Ali melirik tangannya yang sudah terbebas dan menatap kekasihnya "Kenapa di lepas?" Tanya Ali dengan suara dinginnya.
Mampus!
Prilly mengutuk dirinya sendiri karena telah membangunkan macan yang ada di dalam tubuh kekasihnya "Ayo pulang, Prilly laper."
Ali menghela nafas pelan, ia tau Prilly mencoba untuk mengalihkan pembicaraan, Ali mengangguk singkat dan menggandeng tangan kekasihnya lembut, inilah yang membuat Prilly tetap bertahan dengan kekasihnya, walaupun sedang marahan Ali tetap memberikan perhatiannya kepada dirinya.
Ali membukakan pintu mobil untuk Prilly dan menutupnya kembali setelah Prilly memasuki mobilnya.
Mobil yang Ali kendarai melaju mulai meninggalkan Halaman Apartmen, Prilly menghela nafas pelan dan menatap Ali yang sedang fokus dengan jalanan, persetan dengan situasi yang sedang marahan Prilly menjatuhkan kepalanya di pundak Ali dan melingkarkan tangannya di perut Ali.
Ali yang melihat perlakuan Prilly hanya bisa menghela nafas pelan, hanya Prilly yang bisa membuatnya nyaman seperti ini, hanya Prilly yang bisa membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Sejujurnya dia tidak marah, hanya saja dia Cemburu mengingat Prilly yang menceritakan mantan sahabatnya kepada Lala, mungkin Prilly masih menganggapnya sahabat dan Ali benci itu.
"Kak," panggil Prilly, sebenarnya Ali sudah menyuruh Prilly untuk memanggilnya dengan nama saja, tapi Prilly tetap kekeuh tidak mau, alasannya sangat mainstream Karena Kak Ali lebih tua dari Prilly.
Ali hanya berdehem menjawab panggilan Prilly "Kakak marah?"
Ali menatap Prilly dan menghela nafas pelan, beruntung lampu sedang berwarna merah "Kakak cuma cemburu! Prilly tau itu," Alasan yang membuat Prilly ingin menenggelamkan kekasihnya itu, Cemburu? Bagaimana dengan dirinya yang selalu melihat Ali dengan selingkuhannya, walaupun Prilly tidak pernah memperlihatkan ekspresi kecemburuan di depan Ali tapi Prilly adalah perempuan. Prilly hanya bisa membatin dan suara batinnya pasti selalu sama harap bersabar ini ujian!.
Lampu berubah hijau dan Ali mulai mengendarai kembali mobilnya, cukup 5 menit mereka sampai di Halaman Apartmen, Prilly yang tau itu langsung menegakan kembali tubuhnya dan turun dari mobil Ali, membiarkan Ali memarkirkan mobilnya.
***
Prilly menyandarkan Punggungnya di sandaran sofa dan memejamkan matanya, Ali yang melihat itu menghela nafas pelan dan duduk tepat di sebelahnya "Makan Prill!"
Prilly membuka matanya dan menoleh ke sebelahnya, didapati kekasih laknatnya yang sedang menatapnya "Nggak jadi lapernya" Rengek Prilly.
Ali terkekeh pelan mendengar rengekan manjanya "Nggak jadi apanya orang dari awal Prilly emang nggak laper, Kakak tau Prilly berusaha untuk menghindari tatapan kakak tadi"
Prilly terkekeh pelan dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang Ali, Ali yang gemas akan hal itu langsung memindahkan tubuh mungil Prilly ke pangkuannya "Tadi itu Lala kan?" Tanya Ali yang diangguki oleh Prilly.
Melupakan kejadian pahit seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa tanpa kata maaf atau memaafkan itulah yang biasa mereka lakukan.
Ali mengrenyit heran, setaunya Lala sahabat Prilly pergi ke luar kota mengikuti kedua orang tuanya, mengerti apa yang Ali pikiran akhirnya Prillypun ikut angkat suara "Dia kembali minggu kemarin, terus tadi Prilly ketemu dia waktu ke supermarket, katanya dia mau sekolah di sini"
Ali mengangguk kepalanya "Kamu temenan lagi dong sama dia?"
"Ya iyalah kan dia temen Prilly, sama nanti dia juga mau sekolah sama Prilly,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Playboy
Teen FictionPERINGATAN KERAS 18+ Playboy mana ada yang Possessive. Tentu saja ada, seperti kisah mereka, seorang Playboy yang mempunyai selingkuhan dimana-mana, tapi ketahuilah hati dan cintanya hanya untuk pacar sahnya. Bagaimana perasaan kekasih sah si Playb...