Zaid tidak bisa mengambil resiko membuat Risa semakin sakit jika bertemu dengan dirinya. Beberapa kali mencoba menemui Risa secara langsung dan yang Zaid dapatkan hanya Risa meneriakinya, Risa menangis, atau Risa hanya bisa meringis karena tubuhnya terasa sakit. Oleh karena itu, meskipun Zaid selalu ingin berada di sisi istrinya, dia hanya bisa menunggu di luar dan masuk ketika Risa sudah terlelap.
Seperti malam ini. Risa sudah tertidur sejak selesai makan malam yang diberikan rumah sakit. Dia sudah bisa berkomentar bahwa makanan rumah sakit tidak enak dan ingin segera pulang. Dokter belum mengijinkan karena masih banyak luka di tubuh Risa dan tulang di tangan kanannya yang patah belum benar-benar sembuh. Zaid mendengar berita perkembangan kondisi istrinya dari luar, ketika Dokter Riadi selesai memeriksa Risa.
Zaid duduk di kursi di samping tempat tidur Risa. Masih sama seperti malam-malam sebelumnya. Dia akan duduk di kursi ini, memegang tangan Risa, berusaha untuk bisa kembali dekat dengan wanita ini. Sudah beberapa malam dia tidur di kursi, punggungnya sudah mulai merasa sakit tapi Zaid tidak peduli. Ia hanya ingin dekat dengan Risa dan hanya saat ini kesempatannya datang.
"Ini aku, Ris, suamimu," kata Zaid. Tidak ada orang lain di ruangan ini sehingga Zaid tidak perlu merasa malu mengeluarkan isi pikirannya.
"Aku orang yang masih menyayangi kamu dan mencintai kamu dengan seluruh hidupku," Zaid kembali bercerita. Tangannya mengelus tangan Risa.
"Maaf karena aku selalu membuat kamu merasa sedih. Dari dulu hingga sekarang," Zaid tertunduk. Diraihnya tangan Risa dan Zaid menciumnya lama.
"Aku rasa ini hukuman buatku kan?"
Risa bergerak sedikit dalam tidurnya. Cepat-cepat Zaid menaruh tangan Risa kembali, khawatir jika Risa ternyata terbangun dan keberadaan Zaid yang pertama dilihatnya akan membuat Risa kembali stress. Rupanya Risa hanya mengubah posisi tidurnya dan dia kembali tidur dengan tenang. Zaid menghela nafas lega lalu kembali memegang tangan Risa.
"Kapan kamu akan memaafkan aku dan ingat aku lagi, Ris?" Zaid tersenyum tipis. "Atau mungkin kamu gak akan pernah memaafkan aku? Aku dan kata-kata sialan yang sering keluar dari mulut ini."
Risa tidak bergerak. Hanya dadanya yang naik turun dengan lembut.
"Tidur yang nyenyak ya, Risayang. I love you," Zaid menjulurkan tubuhnya, mencium kening Risa, kemudian memejamkan matanya.
***
Suasana di rumah sakit masih terasa sepi saat Risa membuka matanya. Jam di dinding menunjukkan pukul 3 dini hari. Entah kenapa malam ini dia terbangun di waktu yang tidak biasanya. Risa menolehkan kepalanya ketika dirasanya tangan kirinya yang lebih sehat tidak begitu bebas.
Pria itu. Sedang tertidur di kursi dengan menyandarkan kepala di samping tempat tidur Risa. Tangannya lah yang memegang tangan Risa. Risa berjengit dan menghela nafas.
Entah siapa pria ini. Seberapa keras pun Risa berusaha menggali ingatannya, dia tidak bisa ingat apa peran pria ini dalam hidupnya. Keberadaannya akhr-akhir ini membuat Risa merasakan bahwa dalam dirinya ada sesuatu yang sakit dan kemudian dia akan tiba-tiba menangis. Kali lain Risa berusaha mengingat peran pria ini, kepalanya terasa sakit seperti mau pecah. Akibatnya, Risa akan langsung mengusir pria ini jika dia berani memunculkan sedikit saja wajahnya di hadapan Risa.
Rupanya dia pantang menyerah. Saat ini dia tertidur di samping tempat tidur Risa, memegang tangannya. Risa menarik tangannya pelan-pelan agar tidak dipegang oleh pria itu. Rasanya aneh dan menggelikan, saat mengetahui seseorang yang tidak dikenal berani melakukan perbuatan seperti itu. Lagipula, kemana keluarganya yang lain? Mama, Papa, A Gani, Teh Hana? Kenapa bukan mereka yang menemaninya malam ini? Kenapa malah pria asing yang begitu pemaksa yang ada di samping tempat tidurnya saat ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fools - Trilogi Zaid Risa 3 - END (WATTPAD)
RomanceCERITA SUPER DEWASA! 21+ ataupun yang sudah menikah. Percayalah bahwa seri ketiga Zaid dan Risa ini akan lebih dewasa, lebih gelap, lebih pelik, lebih menyebalkan, dan pastinya lebih vulgar. Cerita tentang rumah tangga mereka yang diawali dengan ber...