"Chingu..."
"Chingu kenapa?"
"Dia..... dia..... Aku tidak tahu Bi. Ikut aku!" Dan tanpa aba-aba, Yerin unnie menarik tanganku.
"Unnie!" Aku yang tidak mengerti apa yang terjadi hanya bisa pasrah mengikuti kemanapun Yerin unnie membawaku. Si alien Yuju juga sepertinya mengikuti di belakangku.
••••••
"Chingu-yah. Yah, Kau kenapa?" Aku bingung harus bagaimana dengan situasi seperti ini. Yang ku lakukan hanya duduk di hadapan teman tersayangku dan memangkunya di pahaku. "Unnie?"
"Aku tidak tahu Bi. Ku kira dia tidur, jadi aku hanya mengawasinya saja. Tapi saat aku ingin mengeluarkannya, dia sama sekali tidak bergerak."
"Yah! Aku baru meninggalkanmu sebentar, kenapa kau seperti ini? Ini masih sore, buka matamu! Yah!! Bergeraklah!!" Aku mencoba menggoyangkan tubuhnya, tapi tak ada reaksi.
"Coba ku lihat sebentar." Yuju pun ikut berjongkok dan melakukan entah apa kepada Chingu yang kini sudah berpindah ke pangkuannya. "Aku punya banyak peliharaan, kelinci salah satunya."
Aku hanya bisa melihat dengan cemas disini, Yuju unnie mengecek beberapa bagian tubuh Chingu. Menggerakkan telinganya, sampai tangannya melakukan entah apa di depan hidung Chingu.
"Sepertinya aku mengerti yang terjadi disini." Dia sudah seperti dokter pada saat seperti ini.
"Dia kenapa?"
"Berapa umurnya?" Dia justru menjawab pertanyaanku dengan pertanyaan lain.
"Aku memilikinya dari kelas 5,, 6.. sekarang 10.. Mungkin sekitar 5 tahun?"
"Dia sudah cukup tua untuk ukuran kelinci. Kukira ini memang sudah waktunya."
"Apa maksudmu?"
Yuju unnie kulihat tengah menghela nafasnya berat, tangannya kini hanya mengusap lebut bulu Chingu.
"Ucapkan selamat tinggal pada temanmu." Aku telah beberapa kali memikirkan kemungkinan terburuknya, tapi aku masih tidak percaya akan terjadi secepat ini.
"Apa?? Kau-- pasti bercanda?" Aku tersenyum getir atas ucapanku sendiri. Untuk kali ini aku berharap dia membohongiku. Ku mohon.
"Aku memang bukan dokter hewan atau semacamnya, tapi aku bisa tahu kalau dia sudah tidak bernafas."
"Kau, tidak serius kan?"
"Apa wajahku ini tampak sedang bercanda sekarang?" Aku melihatnya sebentar, dan ekspresi menyebalkan yang biasa ia tunjukkan kini tak ada.
"Tidak mungkin. Yah, kalian tadi lihat sendiri kan?" Aku melihat ke arah kedua unnie yang berada di kanan kiriku. "Dia masih baik-baik saja beberapa menit yang lalu. Kenapa bisa begini?"
"Kalau memang sudah waktunya, siapa yang tahu Bi." Yerin unnie kini ikut bergabung denganku, bisa kurasakan tangannya mengusap pelan punggungku.
"Tidak. Chingu-yah, siapa yang akan menemaniku setelah ini, hah?" Aku memarahinya tanpa alasan. "Bangunlah! Maaf aku tak mencarikanmu teman, kau pasti sangat kesepian. Chingu-yah!!"
"Tenanglah. Aku juga seperti itu dulu saat anjing kesayanganku mati. Tapi setelah mendapatkan gantinya, semuanya akan kembali normal." Si alien benar-benar tidak mengerti keadaanku.
"Aku bisa memberimu sepasang kelinci agar-"
"TIDAK PERLU!! Tidak ada yang bisa menggantikan Chingu bagiku!!" Aku berteriak, dan rasanya sedikit melegakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tembok Es
Teen FictionSetelah kau pergi, aku membangun tembok es tinggi di sekitarku. Baru ku sadari, rasa dingin ini menyiksaku. Akankah kau kembali dan menghancurkan tembok ini ? Hangatkan aku lagi.. My Buddy...