Possessive Playboy 32

7.4K 743 330
                                    

Prilly berdecak kesal ketika melihat kekasihnya yang masih nyenyak dalam bunga tidurnya, padahal dirinya telah usai mandi, menggunakan seragam dan kekasihnya itu belum juga membuka mata.

"Sekolah nggak kak?" Tanya Prilly dan menepuk kasar pipi Ali.

Ali meringis pelan mendapatkan perlakuan tidak berperikemanusiaan kekasihnya itu, padahal dirinya sudah bangun tapi mendengar germecik air dikamar mandi mengurungkan niatnya untuk bangkit dan memilih untuk memejamkan kembali matanya.

"Orang lagi tidur, bukannya bilang, bangun kak, ini malah langsung ditanya, mana banguninnya nggak ada perikemanusiaannya sama sekali lagi" gerutu Ali dan menyandarkan punggungnya pada headboard.

Prilly meringis pelan melihat tangan Ali membelai pipinya yang ditepuk kasar tadi.

"Sakit kak?" Tanya Prilly dan menepis pelan tangan Ali untuk menggantikan posisinya.

Ali memejamkan matanya merasakan belaian tangan halus di pipinya tanpa menjawab pertanyaan Prilly.

Lagi

Pukulan dipipinya kembali terasa ketika Prilly kembali menamparnya untuk yang kedua kalinya.

"Sana ke kamar mandi, nanti telat!" Seru Prilly ketika melihat Ali yang akan angkat suara.

Ali mendengus kesal dan mengyingkapkan selimut yang menutupi tubuhnya, dengan wajah polosnya Ali turun dari kingsizenya dan berdiri dihadapan Prilly.

Prilly kembali meringis pelan melihat tubuh full naked Ali yang berdiri dihadapannya. Apa yang dilakukannya semalam? Prilly rasa mereka tidak melakukan hal lebih selain berciuman. Ah iya Prilly mengingat ketika semalam Ali memaksanya untuk memuaskan hasrat lelaki itu dan berujung dirinyapun mendapatkan sebuah kepuasan. Dalam diamnya Prilly selalu memikirkan hal yang mereka lakukan. Ini harus segera berhenti!

"Udah sana mandi!" Seru Prilly.

Ali menatap Prilly jahil "Nggak mau lemesin dulu nih?" Tanyanya dan melirik ke bagian selangkangan.

Prilly menatap polos ke arah Ali, dalam hati dirinya tersenyum jahil "Lemesin?"

Ali mengangguk semangat dengan tangan yang memegang kepemilikannya yang sudah mulai berereksi melihat wajah polos kekasihnya.

Prilly tersenyum manis ke arah Ali "Udah tegang?"

Ali tersenyum kecil dan mengangguk, matanya memejam ketika tangan mungil kekasihnya memegang tangannya yang menggenggam kepemilikannya "Shh"

Prilly tersenyum dan dengan wajah yang sulit diartikannya langsung mengangkat kasar tangan Ali untuk menjauh dari kepemilikannya.

Ali tersenyum senang merasakan itu, tapi senyumnya sirna digantikan dengan ringisan kecil ketika Prilly malah mendorongnya untuk masuk ke kamar mandi "Udah sana mandi! 45 menit lagi kita telat, ini bukan Apartemen! Kita nyampe ke sekolahnya jauh!" Seru Prilly dan menutup pintu secara kasar.

"PRILL ININYA GIMANA?"

Prilly mendelik geli dan mengabaikan teriakan kekasihnya, langkah kakinya mulai mendekati Lemari yang berisikan baju-baju dirinya dan Ali.

Prilly meringis pelan, rasa sakit di pundaknya kembali terasa ketika tangannya terangkat untuk mengambil baju seragam Ali yang memang terletak di bagian atas.

***

"Lagi masak apa Ma?" Tanya Prilly ketika melihat wanita yang dianggap sebagai ibunya sedang berkutat dengan alat-alat dapur.

Tanpa menghentikan kegiatannya Refa tersenyum ke arah Prilly "Ini lagi masak rendang kesukaan Ali sama kamu"

Prilly tersenyum dan berdiri di sebelah Refa, dalam hati kecil ada sedikit rasa kecewa ketika sadar Refa hanyalah sahabat dari ibu kandungnya, kenapa Refa bukan ibu kandungnya saja? Prilly kecewa karena yang menyaksikan pertumbuhannya malah orang yang pernah dianggapnya asing, Prilly rindu Mommy Daddynya.

Possessive PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang