"Jessica..... sekarang dia ada di rumah sakit.""A-apa?" Aku tidak salah dengar kan. "Unnie kenapa?!?"
"Tenanglah. Dia sedang tidur sekarang, aku mengambil telfonnya diam-diam. Jess hanya tidak ingin kau khawatir." Mataku berkedip berkali-kali mencerna setiap perkataannya.
"Kau bisa kesini nanti sepulang sekolah. Jangan terlalu memikirkannya."
"Tapi kenapa Unnie bisa-" Belum sempat ku selesaikan kalimatku, Taeyeon unnie sudah memotongnya.
"Kau bisa menanyakannya nanti. Sudah dulu Eunbi, aku hanya ingin memberitahu hal itu. Semangat belajarnya! Banggakan kakakmu!"
"Kenap-"
Tut tut tuut..
Siapa hendak turuut... (abaikan)
"Dimatikan??" Padahal aku belum selesai.
Aku masih berdiri disini, dengan pikiran yang masih bingung kenapa Unnie berada di rumah sakit. Apa dia sakit? Kenapa tidak memberitahuku. Apa dia kelelahan, mungkin karena terlalu banyak lembur. Sungguh nanti aku akan memarahinya karena telah membuatku khawatir.
Plak
Ah, siapa yang berani memukul kepalaku. Ku tampakkan wajah kesal lalu berbalik badan.
"You!! What time is it?? Where's your class?!?" Kenapa petaka datang dengan buku tebal ditangannya.
"Oh, s-sorry miss." Akhirnya aku mengalah dan pergi tanpa ingin membuat masalah lagi.
Miss 'I don't know who' ini memang terlalu disiplin, sekarang baru 5 menit setelah bel masuk dan tentunya masih banyak murid yang diluar kelas. Untung saja dia tidak bertugas piket setiap hari.
••••••
Teet.. teett.. teeeettttt....
Akhirnya, suara yang di nanti-nantikan semua murid berbunyi. Tanpa perintah dan aba-aba, semua orang bergegas keluar dari kelasnya masing-masing dan berjalan bahagia untuk pulang ke rumah.
Tapi tidak denganku, saat ini aku berjalan dengan mempersiapkan kata-kata yang akan ku ucapkan pada Sica unnie saat nanti bertemu dengannya. Aku berniat memarahinya, salah siapa menyembunyikan keadaannya dariku.
Saat ini aku berjalan sendiri karena Eunseo bilang akan menunggu temannya. Aku sebelumnya sudah terbiasa, jadi ya ini bukan masalah.
"Eunbi-yah. Mau pulang?" Ku rasakan ada makhluk pendek ikut berjalan di sampingku.
"Oh, Umji-yah. Tidak, aku ingin ke rumah sakit dulu."
"Siapa yang sakit?"
"Sica unnie."
"SAKIT APA??" Tentu saja seorang Kim Yewon akan berteriak.
Sebenarnya yang sakit itu kakakku atau kakaknya sih.
"Entahlah. Tadi Dr. Kim menelfonku katanya Sica unnie ada di rumah sakit."
"Bagaimana kau bisa setenang itu? Ayo ku antar sekarang!" Dengan seenaknya dia menarik tanganku dan otomatis membuat kakiku ikut berlari menyamakan langkah dengannya.
Jujur, sebenarnya aku khawatir. Tampak luarku hanya mencoba bersikap tenang. Karena aku tahu, Sica unnie juga tak ingin melihatku mengkhawatirkannya. Dia memang egois dan tampak dingin, jadi begitu juga aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tembok Es
Teen FictionSetelah kau pergi, aku membangun tembok es tinggi di sekitarku. Baru ku sadari, rasa dingin ini menyiksaku. Akankah kau kembali dan menghancurkan tembok ini ? Hangatkan aku lagi.. My Buddy...