6 + 3 = 63 | Ambil rapot

4.1K 523 20
                                    

Akhirnya! Setelah menempuh segala macam soal ujian akhirnya tiba masanya mengambil rapot. Tapi gue mau berserah diri aja kepada Tuhan (: gue gak mengharapkan dapat nilai tinggi, bisa naik kelas aja gue udah syukur.

Gue agak sedikit lega, masalah izin ke Jepang udah gue peroleh, dari Abang hingga ke para Om-Om gue udah tau kalau gue akan kembali ke Jepang untuk beberapa saat. Kata Bang Yoongi juga kita akan berada disana selama seminggu sampai 2 minggu, ya masih perkiraan lah ya.

"Chiyorie? Udah belum?" tanya bang sungwoon didepan pintu kamar gue.

Ya hari ini Bang Seungwoon yang akan mengambil rapot gue dan Guanlin, tapi karena waktunya bersamaan dengan kelas Guanlin, Bang Seungwoon jadi gak bisa mengambil rapot milik gue. Yah, gue jadinya minta tolong Bang Namjoon buat ngambilin rapot gue.

Hm mantap. Enaknya punya banyak abang gini.

"Dikit lagi, Bang!" Teriak gue setelah selesai memoleskan lipglos di atas bibir gue.

"Yaudah, Abang sama Guanlin duluan ya. Namjoon udah nungguin kamu di bawah!"

"Okeee!"

Selesai bercermin, gue segera bergegas turun ke lantai dasar, ah gak sabar ketemu sama Bang Namjoon!

"Adek jangan lari-larian kalau turun di tangga," Tegur Bang Jisung.

Ab ternyata ada Bang Jisung juga, gue meringis kecil lalu menghampiri kedua abang gue.

"Ohayou, oni-chan tachi!" Sapa gue dengan bahasa Jepang.

"Dek! Abang cuma tau ikkeh-ikkeh kimochi doang loh! Ngomongnya pake bahasa yang normal kek!" Oceh Bang Namjoon sambil mengacak poni gue gemas.

"Pagi sayang, cepetan deh berangkat. Takut keburu rame loh," kata Bang Jisung halus.

Gue mengangguk semangat, sambil berjinjit gue mencium pipi Bang Jisung sekilas lalu segera menarik Bang Namjoon keluar.

Ah gak sabar!

-

"Heh peringkat berapa lu cil?" tanya bobby.

"Cil?"

"Acil, anak kecil hehe," jawab Bobby dengan cengiran yang terlihat sangat menyebalkan di kata gue.

"Gue pukul lu ya?!" Gue langsung ngegas. Sial, mentang-mentang dia tinggi jadi seenaknya manggil gue anak kecil.

Sekarang gue lagi duduk didepan kelas bersama anak-anak yang lain, kita semua menunggu wali masing-masing yang sekarang sedang mengambil rapot. Bang Namjoon juga udah dari tadi didalam kelas, entah kenapa rasanya lama banget didalam.

Tiba-tiba gue merasakan ada tangan yang menusuk-nusuk pipi gue, saat gue menoleh ke kanan, gue melihat Bobby yang sedang tersenyum manis.

"Pipi lu lembut banget astaga, mau gue gigit!" Heboh Bobby yang memancing banyak mata hingga kini gue menjadi pusat perhatian.

"Bobby!" Pekik gue pelan sambil menyubit lengan kekar milik anak basket itu.

"Heh istri gue nih! Jangan disentuh sembarangan!" Eunwoo, laki-laki berkulit putih itu menarik gue mendekat ke sisinya. Tanpa beban dia mengusap-ngusap pipi gue yang tadi dicubit oleh Bobby.

Astaga, mantap sekali hidup ini.

"Istri pala lu! Awas lu, jangan deket-deket sama temen gue!" Hani tiba-tiba datang seraya memberi pukulan pelan dikepala Eunwoo.

Temen gue emang keren! Gue tertawa pelan lalu mengusap kepala Eunwoo secara hati-hati.

"Bang Namjoon yang ambil rapot, Rie?"

"Iya dong kakak, ah tuh dia orangnya udah keluar. Gue duluan yang kawan-kawan," pamit gue sebelum berlari menghampiri sosok tinggi dengan lesung pipi yang manis.

"Gimana, naik kelas gak Bang?" Tanya gue begitu sampai didepan Bang Namjoon.

"Naik kelas, kok. Yah peringkat 19 dari 36 anak. Standar lah ya."

Astaga, kok antara lega sama down ya dengernya. Ya tapi gapapa lah, yang penting naik kelas.


-
14.05

Chiyorie : Kak, dimana?

Taeyong : dikursi deket jendela
Taeyong : rambut Kakak terang gini masa kamu ga liat?
Read

Hah? Rambut terang? Mata gue menangkap helaian merah jambu yang menyumbul dikursi paling ujung. Hingga si pemilik kepala merah jambu itu monoleh, ah sial Kakak gue manis banget.

"Chiyorie, come here!" 

Aaaaaaa rambutnya lucu. Tapi agak aneh tapi lucu juga loh.

"

Rambut kakak?"

"Keren kan?" Dia menyingkap rambutnya kebelakang hingga dahi mulusnya terekspos.

"Mirip Haruno Sakura sih, Kak."

Mendengar itu Kak Taeyong tertawa, dia menarik tangan gue agar duduk disampingnya. Di atas meja udah tersaji beberapa slice kue kesukaan gue dan minuman. 

Jadi sebenarnya Kak Taeyong tuh mau ngambil rapot gue, cuma karena dia ada urusan di kantor jadinya Bang Namjoon yang gue minta buat ambilin.

Gak ada tujuan penting juga sih, niatnya hari ini mau hang out aja sama Kakak sendiri. Toh dia juga pasti suntuk kan.

Dengan santai gue menyuap satu sendok besar berisi tiramisu kedalam mulut gue. Kak Taeyong juga sedang meminum coffe lattenya sembari berbicara santai ke gue.

"Lee taeyong!"

Kami-sama! Gue menoleh ke belakang begitu mendengar suara lantang itu. Mata gue di buat hampir keluar dari rongganya begitu mendapati Nenek yang sedang berdiri dengan tatapan marahnya.

"Astaga! Jadi hanya karena perempuan jelek ini kamu sampai kabur dari rumah?!"

AAaaaaaahhh.

Nyawa gue! Nyawa Kakak! Nyawa kita dalam bahaya!

Tbc

Brothers Conflict [Wanna One] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang