34 - Trente Quatre

31.8K 2.6K 74
                                    

Zaid segera berdiri untuk menghampiri Risa. Dia berlutut di sebelah Risa yang tergolek tak sadarkan diri. Nira masih memeluk ayahnya namun tangisannya sekarang berubah.

"Bubu, Bubu napa Yah?"

"Ayah gak tahu. Nira turun sebentar ya," Zaid menurunkan Nira dari gendongannya dan Zaid segera menyentuh Risa. "Ris, Risa, kamu kenapa?"

Dengan panik, Zaid menyentuhkan jari di hidung Risa. Masih bernafas. Zaid mendengarkan detak jantung istrinya, masih terdengar. Namun wajah Risa pucat pasi padahal tadi dia baik-baik saja.

Orang-orang mulai berkerumun di sekitar Zaid, bertanya ada apa atau hanya melihat dengan penasaran. Beberapa orang malah merekam dengan ponselnya dan membuat Zaid sedikit kesal juga. Tapi dia tidak punya waktu untuk itu.

Zaid segera menggendong Risa dalam pelukannya. Dia harus bergegas membawa Risa ke rumah sakit. Apapun yang membuat Risa seperti ini, Zaid harus segera mencari tahu. "Nira, sini."

Nira dengan sigap memegang celana ayahnya, berlari kecil mengikuti Zaid yang berjalan cepat menuju mobil. Begitu sampai di mobil, Zaid kesulitan untuk membuka pintu mobil. Untunglah ada seorang petugas parkir yang membantunya membuka pintu depan. Zaid segera mendudukkan Risa di kursi depan dan memasangkan safety belt. Kemudian Zaid berterima kasih dan membantu Nira masuk ke mobil dan duduk di car seatnya. Masih dengan panik, Zaid segera menjalankan mobilnya mencari rumah sakit.

***

"Risa pingsan," Zaid memegang keningnya. Dia duduk menatap lantai sembari menelepon Satria.

"Kenapa? Lo dimana? Kita susulin ke sana?" Satria ikut merasa khawatir mendengar kabar yang disampaikan Zaid. Pantas saja sahabatnya tidak kunjung tiba di tempat perjanjian mereka. Ditelepon pun tidak diangkat.

"Gak usah. Lo lanjutin aja jalan-jalannya. Nanti gue kabari lagi. Gue cuma mau ngasih tahu supaya lo gak bingung," Zaid melirik ke kiri, ke arah pintu IGD tempat Risa sedang diperiksa. Zaid kemudian melirik ke kanan, ke arah putrinya yang duduk dengan wajah cemberut sembari memeluk Teddy.

"Lo sekarang sama siapa?" Satria kembali terdengar mendesak.

"Sama Nira. Di rumah sakit paling dekat yang bisa gue temukan," Zaid mengulurkan tangannya lalu memeluk Nira.

Nira menoleh bingung pada ayahnya. Zaid memaksakan diri tersenyum sehingga membuat Nira lebih tenang dan dia pun memeluk ayahnya.

"Lo tenang, Id. Jangan panik. Gue akan ke sana, lihat kira-kira kita bisa bantu apa."

"Thank you, Sat,"

Zaid menyimpan ponselnya lalu menatap Nira. Nira membalas menatap ayahnya dengan matanya yang membulat. "Bubu?"

"Bubu capek. Sini," Zaid menarik Nira untuk duduk di pangkuannya. Zaid memeluk putrinya dan menciumi kepala Nira. Seharusnya seseorang yang pingsan tidak membuat Zaid panik seperti ini. Biasanya orang yang pingsan cukup dibaringkan, diberi minyak kayu putih, maka dia akan sadar tidak lama kemudian. Akan tetapi, Zaid melihat Risa yang mendadak mematung, ekspresinya bingung sekaligus sakit sebelum Zaid melihatnya jatuh membentur tanah. Zaid takut terjadi apa-apa. Zaid takut kalau ini ada hubungannya dengan kecelakaannya dulu.

Seorang suster keluar dari ruang IGD dan menghampiri Zaid. Suster mengatakan bahwa Zaid diminta masuk untuk mendengar penjelasan dokter. Dengan perasaan was-was, Zaid menuntun Nira dan masuk.

"Sekarang istri Bapak baik-baik saja. Denyut nadi, tekanan darah, semuanya normal. Mungkin dia kelelahan. Kita bantu dengan infus dan tunggu sampai beliau sadar dengan sendirinya ya." Dokter berpesan dan menepuk pundak Zaid.

The Fools - Trilogi Zaid Risa 3 - END (WATTPAD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang