"Laki lo kok belum pulang Prill?"
Prilly memejamkan matanya sejenak dan mengedikan bahunya acuh "Gak tau" gumam Prilly menjawab pertanyaan yang keluar dari mulut Lala
Prilly hanya bisa menghela nafasnya, jam di gadgetnya menunjukan pukul 19.24 tetapi Ali belum juga pulang dan tidak memberinya kabar, di Chat tidak di balas. Bahkan Cup Cake yang dibuat Prilly pun hampir habis karena menunggu Ali
Walau tertutupi dengan sikap sok acuh Prilly Lala dan Iva yakin bahwa sahabatnya itu sedang risau memikirkan
"Gimana kalau gue telepon?" Usul Iva
Prilly menatap Iva dan menggeleng singkat "Gak usah Va, apaan sih, nanti juga balik"
Iva menghela nafas pelan dan mengangguk pelan, seacuh-acuhnya Prilly, Iva yakin jika perasaan Prilly sedang dilema
"Prill sorry gue gak bisa nginep disini, besok kan pertama kita masuk sekolah" sesal Iva, jika Ali tidak pulang di bawah jam 20.00 maka Iva akan memutuskan untuk menginap dan itu salah satu perintah dari Ali
Prilly mengangguk "Iya, lebih baik kalian pulang aja! Besok kita juga ketemu"
Lala dan Iva mengangguk "Are you sure?" Tanya Iva yang belum yakin dengan jawaban Prilly
"I'm sure" jawab Prilly yakin
"Sekali lagi sorry ya, gue mau pulang, takut kemaleman" ujar Iva
Prilly mengangguk dan tersenyum "Iya sana, hati-hati ada lampu merah berhenti!"
Iva menatap Prilly dan mendelik tidak suka "Gue juga tau kali!" Ketus Iva dan berdiri dari sofa
"Gue juga mau pulang Prill" sahut Lala
Prilly mengangguk dan ikut berdiri "Iya sana kalian cewek, kalau ada yang nyulik, gue bilang syukur Alhamdzulilah"
Lala dan Iva menatap Prilly dan mendelik ngeri "Gitu banget lo sama gue?" Ucap Lala tidak suka
Prilly mengedikan bahunya acuh "Udah sana katanya mau pulang"
"Ngusir?" Tanya Iva
Prilly menghela nafas pelan "Terserah lah"
Iva dan Lala terkekeh pelan dan melenggang pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun
Prilly yang melihat itu mendelik geli dan kembali duduk di sofa, dilihatnya Cup Cake yang masih tersisa 2 dan itu hanya untuk kekasih laknatnya. Prilly memejamkan matanya sejenak dan menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa sambil menghela nafas pelan, matanya sekarang terfokus pada benda mati berbentuk datar yang menempel pada dinding
30 menit setelah kepergian dua sahabatnya Prilly merasakan pintu apartment kembali terbuka, yang mengetahui kode pintu hanya dirinya, Ali dan Iva. Jadi sudah dipastikan bahwa yang membuka pintu apartment itu antara Ali dan Iva
"Sayang" Prilly menoleh ke arah sumber suara, Ali batin Prilly
Prilly berdiri dari sofa dan menghampiri Ali "Gak ada kabar? Dan kenapa ini bau Alkohol?" ucap Prilly mengintrogasi
Ali menghela nafas lelah dan menuntun Prilly kembali ke sofa yang ditempati Prilly tadi "Maaf sayang, Gadget kakak low, rapatnya benar-benar buat kakak pusing, Guru kesiswaan nyuruh Kakak menghandle semuanya, dia bilang untuk tahun ini dia nggak akan angkat tangan karena istrinya mau melahirkan"
Prilly memejamkan matanya dan menghembuskan nafas lelah "Terserah lah kak, Prilly capek mau tidur, lain kali kalau nyelesain masalah jangan mimum-minuman haram!" Ucap Prilly dan berdiri dari sofa
"Tapi Kak—"
"Tapi Kakak cuma ngikutin teman-teman Kakak, Terserah lah, sekarang kakak mandi gih, air hangatnya udah Prilly siapin, tapi jangan salahkan Prilly kalau airnya udah kembali dingin" sahut Prilly Cepat dan melenggang pergi
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Playboy
Teen FictionPERINGATAN KERAS 18+ Playboy mana ada yang Possessive. Tentu saja ada, seperti kisah mereka, seorang Playboy yang mempunyai selingkuhan dimana-mana, tapi ketahuilah hati dan cintanya hanya untuk pacar sahnya. Bagaimana perasaan kekasih sah si Playb...