Possessive Playboy 26

7.3K 723 152
                                    

Prilly termenung melihat kesibukan di kota metropolitan ini, matanya terpejam menikmati hembusan-hembusan angin yang menerpanya, kehidupannya benar-benar miris. Kisahnya dengan Ali benar-benar diluar nalar, sekarang dirinya berada di balkon Rumah sakit ruangan Ali, laki-laki yang layak di panggil selingkuhannya, setelah diperiksa Reza, Ali menjadi sedikit pendiam entah apa yang dipikirkannya saat itu dan Prilly pun tidak berusaha untuk mencari tau apa yang terjadi. Setelah 30 menit kepergian Reza, seseorang bertubuh Ideal, berwajah cantik blasteran Spanyol nyaris sempurna jauh seperti dirinya yang hanya itik buruk rupa masuk ke ruangan Ali tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Dan yang membuat Prilly muak seseorang itu adalah Mifta, dengan santainya Ali memperkenalkan dirinya sebagai adik Ali.

Miris, Setelah melakukan perkenalan yang tidak ada penting-pentingnya sama sekali untuk Prilly, Prilly langsung meninggalkan keduanya dan berdiri di balkon, pertanyaan sempat ia dapat dari mulut Ali, tapi Prilly mengabaikan itu semua.

'Hari ini juga gue nyerah, dia akan benar-benar bebas' Batin Prilly dan membuka matanya, senyum hambar tercetak jelas di bibir ranumnya. Pilihannya sudah bulat, Menyerah. Dia sudah lelah dengan semuanya.

Prilly tidak menangisi apa yang terjadi sekarang ini karena menurutnya itu percuma. Sudah cukup ia menangis apa yang seharusnya tidak ia tangisi.

Terkadang telinganya menangkap suara decapan dan candaan. Sesak? Ahh Prilly tidak tau apa yang di rasakannya sekarang ini, semuanya terasa begitu hambar.

Getaran ponsel di saku baju tidak membuatnya tertarik sama sekali, yang ia butuhkan sekarang ini adalah ketenangan dan kesunyian. Prilly menghela nafas pelan ketika getaran itu tidak kunjung berhenti, diraihnya ponsel yang berada di saku baju tidur yang belum sempat ia diganti, kerutan di alisnya terlihat begitu jelas ketika deretan beberapa nomor terlihat di ponselnya bertanda nomor itu belum masuk kedalam kontaknya.

Prilly merasa ragu antara menolak dan menerima, kepalanya menoleh 180° dilihatnya Ali yang masih asik dengan Mifta, helaan nafas keluar dari bibir ranumnya sebelum jarinya menggeser tombol ke arah hijau.

"OMG HELLO KENAPA BARU DI ANGKAT SIH"

Prilly mendelik mendengar pekikan suara dari ponselnya, ia yakin Ali akan mendengar karena dengan reflex jarinya menyentuh lambang loadspeaker, sebelum bertanya sekarang ia sudah tau siapa yang meneleponnya sekarang.

"Lo ganti nomor?" Tanyanya dengan lirih dan mendekatakan ponselnya ke arah telinga kanannya. Pemikirannya ternyata salah, Ali tidak mendengarnya karena sedang asik di dunianya bersama Mifta.

"Va, lo ganti nomor?" Tanya Prilly lagi setelah menekan kembali lambang loadspeaker agar suaranya tidak terdengar oleh Ali.

"Ada kak Ali gak disitu?" Bukannya menjawab Iva malah melontarkan pertanyaan.

"Nggak ada"

"Oh, bagus deh, ini nomor Haykal"

Prilly mendelik geli mendengar pernyataan itu, kenapa ponsel Haykal bisa berada di tangan Iva "Lo dimana?"

"Kantin sama anak-anak"

"Anak-anak?" tanya Prilly untuk memastika, yang ia ketahui anak-anak itu lebih dari satu.

"Iya, disini ada Lala, Haykal sama Kak Gino"

Possessive PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang