Risa sedang duduk dalam kereta Commuter Line menuju Bogor saat telepon dalam tasnya berdering. Risa tahu pasti ini adalah Zaid yang meneleponnya. Risa menutup tas dengan jaketnya dan berpaling kepada Nira. Putri kecilnya sedang menempelkan wajah ke jendela dan sesekali berseru riang.
"Liat apa sih?" tanya Risa pada Nira.
"Jo.. ijjjoooo..." kata Nira, menunjuk jendela kemudian berjingkat-jingkat riang.
Suasana kereta yang sepi karena melawan arah orang-orang yang berangkat kerja memungkinkan Nira untuk berseru-seru dan berjingkat seakan kereta ini adalah mobilnya sendiri. Beberapa orang memperhatikan Nira dan tersenyum melihat tingkahnya. Risa membalas senyuman orang-orang tersebut dengan senyum dan sedikit wajah yang menunjukkan permintaan maaf.
"Usianya berapa tahun, Mbak?" sapa seorang ibu-ibu yang duduk di hadapan Risa.
"Baru dua tahun, Bu," jawab Risa ramah.
"Pantesan. Lagi seneng ngomong ya. Capetang kalau Bahasa Sundanya," kata ibu itu lagi.
"Leres pisan, Bu," Risa membalas juga dengan Bahasa Sunda. Selanjutnya mereka mengobrol sampai akhirnya kereta berhenti karena sudah sampai di Stasiun Bogor.
Di sini, Risa harus ekstra menjaga Nira dan barang bawaannya karena orang-orang langsung ganas menyerbu kereta kosong. Mereka yang akan berangkat beraktivitas ini kadang tidak memperhatikan bahwa di hadapannya ada orang yang akan turun. Tidak peduli juga bahwa yang di hadapan mereka bisa jadi orang tua atau bahkan anak kecil. Risa memeluk Nira dengan erat dan menerobos lautan orang-orang kemudian berjalan cepat menuju tempat yang agak kosong. Ketika dilihatnya wajah Nira, dia merengut kesal dan hampir menangis. Terbiasa menggunakan kendaraan pribadi bersama ayahnya membuat Nira kaget menghadapi ini.
"Maaf ya sayang. Gak apa-apa kan?" Risa mengelus kepala putrinya.
Diperlakukan seperti itu, Nira malah menangis. Sepertinya masih shock dengan serbuan banyak orang tersebut. Risa menepuk-nepuk pundak Nira untuk menenangkan. Sebelah tangannya merogoh ke dalam tas kecil untuk menelepon Teh Hana yang Risa minta untuk menjemput di Stasiun Bogor. Dalam hatinya Risa tidak habis pikir akan orang-orang yang cenderung egois dalam menggunakan transportasi umum. Tidak terbayang bagaimana rasanya bagi mereka yang harus menghadapi tantangan seperti ini setiap hari dengan anak-anak mereka. Risa juga memang terbiasa menggunakan Commuter Line dan sering melihat ibu atau bapak menaiki Commuter Line dengan putra-putrinya. Akan tetapi melihat dan menjalaninya sendiri sungguh sangat berbeda rasanya.
Sebelum Risa menekan nomor Teh Hana, dia melihat bahwa Zaid sudah meneleponnya sepuluh kali dan mengiriminya pesan bernada sama.
'Kamu dimana?' dan semacamnya.
Risa mengabaikan pesan Zaid lalu melihat bahwa Teh Hana bilang dia sudah sampai di Stasiun Bogor. Teh Hana juga berpesan agar Risa bergegas menghampirinya di tempat parkir karena ia harus segera mengantar Rasyid ke sekolah.
"Ayo, sayang," Risa kembali memeluk Nira dan keluar dari stasiun.
***
"Lagi berantem sama Zaid, Ris?" Hana bertanya selepas mereka mengantarkan Rasyid ke sekolah dan dalam perjalanan menuju rumah Hana dan Gani. Selama Risa bekerja, Nira akan berada di rumah kakak Risa. Setelah Risa pulang dari bekerja, barulah Hana akan mengantar Nira ke rumah mertuanya. Sama seperti dulu.
"Yeah," Risa menolak menjelaskan lebih jauh. Tadi pun dia hanya meminta Teh Hana menjemputnya di stasiun untuk kemudian menitipkan Nira sementara Risa berangkat ke kantor.
"Mungkin aku akan di Bogor selama akhir pekan," Risa melanjutkan. Setelah itu tidak berkata apa-apa lagi. Teh Hana pun tidak bertanya.
Sesampainya di rumah Hana, Risa langsung berpamitan pada Nira. Saat itu Nira seperti tidak mau berpisah dengan Risa karena suasana hatinya mungkin sedang tidak karuan. Tapi setelah Teh Hana merayunya dengan segala macam mainan, seperti yang dulu sering Nira mainkan selama ia dititipkan dengan Uwak-nya, perlahan Nira pun merelakan Risa pergi.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Fools - Trilogi Zaid Risa 3 - END (WATTPAD)
RomanceCERITA SUPER DEWASA! 21+ ataupun yang sudah menikah. Percayalah bahwa seri ketiga Zaid dan Risa ini akan lebih dewasa, lebih gelap, lebih pelik, lebih menyebalkan, dan pastinya lebih vulgar. Cerita tentang rumah tangga mereka yang diawali dengan ber...