.

Serentak semuanya mengiyakan, termasuk gue. Hari minggu, gak ada salahnya gue bergerak dikit buat bersih-bersih rumah.

"Good. Karena ada chiyorie, kita jadi pas 12. Untuk tugas bersih-bersih nya kita bagi jadi 6 kelompok, satu kelompok 2 orang."

"Fak, kaya pembagian kelompok dikelas aja," gerutu guanlin.

"Guanlin, diem. Lo mau koleksi supreme lo gue bakat abis?" ancam bang jisung yang sangat mempan untuk guanlin, dia langsung menutup mulutnya seraya senyum tanpa dosa kepada bang jisung.

Melihat itu gue tersenyum samar, ternyata segalak-galaknya guanlin dia masih takut sama bang jisung.

"Lo gila? Senyum-senyum sendiri..." bisik bang jihoon tepat ditelinga gue dan itu membuat gue tersentak kaget, reflek menoleh dan menatap bang jihoon kesal.

"Abang!" desis gue pelan.

Bang jihoon menggerakan mulutnya, mengucapkan kata 'apa' tanpa suara disertai senyum mengejek.

Gyaaah! Menyebalkan.

"Kenapa dek?" tanya bang jinyoung.

"Nggak kok, bang. Hehe..."

"Oke mulai ya, seongwoo sama Daniel beresin halaman depan."

"Dih?! Kok gue malah sama si budak kucing?! Kan mau nya sama dedek gemes!" protes bang seongwoo gak terima, merasa tertolak bang Daniel mendelik bengis.

"Gue juga gak mau sama lo!" balas bang Daniel.

"Diem, njing! Next lah, minhyun sama sungwoon beresin dapur dan belanja segala macem kebutuhan rumah. Gila aja kulkas gede isinya cuma air putih."

"He'eh iya siap, pak." jawab bang Minhyun malas. Bang sungwoon juga siap-siap aja, dia malah seneng.

"Nah sekarang woojin sama daehwi, lo berdua beresin lantai 2," perintah bang jisung yang disamhut protesan gak terima.

"Stop, bang! Stop! Lantai dua tuh isinya kamar cah lanang semua! Gila aja gue berdua sama si buluk beresin kamar lo pada yang jauh dari kata rapih itu!" jelas kak daehwi dengan nada sewotnya.

"Iya! Apalagi kamar jaehwan! Gila gak kuat gue!" timpal bang woojin.

"Monmaap! Kamar gue rapih bin wangi gitu malah dihina, babi!"

Kak daehwi semakin kesal. "Rapih your eyes! Sempak lu noh berserakan dimana-mana!"

"BUSET DAH! GUE MAU RESIGN AJA JADI ABANG PERTAMA! MAU GILA PUNYA SAUDARA KERJAAN NYA TUBIR MULU!"

"Santuy atuh mang, mian mian. lanjutkeun hayu lanjutkeun," lerai bang sungwoon.

"Ck, sekarang lantai tiga."

Oke, itu lantai yang menjadi teritorial kekuasaan gue.

"Chiyorie sama guanlin beresin lantai 3, ah jihoon sama jinyoung juga gabung ke kelompok chiyorie, oke?"

"Ngh oke, bang," balas gue.

"Yoo," jawab bang jihoon malas, sedangkan guanlin hanya terdiam pasrah. Beda dengan bang jinyoung yang biasa-biasa aja. Bahkan terkesan senang?

"Lah jadi sekelompok 4orang? Hm Jadi sisa gue sama lu doang nih bang," kata bang jaehwan kepada bang jisung.

"Gue? Nggak cok. Lu doang, terakhir jaehwan, tugas lo bersihin halaman belakang sama kolam renang."

Kedua alis gue bertaut bingung, yang lain juga sama bingungnya dengan gue.

"Hah?! Gue sendirian? Terus tugas lo apaan, njing?" tanya bang jaehwan dengan tidak santuynya.

Tapi respon bang jisung malah membuat beberapa orang emosi. Bang jisung tersenyum manis seraya bersandar disofa.

"Tugas gue ya cuma mengamati lo semua yang kerja. Kan gue----

ucapan bang jisung terputus oleh teriakan heboh bang seongwoo.

"FORMASI NOMOR 69!"

"ANGKAT TERSANGKA DAN BAWA KE HALAMAN BELAKANG!

"YOSH!"

"WOANJING! KENAPA GUE DI ARAK-ARAK GINI SAT?!"

"DIAM, PEMALAS!"

"CEBURIN AJA KE KOLAM! CEBURIN!"

"GAK ADA AKHLAK LO SEMUA!" maki bang jisung sebelum terlempar ke kolam.

Dengan terceburnya bang jisung kedalam kolam, agenda bersih-bersih hari ini dinyatakan gagal dengan bahagia.

Brothers Conflict [Wanna One] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang