27 - Vingt Sept

32.5K 2.2K 71
                                    

Sudah seminggu ini Risa kembali tinggal di rumah Mega Kuningan. Dia menempati salah satu kamar kosong, di samping kamarnya yang sebenarnya. Zaid tidak banyak berkomentar dalam pemilihan kamar, karena Risa sudah berkata sejak awal bahwa dia tidak akan tidur di tempat yang sama dengan Zaid. Tidak banyak juga barang yang dibawa oleh Risa karena sebenarnya barang-barangnya masih ada di rumah ini. Zaid membantu memindahkan dari kamar besar ke kamar yang akan Risa tempati sekarang.

Nira tentu senang karena ayah dan ibunya berada di dekatnya lagi. Berhubung Nira masih kecil, dia tidak bertanya kenapa Risa membereskan barang-barangnya di kamar yang baru. Nira hanya tahu bahwa ibunya akan selalu ada di tempat yang sama dengannya lagi, menemaninya bermain sembari menunggu ayahnya pulang.

Zaid menjelaskan perihal Nira yang tinggal di rumah atau dititipkan di daycare selama beberapa hari dalam seminggu. Risa setuju untuk menjemput Nira dari daycare jika sudah pulang bekerja. Namun Zaid tetap mengantisipasi dengan meminta Irin atau Rana menghubunginya jika Risa atau Mbak Irnah belum datang menjemput dari waktu yang seharusnya.

Sekarang hari Sabtu, Zaid dan Risa mengajak Nira ke Bogor untuk mengunjungi rumah orang tua Risa. Namun Zaid punya rencana sendiri. Begitu sampai, Zaid langsung menitipkan Nira kepada mertuanya lalu mengajak Risa kembali masuk ke dalam mobil.

"Mau kemana? Kenapa Nira ditinggal?" Risa kebingungan melihat Zaid yang terburu-buru. Di belakangnya, Nira melambai-lambai pada kedua orang tuanya. Tumben.

"Ada tempat yang mau aku tunjukkan," Zaid tersenyum. "Tunggu saja."

"Penting banget? Kok gak bilang dari tadi? Aku kira kita hanya akan ke rumah Mama dan Papa. Soalnya nanti sore juga kan ada acara..."

"Kita akan sudah kembali sebelum pengajian tetangga kamu dimulai. Oke Ris? Sekarang tolong percaya saja sama aku. Ya?"

Terpaksa Risa mengatupkan mulutnya. Dia bersandar ke kursi dan menatap keluar. Bogor sudah macet saja. Namanya akhir pekan, banyak orang yang datang untuk liburan akhir pekan ke sini. Biarpun begitu, Bogor selalu jadi tempat kebanggaan Risa.

Setengah jam perjalanan dalam diam ditempuh oleh Risa dan Zaid. Zaid memarkirkan mobilnya di sebuah Cafe. Risa keluar dari mobil sambil melihat sekelilingnya. Kenapa dengan tempat ini? Kenapa Zaid begitu bersemangat mengajaknya kemari?

"Kita makan siang di sini? Nggak makan di rumah?" tanya Risa dengan polos.

"Iya. Sini," Zaid memberi isyarat kepada Risa untuk mengikutinya. Kali ini Zaid tidak memaksa memegang tangan Risa karena tahu Risa tidak akan mau menerima tawarannya. Sesampainya di dalam, Zaid menuntun Risa ke sebuah meja di dekat kolam renang. Sepertinya Zaid sudah melakukan pemesanan sebelumnya. Risa duduk masih dengan tidak mengerti ada apa yang terjadi sebenarnya.

"Kamu mau makan apa? Aku pesankan ya?"

"Hmm?" Risa menoleh, masih clueless. "Terserah saja."

Zaid mengangguk pada si waitress, mengucapkan pesanannya dengan cepat seakan sudah hafal menunya di luar kepala. Sementara itu Risa memandang berkeliling. Ingin tahu apa yang menarik dari tempat ini. Cafe ini indah, pemandangannya bagus, suasana juga nyaman. Entah dengan makanannya.

"Kamu ingat... sesuatu?" Zaid memanggil Risa untuk memfokuskan diri kepadanya.

"Aku belum pernah kemari. Hanya pernah dengar namanya," Risa menggeleng.

"Sama sekali gak ada kilasan-kilasan apa mungkin?" Zaid masih berusaha.

"Nggak. I'm totally clueless. What do you expect from me?" Risa benar-benar tidak mengerti.

The Fools - Trilogi Zaid Risa 3 - END (WATTPAD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang