14 - Quatorze

41.8K 2.4K 111
                                    

"Apa?" Zaid tercengang. Perlahan dia tertawa, ditatapnya Mama dan Gani. "Bahkan kamu udah bisa bercanda ya Ris?" 

Zaid kembali mendekati Risa namun tangan kiri Risa teracung. Menahan tubuh Zaid agar tidak mendekatinya lebih dari standar yang dia inginkan. 

"Stop! Saya serius. Anda siapa? Mungkin Anda salah masuk ruangan?" Risa berdesis. Matanya menyipit. 

"Risa, Neng, kamu gak lupa kan? Dia..." Mama melihat putrinya dengan khawatir. 

"Aku suami kamu, Ris," Zaid memotong.

"Suami?" Risa mengulangi. Menatap Zaid dan ibunya bergantian. "Aku kan belum menikah. Mama jangan bercanda deh." 

Bagai ada yang menamparnya begitu keras, Zaid hanya bisa terdiam saat Risa mengatakan bahwa dia belum menikah. Apa-apaan ini?

"Ris, tolong. Ini mulai gak lucu. Kamu mau bercanda, silakan. Tapi untuk bilang bahwa kamu belum menikah, ini keterlaluan," Zaid menggeleng. 

"Saya gak bercanda. Saya belum menikah. Saya gak kenal siapa Anda. Jadi tolong segera keluar dari ruangan ini." 

"Risa!" Zaid membentak. "Aku tahu kita bertengkar kemarin. Aku tahu aku mengucapkan kata-kata yang gak sepantasnya kepada kamu. Tapi ini sama sekali gak lucu. Kamu boleh kesal sama aku tapi bukan berarti kamu melupakan kamu sudah punya suami! Jangan bercanda ya Ris!"

Gani turun tangan. Ia berpindah dari sisi tempat tidur Risa yang lain menuju Zaid. Gani memegang pundak Zaid agar tidak kelepasan. Mama, sementara itu melihat kondisi dengan khawatir. 

"Saya gak tahu kamu siapa! Saya gak kenal kamu. Datang-datang tiba-tiba peluk. Sekarang kamu tiba-tiba bentak-bentak saya. Saya juga bisa marah ya. Jangan kira saya lagi terluka begini saya gak bisa nelepon polisi. Ouch," Risa mendadak tertunduk. Tangan kirinya memegang kepalanya yang mendadak sakit. "Ma, tolong." 

Mama segera memanggil suster dan dokter. Sementara itu Gani susah payah menyeret Zaid keluar. Zaid hanya bisa melihat dokter masuk ke ruang rawat Risa ketika dirinya ditahan oleh sang kakak ipar. 

"Apa-apaan itu?" kata Zaid dengan ketus. 

"Sabar, Id. Kita gak tahu apa yang terjadi. Risa baru sadar," kata Gani dengan tenang. 

"Gak. Ini pasti bercanda. Terakhir kali kami berkomunikasi, kami bertengkar. Pertengkaran kami yang..." Zaid memejamkan matanya. Pertengkaran mereka yang membuat Risa kecelakaan. "Tapi gak seharusnya Risa kemudian jadi seperti ini." 

Zaid menunggu di lorong ruang rawat VIP ini ditemani Gani. Keduanya hanya bisa berdiam diri menunggu kabar yang akan dibawa oleh Dokter Riadi yang tadi masuk. Penantian ini rasanya jauh lebih menyebalkan daripada saat Zaid menunggu Risa selesai dioperasi. 

Cklek.

Zaid dan Gani menoleh saat Dokter Riadi dan para suster keluar. Para suster pamit pergi namun Dokter Riadi tetap tinggal. Zaid dan Gani menghadang dokter tersebut dan menuntutnya dengan penjelasan. 

"Pasien tidak ingat bahwa dia sudah pernah menikah. Saya dan ibunya menanyakan semua pertanyaan dasar dari mulai nama dirinya, nama keluarga, identitas, sekolah, pekerjaan, hobi, semuanya bisa dia ingat. Hanya perihal pernikahan yang dia tidak tahu. Dia mengatakan bahwa dia belum menikah." 

Jantungnya seakan diremas. Zaid mendengar itu dengan tidak percaya. 

"Dokter jangan bohong," Zaid mendesis. "Ini pasti istri saya bercanda kan? Dia cuma mau menguji saya. Kenapa cuma saya yang dia gak ingat?" 

"Anaknya pun dia tidak ingat." Kali ini Dokter Riadi memelankan suaranya. 

"Apa? Dia tidak ingat pada putri kami?"

The Fools - Trilogi Zaid Risa 3 - END (WATTPAD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang