The Fools - Trilogi Zaid Risa 3 - END (WATTPAD)

39 - Trente Neuf

Zaid kembali mengingat hari pertama dia bertemu dengan Risa. Sesosok perempuan yang polos, penuh binar semangat di matanya, dan keterkejutan di wajahnya saat akhirnya bertemu Zaid. Saat itu Zaid berpikir bahwa Risa adalah orang yang naïf. Kekagumannya berlebihan kepada seorang pembawa berita sepertinya. Belum lagi saat itu Risa belum mengetahui kondisi Zaid yang sebenarnya. Saat itu Zaid masih berstatus sebagai pacar Boy.

Zaid memang bersikap baik kepada Risa. Itu tulus. Zaid tidak bermaksud mempermainkan Risa, memberi harapan palsu, ataupun menipu. Zaid hanya berusaha keras untuk menghargai orang yang menyukai dirinya. Zaid merasa kariernya belum apa-apa. Oleh karena itu, saat ada orang yang mengidolakan dirinya, Zaid berusaha keras untuk bersikap baik kepada siapa pun orang tersebut. Memang ada beberapa kali saat Zaid tidak bisa memenuhi permintaan Risa—satu hari saat mereka janji menonton film bersama—namun Zaid memilih pergi bersama temannya, karena tujuannya untuk membuka peluang karier baru.

Seiring jalannya waktu, Zaid semakin merasa Risa bukanlah penggemarnya. Risa adalah temannya. Perasaan nyaman itu membuat Zaid mulai bersikap berbeda. Dalam artian, Zaid mulai mengeluarkan sifat aslinya. Orang yang egois dan seenaknya. Hal itu terwujud pada saat Zaid meminta Risa untuk menjadi istrinya, dengan cara yang sungguh semena-mena. Permintaan itu menuai tamparan keras di pipi Zaid, membuat dirinya diperhatikan oleh banyak undangan (mengingat saat itu dia berada di acara pernikahan). Untung saja Driana dan Leandro tidak sampai memecat Zaid dari status teman karena membuat kekacauan di acara penting mereka.

Hidayah muncul tiba-tiba. Zaid tahu bahwa dia tidak pernah mencintai seorang laki-laki. Boy hanya orang yang bisa membantu Zaid saat dia merasa kesepian. Namun perasaan cinta, rasa tidak ingin kehilangan, kemauan keras untuk membahagiakan seseorang, keyakinan untuk menghabiskan hidup bersama satu orang, muncul hanya pada satu sosok. Sosok penggemar yang ceria, yang lama kelamaan berubah menjadi perempuan tangguh bernama Risa, yang menjadi istrinya.

Lika liku pernikahan mereka memang cocok untuk dijadikan sinetron. Risa yang mengejar Zaid, berubah menjadi Zaid yang mengejar Risa, adanya anak perempuan cantik sebagai buah dari 'ketidaksengajaan' hubungan mereka, hingga Risa yang hampir dua kali meninggalkan Zaid. Zaid tidak mau dan tidak akan pernah membiarkan Risa meninggalkan dirinya lagi. Risa adalah nafasnya, alasannya untuk tetap menemukan kebahagiaan dalam hidupnya.

Zaid menatap lurus ke sosok yang sedang beraksi di depan kamera. Risa sedang tersenyum. Risanya. Istrinya. Pasangan yang Zaid miliki di dunia dan akhirat.

***

Everything turns out differently than she ever thought. Seorang laki-laki yang awalnya Risa anggap hanya sebagai idola di televisi. Pria yang begitu tampan dan terlihat karismatik. Pria yang rupanya memiliki sifat yang baik, sekaligus menyebalkan.

Risa tidak tahu sejak kapan dia jatuh cinta kepada Zaid. Sosok Zaid berubah di matanya, dari seorang idola di televisi, menjadi seorang laki-laki seutuhnya. Perasaannya tidak karuan setiap Zaid berada di sisinya. Jantungnya berdegup kencang setiap Zaid tersenyum padanya. Pipinya terasa merona saat Zaid bersikap ramah kepadanya. Tapi Risa juga tidak bisa begitu saja menyerahkan hatinya kepada Zaid. Zaid tidak mungkin melirik dirinya yang bukan siapa-siapa. Risa bukan 'levelnya'. Apalagi beberapa kali Zaid mengabaikannya dan kemudian berbuat seenaknya.

Ditambah lagi ternyata Zaid gay.

Bodohnya Risa adalah mau saja menerima permintaan Zaid menjadi istri pura-puranya. Demi kebutuhan pribadi Zaid. Padahal, apa yang menguntungkan Risa jika dia bersedia membantu Zaid? Tidak ada.

Sisi naif Risa berharap bahwa dia bisa mengubah Zaid menjadi pria yang akhirnya mencintai wanita, mencintai dirinya. Namun kalau itupun tidak terjadi, Risa rela dan ikhlas bisa dekat bersama pria yang dia cintai, meskipun hanya sekejap.