3 - Trois

104K 3K 34
                                    

Coba mana yang tebakannya bener? :D

*** 

Awalnya Zaid sempat ragu saat mengulurkan card key ke apartemennya. Pikirannya masih bingung mengenai bagaimana menyampaikan informasi dari Bapak kepada Risa. Akan tetapi, apartemen ini tetap tempat tinggalnya dan ia juga tidak bisa pergi kemana-mana.

"Yaaaahhhh!!!!" Suara nyaring Nira menyambutnya begitu Zaid masuk ke dalam apartemen.

"Halo sayang," sapa Zaid tidak kalah ceria lalu segera menggendong putrinya.

Risa yang tadinya duduk di karpet, berdiri menghampiri Zaid dan Nira. "Selamat datang," sapa Risa.

Zaid mencium cepat bibir Risa lalu menyerahkan tasnya pada tangan Risa yang sudah terulur. Sementara Risa merapikan barang Zaid, Zaid menggendong putrinya dan kembali duduk di karpet, bersama mainan yang sudah berserakan.

"Sudah mandi dan makan ya anaknya Ayah?"

Nira tidak menjawab. Tentu saja. Nira masih belum benar-benar fokus dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan padanya. Sekarang saja ia malah turun dari pangkuan Zaid dan kembali menekuni mainannya. Mengacungkan balok-balok huruf sambil mencerocos entah apa.

"Sudah makan tadi, terus mandi. Sekarang tinggal tunggu capeknya aja terus tidur," Risa yang menjawab sembari duduk di sisi lain Nira.

"Tidur sama Ayah yuk," Zaid mendekatkan wajahnya pada Nira dengan senyum lebar. Nira menengok sebentar lalu asyik bermain lagi.

"Harus dipaksa kayaknya. Udah jam sembilan malem," ujar Risa dengan lelah, melirik jam di atas TV dan memang sudah pukul sembilan, bahkan hampir setengah sepuluh. "Ngomong-ngomong, Mas Zaid sudah makan?"

"Sudah tadi sama Satria. Nira, bobo yuk. Ayah bacain cerita ya?" Zaid kembali berusaha meraih perhatian Nira. Nira sendiri masih mengabaikan ayahnya. Tidak habis akal, Zaid mengambil salah satu mainan binatang yang memainkan lagu kalau tombolnya ditekan. Zaid menekan tombolnya dan seketika lagu mengalun diiringi lampu yang menyala.

"Aaaauuu," seru Nira, mengulurkan tangannya.

"Sini dong sama Ayah," Zaid mengacungkan mainan tersebut dan mengulurkan tangannya. Nira meraih tangan Zaid sambil berusaha melompat mengambil mainan tersebut. Zaid mengambil kesempatan itu untuk menggendong Nira dan membawanya ke kamar tidur Nira.

Risa mengikuti ayah dan anak itu dengan pandangannya dan tersenyum. Zaid berhasil membawa Nira ke kamarnya, kamar yang dulu dipakai Risa saat pernikahan pertamanya dengan Zaid. Risa dan Zaid sengaja membiarkan Nira tidur di kamarnya sendiri. Namun karena Nira masih sangat kecil, tempat tidur Nira tidak diberi dipan karena khawatir Nira dapat terjatuh ketika tidur. Maklum, anak kecil masih tidak bisa diam meski sedang tidur sekalipun. Pintu kamar pun tidak pernah ditutup rapat agar Nira tidak merasa seperti terkurung dan bisa keluar kapan saja. Termasuk mengetuk kamar orang tuanya jika dia ingin. Kamar Zaid dan Risa yang harus dikunci. Mencegah Nira masuk saat mereka sedang bercinta. Sebagai ganti pintu yang tidak tertutup rapat dan Nira yang tidur sendirian, Zaid dan Risa melakukan tindakan pencegahan lain.

Setiap ujung benda yang sekiranya tajam untuk ukuran anak-anak, mereka beri busa di ujungnya. Zaid juga memasang pagar di dapur untuk mencegah Nira berada dekat kompor. Di ruang tamu, tidak ada meja ataupun lemari yang bisa dipanjat Nira dan berpotensi membuatnya terjatuh. Semua pajangan cenderung ditempel di dinding atau disimpan di atas yang jauh dari jangkauan anak berusia dua tahun.

Ketika Risa yakin Nira bisa aman dalam kontrol ayahnya, Risa beranjak ke kamar. Ia menyiapkan pakaian untuk Zaid dan dirinya kenakan besok. Setelah itu Risa menyempatkan mandi menggunakan shower dan melakukan perawatan sebelum tidur. Ketika Risa sudah mengenakan lingerie sutra dibalut jubah tidur, Risa keluar dari kamar untuk melihat seberapa berhasil usaha Zaid membuat Nira tertidur.

The Fools - Trilogi Zaid Risa 3 - END (WATTPAD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang