Zaid sudah berharap Risa akan menyambutnya saat dia sampai di rumah. Minggu malam dia sudah mendarat kembali di Jakarta dan langsung menuju rumah diantar oleh mobil PTV. Zaid memang sudah mengabari Risa mengenai kedatangannya. Oleh karena itu dia berharap Risa akan menunggunya. Akan tetapi ketika Zaid tiba, pintu malah dibukakan oleh Mbak Irnah.
"Malam, Mas. Selamat datang," ujar Mbak Irnah.
"Malam, Mbak. Risa mana ya?"
"Mbak Risa sudah tidur, Mas. Saya bantu bawakan kopernya?"
"Gak usah, Mbak. Biar saya bawa sendiri saja. Terima kasih," Zaid melambaikan tangannya. "Nira juga sudah tidur ya?"
"Dek Nira baru saja tidur di kamarnya."
Zaid melihat jam tangannya. Baru pukul delapan malam sebenarnya. Tidak heran jika Nira tidur tapi Risa? Mungkin dia masih tidak enak badan.
"Ya sudah. Mbak Irnah selamat istirahat. Saya ke atas dulu."
Mbak Irnah pamit menuju kamarnya sementara Zaid mengangkat kopernya ke lantai atas. Sebelum memasuki kamarnya sendiri, Zaid mengunjungi kamar Nira. Putrinya tidur dengan memeluk boneka beruang. Tidurnya begitu nyenyak. Zaid mencium kening putrinya.
"Ayah pulang, Nira," bisik Zaid.
Nira bergerak sedikit kemudian memeluk boneknya lebih erat. Zaid keluar dari kamar Nira dan menyeret koper memasuki kamarnya sendiri. Hal yang pertama dilihatnya adalah Risa sedang tidur meringkuk. Tangannya menutupi wajahnya. Sedikit banyak Zaid melihat ekspresi Risa seperti sakit sekaligus sedih.
"Ris," Zaid menyentuh kepala istrinya.
Risa tidak bergerak. Zaid berharap istrinya mungkin hanya sedang mimpi buruk. Segera setelah mandi, Zaid naik ke tempat tidur dan meraih Risa ke dalam pelukannya.
***
Seperti biasanya, Risa bangun lebih dulu dari Zaid. Risa terkejut ketika menyadari dia bangun di pelukan suaminya. Melihat Zaid yang masih tidur, Risa tahu bahwa sudah saatnya dia bangkit dan bersikap biasa di depan Zaid. Sudah seminggu ini Risa hanya berdiam diri di kamar. Tidak melakukan apa pun selain termenung. Hanya saja Risa tidak bisa tiba-tiba bersikap seperti tidak ada apa-apa.
Menghela nafas dan menyiapkan mental, Risa melepaskan diri dari pelukan Zaid dan turun dari tempat tidur. Dia mandi kilat lalu membuka lemari, mencari pakaian yang akan dikenakan Zaid hari ini. Setelah itu Risa mengecek ke kamar Nira. Putrinya masih tidur. Maka dari itu Risa bergegas turun ke dapur. Mbak Irnah yang menyambutnya.
"Mbak Risa sudah mendingan?" tanyanya terkejut melihat Risa muncul. Lebih segar dari beberapa hari kemarin.
"Iya. Tolong jangan bilang Zaid bahwa saya seminggu kemarin...di kamar saja. Dia cuma tahu saya gak enak badan karena lembur. Dia gak tahu bahwa saya..." Risa tidak melanjutkan kalimatnya.
Mbak Irnah mengangguk saja. "Iya, saya paham."
"Kalau gitu saya mau bikin sarapan dan makan siang buat Zaid dulu," ujar Risa lalu segera berkutat di dapur.
Mbak Irnah memilih tidak berkomentar atau bertanya apa-apa. Dibiarkan saja Risa melakukan apa pun yang dia inginkan. Lebih baik daripada hanya berdiam diri di kamar.
***
Ketika Zaid bangun dan mendapati bahwa kasur di sebelahnya kosong, pikirannya sudah teratur otomatis bahwa Risa pasti ada di bawah. Segera Zaid bersiap-siap untuk bekerja. Tidak ada jadwal siaran tapi dia punya beberapa urusan di BrandPlus yang harus dia selesaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fools - Trilogi Zaid Risa 3 - END (WATTPAD)
RomantikCERITA SUPER DEWASA! 21+ ataupun yang sudah menikah. Percayalah bahwa seri ketiga Zaid dan Risa ini akan lebih dewasa, lebih gelap, lebih pelik, lebih menyebalkan, dan pastinya lebih vulgar. Cerita tentang rumah tangga mereka yang diawali dengan ber...