Prilly menghela nafas pelan dan melirik jam yang ada di dinding kamar apartemennya, jarum jam panjang mengarah ke angka 7 dan jarum jam pendek mengarah ke angka 4 itu artinya sekarang pukul 16.35. Tadi mereka menyempatkan diri berhenti di cafe untuk makan karena cacing-cacing di perut terus mendemo.
Prilly menyenderkan punggungnya di sandaran King sizenya, telinganya mendengan suara percikan-percikan air, seseorang sedang mandi, siapa lagi kalau bukan kekasih laknatnya yang memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.
Kejadian beberapa saat lalu terus berputar di pikirannya, bagai kaset yang diputar dan ketika sudah end kaset itu kembali diputar, sama halnya dengan dia, tidak ada seorang perempuan yang bahagia ketika melihat orang yang dicintainya sedang memadu kasih dengan selingkuhannya.
Prilly menghela nafas pelan untungnya tadi setelah mengucapkan kata lapar, Ali langsung menyuruhnya ke kantin dan itu juga termasuk pertemuan terakhir mereka di sekolah karena Prilly lebih fokus ke dunia luarnya melupakan Ali untuk beberapa saat, dan mereka kembali bertemu di depan gerbang sekolah tepatnya saat akan meninggalkan sekolah itu, disitu dirinya tidak mengucapkan sepatah katapun karena Prilly lebih bungkam mengabaikan Ali yang terus mengoceh.
Prilly memejamkan matanya mencoba mengabaikan rasa sesak di dadanya,
Tegas? Prilly benar-benar trauma akan sifat itu, kejadian di masalalu terus teringat ketika mendengar kata harus tegas. Kejadian dimana dirinya harus menelan kekecewaan karena sifatnya. Di masalalu, Prilly sangatlah tegas, tapi sekarang? Prilly benar-benar menyerah akan kata tegas. Kata tegas membuatnya ingin meninggalkan Ali untuk selamanya. Untuk sekarang Prilly hanya menunggu kata Menyerah, kapan ia harus menyerah untuk semuanya. Sifat tegas yang ia miliki sudah terbuang jauh bahkan sangat jauh dan tidak mungkin untuk ia gapai karena sudah digantikan dengan sifat Cuek yang sekarang dirinya punya.
Mencintai Ali? Tentu Prilly mencintai Ali, tapi kata cinta harusnya membuatnya bahagia bukan sedih seperti ini. Kejadian di masalalu mengajarkan dirinya akan sifat cuek, membiarkan Ali dengan dunia luarnya sana tanpa harus ada campur tangannya. Prilly yakin suatu saat nanti Ali pasti akan mengerti apa yang dirinya rasakan sekarang ini, tapi Prilly tidak yakin ketika Ali merasakan hal itu dirinya akan ada di samping Ali.
Prilly menghela nafas lelah berasamaan dengan matanya yang terbuka, diliriknya pintu kamar mandi yang masih tertutup, Prilly mendengus kesal ketika Ali tidak kunjung juga keluar dari kamar mandi "MASIH LAMA NGGAK KAK?" Akhirnya Prilly memutuskan untuk berteriak tidak mempedulikan mungkin nanti orang yang mendengar pekikan itu akan merasakan pengang.
"Jangan teriak Prill! Sebentar lagi"
Prilly menghela nafas pelan, badannya merasa sangat lengket untuk sekarang ini, sebenarnya bisa saja dirinya mandi di kamar mandi yang berada di sebelah dapur, tapi kemalasan menyerang dirinya untuk sekarang ini.
Tidak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka bersamaan dengan terlihatnya tubuh Ali yang hanya berbalut handuk menampilkan dada bidangnya. Hal ini sudah sangat biasa bagi Prilly.
"Ck, Lama banget sih kak" Decak sebal Prilly dan beranjak dari tempatnya berada, menyiapkan pakaian yang akan dipakai kekasihnya.
Ali mendelik geli mendengar decakan itu "Lah kakak cuma lima belas menit loh, lah kamu yang tigapuluh menit? Kakak aja nggak pernah protes"
Prilly menatap kesal ke arah kekasihnya, tanpa menjawab Prilly langsung menarik sampiran handuk yang berada di sebelah pintu kamar mandi dan langsung masuk ke kamar mandi. Tubuh Prilly mulai tidak terlihat bersamaan dengan suara bantingan pintu.
"Nutupnya pelan-pelan kali yang"
Ali terkekeh melihat sikap Prilly, menurutnya ini sudah sangat biasa ketika badan Prilly benar-benar lengket dan malas untuk mandi di sebelah dapur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Playboy
Teen FictionPERINGATAN KERAS 18+ Playboy mana ada yang Possessive. Tentu saja ada, seperti kisah mereka, seorang Playboy yang mempunyai selingkuhan dimana-mana, tapi ketahuilah hati dan cintanya hanya untuk pacar sahnya. Bagaimana perasaan kekasih sah si Playb...