ALHAMDULILLAH YA TADI JOJONYA AKU MENANG EMAS!
NIH KUKASIH UPDATE.
***
Pulpen di tangannya itu sudah diputar berpuluh kali selama setengah jam ini. Pandangan si pemilik terpaku pada satu titik tanpa berpindah sedikit pun. Satria, sebagai orang yang berada di samping Zaid selama beberapa jam terakhir ini merasa keheranan melihat sahabatnya tidak bergerak sedikit pun. Hanya jarinya yang sibuk memainkan pulpen.
"Hoi," Satria menepuk pundak Zaid. Khawatir jika ternyata sahabatnya ini kerasukan.
"Hah? Apa?" Zaid menghadap Satria. Wajahnya kebingungan.
"Kenapa lo?" tanya Satria, kembali duduk di kursinya.
"Baik-baik saja. Kenapa lo nanya gitu?" Zaid menyimpan pulpennya, menggerakkan lehernya yang terasa kaku.
"Lo bengong aja udah tiga jam," kata Satria asal.
"Masa?" Zaid melihat jam tangannya. "Masih jam Sembilan kok."
"Iya emang. Gue asal. Tapi asli. Lo diem aja dari tadi. Ada apa?"
"Gue merasa ada yang aneh sama Risa," Zaid memutar kursinya menghadap Satria. "Wajar gak kalau istri lo lagi dapet terus dia bengong terus, jarang senyum, tiba-tiba nangis?"
"Hmmm, kalau istri gue lagi dapet sih gak gitu. Gak tau kalau istri orang. Lagian kan lo udah sama Risa berbulan-bulan. Gak mungkin lo gak tahu polanya kalau dia lagi dapet?"
"Dia tuh jarang aneh kalau lagi dapet. Kadang cranky sih. Tapi cuma di hari-hari awal. Berikutnya biasa lagi. Ini dia udah berhari-hari seperti itu. Gue curiga ada apa-apa," Zaid kembali termenung.
"Lo udah tanya Risa?"
"Belum dan sudah. Gak pernah bener-bener nanya kenapa dia tiba-tiba bersikap aneh. Ketika gue tanya sekilas, dia bilang lagi mens. Ya udah kan gue gak tanya-tanya lagi," Zaid mengangkat bahunya.
"Tanya sama orang rumah?"
"Gue tanya sama Mbak Irnah. Nah ini yang bikin gue agak curiga juga. Dia jawabnya gak berani liat gue, Sat. Kayak ada yang disembunyiin."
"Nah... kalau lo bisa cari info lewat Mbak Irnah, kali ketauan alasannya. Tapi kalau memang gak ada apa-apa, ya mungkin memang gak ada apa-apa," Satraia menutup obrolan mereka seiring dengan berderingnya telepon di mejanya.
Zaid menyetujui gagasan Satria untuk bertanya lebih detail pada Mbak Irnah. Zaid tahu ada sesuatu yang tidak Risa ceritakan kepadanya. Zaid harus tahu apa itu.
***
"Kamu kok di dapur?" Zaid bertanya kebingungan saat tiba di kediamannya dan melihat Risa berkutat di dapur.
"Mas Zaid sudah pulang," ujar Risa. Risa menghentikan sejenak aktivitasnya untuk mengambil tas Zaid.
"Baru sampai," Zaid merespon. Risa bergegas naik ke kamar untuk menyimpan tas Zaid dan turun kembali. Saat Risa turun, Zaid sedang duduk dengan Nira.
"Mbak Irnah dan Iis mendadak pulang kampung," kata Risa cepat, kembali ke dapur. "Tadi siang. Ibunya Iis alias kakaknya Mbak Irnah mendadak sakit. Tadinya mau Iis aja yang pulang tapi katanya Mbak Irnah juga perlu pulang karena ada urusan warisan keluarga apa gitu."
"Oh gitu,"
"Jadi aku yang siapkan makan malam. Maaf aku gak tanya Mas Zaid mau makan apa. Aku buatkan ayam goreng," Risa menyodorkan piring berisi ayam goreng yang masih panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fools - Trilogi Zaid Risa 3 - END (WATTPAD)
RomanceCERITA SUPER DEWASA! 21+ ataupun yang sudah menikah. Percayalah bahwa seri ketiga Zaid dan Risa ini akan lebih dewasa, lebih gelap, lebih pelik, lebih menyebalkan, dan pastinya lebih vulgar. Cerita tentang rumah tangga mereka yang diawali dengan ber...