Mampir, mampir kemana? Risa menyesali kebodohannya. Dia memang berniat mendatangi Zaid di rumahnya (yang artinya rumah Risa juga?) karena dia berpikir Zaid akan beristirahat setelah selesai siaran. Kemudian Risa sadar bahwa dia tidak tahu di mana lokasi tempat tinggal Zaid.
"Aduh," Risa menggeleng, menepuk keningnya.
"Lho kirain Mbak Risa udah pulang dari tadi," ujar suara Yuni yang tiba-tiba berdiri di sampingnya.
"Eh Yun," Risa meringis. Dia terpergok berdiri bengong di pinggir jalan oleh sang asisten. "Iya ini lagi agak bingung. Hehe."
"Bingung kenapa, Mbak?" tanya Yuni ramah.
"Er, temenku mau ngirim paket ke rumah. Aku lupa alamatnya. Tanpa sadar udah bengong lama nyari-nyari alamat," Risa berusaha mengarang alasan.
"Alamat rumah Mbak Risa yang di Mega Kuningan?" Yuni mengangguk-angguk. "Walaupun udah lumayan lama pindah tapi masih tetep bingung ya, Mbak. Apalagi tiap hari pulang pergi kayak udah otomatis gitu kan pesen online."
"Hehe, iya Yun," Risa nyengir. Mega Kuningan? Rumahnya di Mega Kuningan!
"Itu aku WhatsApp alamat Mbak Risa ya. Waktu itu kan Mbak Risa pernah kirim alamat waktu minta aku kirim paket." Yuni menunjuk ponsel di tangan Risa.
Risa melihat layar ponselnya. Ada pesan dari Yuni berisi alamat. "Makasih ya, Yun."
"Sama-sama, Mbak. By the way, ayo Mbak Risa pulang. Aku temani sampai kendaraannya datang ya. Aku gak mau ada apa-apa lagi. Takut," ujar Yuni. Matanya melebar.
"Iya, Yun. Tuh ada taksi, aku langsung naik ya," Risa melambaikan tangan kepada taksi yang langsung berhenti di depannya. "Duluan ya, Yun."
"Iya, Mbak. Hati-hati. Salam buat Mas Zaid dan Dek Nira ya," ujar Yuni bersemangat lalu melambai.
Risa menyebutkan alamat tujuan kepada supir taksi berdasarkan alamat yang dikirim Yuni. Yuni masih belum tahu bahwa Risa tidak tinggal bersama Zaid dan Nira. Yuni juga tidak tahu bahwa Risa tidak ingat tentang Zaid.
***
Risa hanya bisa membelalak saat taksi berhenti di rumah yang dimaksud. Rumah yang besar jika dibandingkan dengan rumahnya di Bogor. Jangan-jangan Risa salah alamat? Tapi rumah-rumah di sekitar sini memang besar semua.
Ragu-ragu, Risa melangkah menuju Pos Satpam yang berisi seorang Satpam yang sedang terkantuk-kantuk. Padahal di depannya ada segelas kopi yang kosong. Risa mengetuk kaca jendela. Tidak berhasil membangunkan Satpam tersebut. Sedetik kemudian Risa sadar bahwa ada bel di sana. Tanpa ragu-ragu Risa menekan bel tersebut dan langsung membuat si Satpam terlonjak. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri karena kaget. Baru beberapa saat dia menyadari bahwa Risa sedang menatapnya dengan kebingungan.
Begitu melihat Risa, dia langsung melonjak berdiri. Satpam tersebut bergegas keluar dari posnya dan sepertinya membuka pagar. Tanpa menunggu lama, pintu kecil dibukakan.
"Bu Risa, maaf, Bu. Saya ketiduran. Maaf sekali," ujarnya berkali-kali.
"Eh, iya gak apa-apa. Er, saya boleh masuk?" tanya Risa dengan canggung.
"Hah?" Satpam itu terkejut. Kenapa majikannya harus minta ijin segala untuk bisa masuk ke rumahnya? Sudah sebulan lebih dia tidak melihat Bu Risa di rumah ini. Mungkin Bu Risa dan Pak Zaid bertengkar dan ini adalah kali pertama Bu Risa kembali ke rumah. Maka dari itu dia meminta ijin. "Boleh Bu, silakan."
Risa berterima kasih dan melewati pagar. Di hadapannya berdiri bangunan yang tampak sederhana namun asri dan bernuansa megah. Risa berjalan perlahan. Tidak bisa mempercayai bahwa ini adalah tempat tinggalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fools - Trilogi Zaid Risa 3 - END (WATTPAD)
RomanceCERITA SUPER DEWASA! 21+ ataupun yang sudah menikah. Percayalah bahwa seri ketiga Zaid dan Risa ini akan lebih dewasa, lebih gelap, lebih pelik, lebih menyebalkan, dan pastinya lebih vulgar. Cerita tentang rumah tangga mereka yang diawali dengan ber...