"Bubu," Nira memanggil ibunya sambil menepukkan tangan di kedua pipi Risa. Begitu turun dari mobil seusai acara ulang tahun pernikahan Bapak dan Ibu, Nira berkeras ingin digendong oleh Risa. Untung malam ini gaun yang dikenakannya tidak terlalu ribet.
"Iya?"
"Am so appy," ujar Nira lalu mengatup-ngatupkan mulutnya.
"Eh, siapa yang ngajarin nih?" Zaid terkejut karena Nira sudah bisa merangkai kalimat seperti ini. Setahu Zaid, di daycare Nira hanya diajari kata-kata sederhana semacam angka, warna, maupun binatang. Di rumah pun Zaid dan Risa memutuskan untuk menggunakan Bahasa Indonesia saja. Biar Bahasa Inggris diajarkan di daycare.
"Onti Fiyaaa," Nira menutup mulutnya yang tertawa.
"Nira pinter yaa," Risa mencium pipi Nira, menggesekkan hidungnya ke pipi putih anak kesayangannya.
"Selain Nira, Ayah juga so happy," Zaid nimbrung, mencubit pipi Nira yang satunya namun mendapat tepisan dari Nira.
"Nggak, Ayah atit," Nira memandang ayahnya dengan mata menyipit. Persis Risa saat merengut.
Zaid tertawa di belakang Risa dan Nira yang masuk ke kamar Nira. Untuk malam ini, Nira hanya diajak menggosok gigi dan mencuci mukanya karena sebelum berangkat, dia sudah mandi. Selama Risa mengurus Nira, Zaid dengan sabar menemani di sofa kamar Nira.
Sepertinya Nira lelah karena dia langsung tidur begitu menyentuh tempat tidur. Zaid dan Risa berjalan pelan keluar dari kamar Nira. Tangan Zaid refleks merangkul pinggang Risa dan kali ini Risa tidak menepiskannya.
"Tired?" Zaid berbisik di telinga Risa. Dia juga mulai menciumi telinga Risa.
"Biasa aja," Risa membalas dengan tawa pelan.
"Kalau gitu..." Zaid menggiring Risa mendekati tempat tidur mereka. "Maukah?"
"Na-ah," Risa menggeleng, menjauhkan dirinya dari Zaid. "Aku mau tidur."
"Tapi besok Minggu, Ris," Zaid berusaha merayu lagi. Dia menghampiri Risa yang sedang mencari pakaian tidur di lemari.
"Besok aku mau masak banyak di dapur. Gak boleh telat," Risa mencolek hidung Zaid. Dengan santainya Risa beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, make up, melakukan perawatan tubuh, dan berganti pakaian.
"Ish," Zaid merengut. "Tapi malam ini kita gak akan tidur dibatasi dengan guling lagi kan?"
Risa terkikik sebelum memasuki kamar mandi. "Ganti baju dulu deh kamu," Risa menunjuk pakaian Zaid yang masih lengkap lalu meninggalkan suaminya sendirian.
Ketika Risa selesai melakukan rutinitasnya, Risa mendapati suaminya sudah berbaring di tempat tidur. TV di hadapan mereka dinyalakan tapi Risa tahu Zaid tidak benar-benar menonton. Karena begitu Risa keluar, Zaid langsung memalingkan pandangannya dari TV dan menyingkirkan guling yang tadinya berada di tengah. Dia menepuk tempat tidur dengan semangat dan senyum yang begitu lebar.
Dengan penuh sukacita, Risa menaiki tempat tidur dan menyandarkan kepalanya di tangan Zaid. Di balik selimut tebal, Risa memeluk tubuh Zaid. Perasaan Zaid semakin berbunga-bunga menanggapi sikap Risa saat ini.
"I've been waiting for this moment," Zaid mencium-cium kepala Risa. Membuat Risa tersenyum geli.
"Stop it," Risa mendorong wajah Zaid menjauh.
"Why?" Zaid pura-pura tidak terima.
"Aku udah bilang aku mau tidur. Besok aku mau bikin sarapan, lalu mau ajak Nira piknik ala-ala di kolam renang di bawah," Risa menatap Zaid yang masih mengernyit.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fools - Trilogi Zaid Risa 3 - END (WATTPAD)
RomanceCERITA SUPER DEWASA! 21+ ataupun yang sudah menikah. Percayalah bahwa seri ketiga Zaid dan Risa ini akan lebih dewasa, lebih gelap, lebih pelik, lebih menyebalkan, dan pastinya lebih vulgar. Cerita tentang rumah tangga mereka yang diawali dengan ber...