Prilly menatap dirinya pantulan di cermin "Moster apa manusia sih gue?" Monolognya.
Bagaimana tidak? Mata sembab, rambut acak-acakan. Tadi dirinya tidak langsung pulang, dirinya dan Gino menyempatkan diri untuk berkunjung ke Rumah Sakit dimana Arlan di rawat, dan karena melihat kondisi Arlanlah yang membuat Prilly seperti ini.
Prilly menghela nafas pelan dan masuk ke kamar mandi untuk berendam.
***
"Si bego sate gue kenapa Lo rampas sih?"
Prilly terkikik geli dan memakan sate ayam yang baru dirampas dari tangan Iva.
"Si Prilly sama si Iva lebih baik diasingkan dulu deh!"
Prilly dan Iva menatap ke arah sumber suara tanpa dosa "Iva aja yang diasingkan, gue cuma baru makan empat kok,"
Dengan spontan Iva langsung memukul pelan kepala Prilly "Empat kepala Lo itu! Lo udah lebih dari empat kali, gue yang empatmah,"
"Iva, Prilly udahan dong makannya! Setiap matang kalian embat, setiap matang kalian embat, terus buat kitanya mana?"
Dengan spontan Prilly dan Iva berteriak "Tinggal beli!"
Lala mendengus kesal melihat tingkah sahabatnya itu dan melanjutkan kegiatannya untuk membulak-balikan sate ayam yang berada di atas panggangan.
Prilly tertawa kecil melihat wajah Lala yang kesal. Biarlah dia bahagia dimalam ini, karena ini akan menjadi malam terakhir dirinya berada di Jakarta.
Lala, Iva, Prilly, Leo, Geo, Rey, Gino serta Haykal.
Kedelapan makhluk hidup itu sedang berkumpul di halaman belakang rumah Ali, mengadakan pesta kecil-kecilan.
Awalnya Refa dan Antonio hanya menghubungi Iva untuk menanyakan apa yang membuat Prilly murung, Iva faham, Iva tahu dan oleh karena itu Iva meminta semua teman-teman yang dekat dengan Prilly datang ke rumah Ali. Prilly butuh semangat!
Kondisi Arlan dan sikap Ali
Hanya itu yang Iva ketahui.
"Ngipasinnya jangan kenceng-kenceng bego, asapnya kemana-mana," dengus Haykal pada Leo.
Leo menatap Haykal sinis dan mengabaikan ucapan itu.
Terkejut
Itu respon yang diberikan Leo maupun Geo setelah melihat Haykal dan Gino juga mengikuti acara ini, awalnya mereka merasa awkard tapi tidak untuk sekarang. Sekarang mereka sudah seperti kenal lama, tidak ada kata canggung diantara mereka.
"Hahaha."
Biarlah malam itu menjadi malam yang akan dikenang oleh Prilly.
***
Entah sudah berapa lama ruangan itu hening seperti tidak ada kehidupan bahkan suara detik jam terdengar sangat nyaring.
"Lo mau ngomong apaan sih? Jangan buat kita tegang dong," akhirnya ada kalimat yang keluar untuk memecah keheningan.
Beberapa pasang mata menatap Prilly dengan tatapan berbeda-beda, apa sebenarnya yang akan gadis itu ucapkan? Kenapa terlihat sangat serius?
Gino dan Rey yang telah mengetahui semuanya hanya menghela nafas kasar.
"Via, Lala dan Lo Haykal. Kalian inget gak gue pernah cerita tentang janji Mommy gue sama kalian?" Bukannya menjawab, Prilly malah melontarkan pertanyaan yang membuat ketiga makhluk hidup itu menatap Prilly was-was dan mengangguk kaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Playboy
JugendliteraturPERINGATAN KERAS 18+ Playboy mana ada yang Possessive. Tentu saja ada, seperti kisah mereka, seorang Playboy yang mempunyai selingkuhan dimana-mana, tapi ketahuilah hati dan cintanya hanya untuk pacar sahnya. Bagaimana perasaan kekasih sah si Playb...