Possessive Playboy 5

9.6K 589 12
                                    

Ali tersenyum tapi sejujurnya hatinya kurang yakin karena ucapan Prilly terlalu singkat "Prilly nggak terpaksa kan?"

Terdengar helaan nafas dari sebrang sana "Nggak Kakak, beneran deh"

Ali menghembuskan nafas lega dan memejamkan matanya sejenak "Maaf ya kalau kakak terlalu membatasi kebebasan Prilly"

"Prilly nggak keberatan karena Prilly cinta sama kakak! Udah dulu ya Kak, Prilly mau buat cake dulu sama Lala Iva"

Ali tersenyum mendengar ucapan tulus Prilly "Kakak lebih cinta sama Prilly, Prilly cuma milik kakak! Oke sana buat yang banyak, sisain buat kakak nanti!" Ucap Ali sebelum Akhirnya sambungan Telephone terputus

***

Prilly memejamkan matanya dan menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa, kekasihnya benar-benar membuatnya seperti tinggal di penjara, Cinta satu kata yang membuatnya sial, kenapa kata Cinta harus seribet ini, bisa saja ia meninggalkan Ali di detik ini juga, tapi kata Cinta yang membuat Prilly mengurungkan niatnya. Harap bersabar ini ujian Batin Prilly untuk menguatkan dirinya agar tetap bertahan dengan Ali

Lala dan Iva yang melihat itu hanya bisa menghela nafas pelan sambil berucap Sabar dan sabar

Prilly membuka matanya dan tersenyum "Gue udah biasa, udah kebal"

Lala dan Iva yang melihat itu hanya mengangguk "Katanya mau buat cake?"

Prilly menghela nafasnya pelan dan berdiri, tanpa mengucapkan sepatah katapun Prilly langsung melenggang pergi, Iva dan Lala mendengus kesal setelah melihat Prilly yang ternyata pergi ke dapur dan mengeluarkan bahan-bahan untuk membuat Cake dari mesin pendingin yang biasa di sebut dengan Kulkas

Iva dan Lala pun langsung menghampiri Prilly "Tugas kita apa Prill?" Tanya Lala sok serius

Prilly menatap Lala dan Iva secara bergantian "Tugas kalian cuma satu, jangan recohin gue!" ketus Prilly

Iva dan Lala yang mendengar itu langsung tertawa karena yang dikatakan Prilly itu benar, sebenarnya mereka tidak bisa melakukan hal yang berhubungan dengan dapur, Masak air saja belum tentu matang dan ketika Prilly membuat Cake, Iva dan Lala biasanya hanya membantu sekedar untuk merusuh, memecahkan telur ke lantai, lempar tepung katanya sih buat ngehias dapur :-(

Tidak mempedulikan tawa gila Lala dan Iva, Prilly terus saja mensiapkan bahan-bahan untuk membuat cake, ketika sudah dipastikan ada semua, Prilly mulai mencampur bahan-bahannya menjadi satu di dalam mangkok bening besar yang terbuat dari kaca dan me Mixer nya

"Kenapa berhenti?" Tanya Prilly ketika tidak lagi mendengar suara tawa gila kedua sahabatnya,

Lala dan Iva menatap Prilly secara bersamaan dan tersenyum aneh, Prilly tidak mempedulikan kedua sahabatnya, Prilly terus saja meng mixer adonan untuk membuat Cake

Pyar, Stt, Pyar, Stt, Pyar, Stt, Stt, Stt

Suara telur pecah dan lemparan tepung mengundang tanduk berwarna merah di kepala Prilly

Mampus

"Iva Lala, Lo Udah Gak Mau Bantu Malah Ngerusuh! Lebih Baik Kalian Pergi!"

Bukannya takut Lala dan Iva malah tertawa terbahak-bahak karena berhasil membuat Prilly kesal, sedangkan Prilly hanya bisa mendengus kesal setelah melihat majah tengil kedua sahabatnya. Kenapa takdir gue selalu bersama orang-orang gila, mau pacar mau sahabat sama aja dan anehnya gue malah sayang sama mereka batin Prilly

"Sorry Prill, kita sengaja"

Tuh kan?

Gila

"Serah lo deh" ketus Prilly dan memasukan adonan kedalam loyang

Possessive PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang