Possessive Playboy 3

10.6K 601 11
                                    

Waktu sudah menunjukan pukul 07.30 tetapi kedua insan itu masih nyaman dengan posisinya "Kak Ali nyuruh Iva kesini jam berapa?"

"Jam 8,"

Mata Prilly terbelalak sempurna mendengar pernyataan yang keluar dari mulut Ali, jam 8 gila aja sekarang kan udah jam tengah delapan batin Prilly "Kakak kok gak bilang sih, Prilly kan belum buatin Kakak sarapan, ck, mana udah jam setengah delapan lagi, Prilly buatin roti bakar aja ahh, kalau mau nasi nggak keburu, sekarang kakak mandi sana!" Cerca Prilly langsung turun dari kingsize nya dan melenggang pergi meninggalkan Ali.

Ali yang melihat itu hanya terkekeh, kekasihnya itu benar-benar menggemaskan, dia benar-benar sudah ketergantungan oleh gadis bertubuh mungil itu.

"Lah kok jadi gue yang disalahin, ck, ck, ck, kalau udah berdua jadi lupa waktu sih" Gumam Ali dan tersenyum geli, karena tidak ingin mendapat semprotan sambal dari mulut kekasihnya, Alipun langsung turun dari kingsize dan melenggang pergi memasuki kamar mandi.

***

Prilly yang sedang menyimpan piring berisi roti bakar di meja makan dikagetkan oleh tepukan pelan di pundaknya, ketika akan menoleh, perutnya langsung ditarik dan di dudukkan di paha seseorang, tanpa menolehpun sekarang Prilly sudah tau siapa seseorang itu Ali.

"Kak" Panggil Prilly dan menyandarkan tubuh mungilnya di dada bidang Ali, Ali hanya berdehem menjawab panggilan Prilly dan menyimpan dagunya di pucuk kepala Prilly dengan tangan yang melingkar di perut kekasihnya.

"Prilly belum beli perlengkapan MPLS"

Ali mengeratkan pelukannya dan tersenyum "Kakak aja nanti yang nyariin, paling cuma name tag aja, nanti dibicarain di rapat"

Prilly mengangguk dan melepaskan tangan Ali dari perutnya "Sarapan kak!" Seru Prilly ketika Ali akan angkat suara.

Ali mendengus kesal "Kakak mau sarapan kamu"

Prilly menghela nafas pelan dan memutar bola matanya jengah "Kakak!"

"Kiss me Please!" Rengek Ali, dalam hati Prilly terus menggerutu, apakah dia yang lebay atau memang Ali yang manja.

Prilly menghela nafas pelan "Kakak, sebentar lagi Iva datang, habisin dulu sarapannya!"

Ali menatap Prilly dengan penuh harap "Kalau habis berarti dapat Kiss dong?"

Prilly mengangguk pasrah, Ali yang melihat kepasrahan kekasihnya itu tersenyum senang dan memakan makanannya tanpa menurunkan Prilly dari pangkuannya.

Setelah memakan habis makanannya Ali menatap Prilly dengan tatapan penuh harap, Prilly yang ditatap seperti itu hanya menghela nafas pelan, melingkarkan tangannya di leher Ali dan menempelkan bibirnya tepat di bibir Ali, dilumatnya bibir Ali tanpa adanya balasan, itulah yang biasa terjadi jika Ali mengatakan Kiss me please, menurut Ali hanya ciuman Prillylah yang terbaik yang pernah ia rasakan.

Prilly menghentikan aksinya dan itu berhasil membuat Ali cemberut "Kenapa berhenti?"

Prilly menggelengkan singkat kepalanya "Lidah aku capek"

Ali terkekeh gemas mendengar suara manja kekasihnya dikecupnya kening Prilly dan membisikan sesuatu di telinganya yang membuat Prilly mendelik geli "Foreplay with me" Gumamnya sensual dan menggigit telinga Prilly.

Prilly menggeleng tegas dan menatap tajam ke arah Ali "Big NO, kakak mau rapat osis dan Iva mau datang ke sini,"

Walaupun tidak pernah melakukan hubungan intim tapi mereka selalu melakukan Foreplay. Prilly selalu berfikir, kekasihnya itu sering melakukan hubungan intim dengan selingkuhannya tapi kenapa Ali selalu merengek minta Foreplay bersamanya, alasan Ali sangatlah simple 'Cuma Prilly yang buat Kakak nyaman, Foreplay bersama Prilly lebih istimewa karena menggunakan hati dan perasaan daripada melakukan hubungan intim dengan selingkuhan Kakak yang hanya menggunakan nafsu'

Possessive PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang