2 - Deux

134K 3.3K 65
                                    

"Sshhh haaah," Risa mendesah seiring dengan gerakannya. "Harder, Mas. Faster."

"Begitu? I'll give what you want, Ris." Zaid berbisik di telinga Risa sembari tangannya memeluk dan meremas bokong istrinya. Setelah bicara seperti itu, Zaid mempercepat gerakan juniornya itu hingga Risa bisa merasakan junior Zaid kembali membesar di dalam dirinya.

"Ohh. Yeah. Ahh ahhh," Risa tak kuasa menahan kenikmatan yang diberikan suaminya. Ia peluk Zaid erat, mencengkram punggung telanjang suaminya, menengadahkan kepalanya, dan menggigit bibirnya. Sementara itu Zaid terus mempercepat gerakannya agar mereka berdua bisa mencapai puncak bersama-sama.

Kaki Risa rasanya gemetar ketika ia hampir sampai karena mereka bercinta dengan posisi berdiri. Namun Zaid mencengkram dirinya dengan kuat dan akhirnya mereka sampai di puncak bersama-sama.

"I love you, Ris," bisik Zaid lalu mencium bibir istrinya.

Sudah dini hari dan Zaid tahu bahwa orgasme mereka yang baru saja terjadi adalah yang terakhir untuk hari ini. Ia tidak mau membuat sang istri terlalu kelelahan sehingga mereka sulit untuk beraktivitas nanti pagi.

Risa membalas dengan ciuman yang tidak kalah panas. Tak perlu dikatakan pun Zaid tahu bahwa Risa juga mencintai dirinya. Senyum Zaid selalu terkembang selama seri percintaan mereka malam ini.

"Sini," Zaid menggendong Risa dalam pelukannya lalu menggotong istrinya ke tempat tidur. Dengan lembut Zaid membaringkan Risa di tempat tidur. Risa tersenyum selama diperlakukan seperti itu. Matanya tidak terlepas dari wajah Zaid yang kemudian berbaring di atasnya. Menatap Risa dan memainkan payudaranya.

"Mau mulai ronde yang lain?" tanya Risa dan terkikik.

"Aku gak nolak. Tapi kasian kamu," Zaid mengelus payudara Risa dengan pelan dan mengirimkan sensasi tertentu pada diri Risa.

Risa malah tertawa, tangannya memeluk Zaid yang berada di atasnya, mengelus punggung suaminya dengan super pelan. "Cukup dulu ya."

"Oke." Zaid setuju. "Ngomong-ngomong, aku bener-bener pengen punya anak lagi, Ris."

"Oh ya? Kenapa?"

Zaid mengedikkan kepalanya. "Aku pengen punya anak yang benar-benar kita rencanakan. Kalau Nira kan lahir karena kecelakaan."

Kening Risa mengernyit mendengar itu. "Kecelakaan?"

"Jangan salah tangkap," kali ini Zaid mengelus bibir Risa dan Risa sengaja membukanya perlahan dengan gaya yang sensual. "Jujur saja waktu itu kan kita belum benar-benar menjadi suami istri yang seutuhnya. Kita bercinta pun, yah, apa ya, di luar 'rencana'."

Risa menjilat jari Zaid dan hampir saja membuat konsentrasi Zaid buyar. Segera Zaid menggeleng dan menarik jarinya. Ia berdeham untuk kembali memfokuskan pikirannya.

"Lalu?" tanya Risa setelah Zaid melepaskan jarinya dan mereka kembali bertatapan tanpa mengelus ataupun memancing gairah satu sama lain.

"Jadi aku rasa kita berdua juga gak menyangka bahwa kita akan punya anak. Walaupun itu gak berarti rasa sayang aku ke Nira berkurang. Nggak. She still my princess," Zaid tersenyum. "And I thankful for that. That you gave me a beautiful daughter.

Zaid menunduk lalu mencium bibir Risa. Ciuman dengan sebisa mungkin menekan nafsu namun tetap menunjukkan rasa cinta. Risa tentu saja membalas ciuman dari pria kesayangannya ini.

"Nah sekarang, aku ingin punya anak lagi. Anak yang memang aku niatkan untuk dibuat," Risa mendengus saat Zaid berkata itu. "Anak yang aku tahu proses kehamilannya. Anak yang aku persiapkan segala sesuatu kebutuhannya. Anak yang aku tahu kapan dia akan lahir dan aku akan siap sedia di samping kamu saat kamu masuk ke ruang bersalin."

The Fools - Trilogi Zaid Risa 3 - END (WATTPAD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang