Kenalan

4.1K 138 18
                                    

1 | Kenalan

Dipagi hari yang terik seorang gadis dengan seragam acak-acakan sudah berputar mengelilingi lapangan seluas hampir seratus meter persegi sebanyak empat belas kali. Ini yang terakhir sebelum ia memingsankan dirinya ditepi lapangan.

Gadis dengan rambut diikat kuda itu langsung menepi diputaran terakhir. Dengan napas terengah ia menjatuhkan diri didekat kursi panjang ditepi lapang setelah berteriak memanggil guru yang tadi menghukumnya.

Gadis itu tak peduli dengan sekitarnya, ia sudah terlanjur lelah dan pusing.

Juga bersamaan dengan itu. Seorang datang mendekati gadis dengan mata tertutup dan kaki juga tangan yang direntangkan─seperti tengah bermain salju di cuaca yang terik ini.

Gadis itu tetap tak peduli dengan seorang yang datang dan menyentuhnya, mencoba menyadarkan dia jika ini adalah ide buruk. Namun, gadis itu malah menghiraukan segala ocehan seorang didekatnya. Bahkan dia tetap menutup matanya dengan posisi yang sama.

"PA──"

Guru yang dipanggil oleh seorang didekat gadis itu menoleh ke arah pria dengan pakaian rapi─seperti seorang CEO.

"Kenapa?" tanya gadis itu masih memejamkan mata.

"Gak kenapa-napa." sahutnya masih memperhatikan gurunya dengan seorang pria.

Gadis itu membuka mata, kemudian langsung membelalak. Seorang disebelahnya juga ikut kaget karena gadis itu terduduk kembali saat akan jongkok. Kini mata gadis itu tak lepas memperhatikan gurunya dengan seorang pria.

Pria berjas itu menoleh dan menatap gadis yang duduk bersebelahan dengan seorang pemuda secara intens sebelum kemudian pria berumur itu pergi dengan guru yang tadi menghukumnya.

Seorang itu menatap gadis disebelahnya dan kepergian gurunya secara bergantian. Ia melihat sorot mata yang berbeda ketika pandangan gadis itu tertuju kepada pria berjas tersebut. "Kenapa?" tanyanya.

Gadis itu menyamakan posisinya─berjongkok, dengan seorang disebelahnya. "Bisa-bisanya biarin muridnya tepar karena ulahnya sendiri terus sekarang pergi gitu aja." ia menggerutu kemudian menoleh menatap seorang disampingnya.

Pandangan gadis itu langsung tertuju pada map biru digenggam orang itu. "Itu apa?"

Seorang itu menatap sejenak map biru itu kemudian menoleh dan ia menjawab, "catatan bk."

Gadis itu menormalkan diri. Ia bisa menebak siapa seorang disebelahnya disekolah ini dari kalimatnya tadi. Ya... dia seorang osis atau mungkin lebih dari itu.

"Lo osis?" tanya gadis itu.

"Hm."

"Nama siapa yang paling banyak masuk catatan bk?" kalimat ini yang langsung terlintas dikepalanya.

Seorang itu nampak berpikir. Kemudian tak butuh waktu lama ia langsung teringat dengan nama itu. Ia menoleh, "Alya Ailsha," jawabnya, "anak kelas sebelas Ipa dua." ia mengimbuhkan.

Gadis itu mengerjap. Ia menoleh tercekat ke arah seorang pemuda disebelahnya. Siapa tadi katanya? Alya Ailsha? Anak kelas sebelas ipa dua?

"Lo belum pernah ketemu sama orangnya?" tanya gadis itu tidak percaya.

Pemuda disebelahnya menggeleng tenang.

"Gue gak pernah ketemu, liat selewat atau bahkan liat fotonya. Tapi gue rasa dia emang sebandel itu. Dari satu angkatan, dia yang paling banyak punya catatan bk. Padahal dia perempuan, kata temen gue juga dia cantik."

Gadis itu lagi-lagi membelalak. Dia mengerjap beberapa kali. Dengan segala catatan bk-nya yang ia ketahui, bagaimana mungkin OSIS itu tidak tahu wajah seorang Alya Ailsha? Cukup aneh. Sangat. Seorang osis harusnya tau siapa nama yang ia catat, setidaknya wajahnya.

"Beneran belum pernah liat?" tanya gadis itu sekali lagi─memastikan bahwa pemuda benar-benar tidak tahu.

Dan jelas. Pemuda itu sepertinya memang tidak tahu dan tidak pernah melihat. Gelengan kepalanya begitu meyakinkan, bahkan tatapannya pun tidak berbohong.

Gadis itu berdiri sambil membersihkan kotoran dibajunya, diikuti pemuda disampingnya. Kemudian ia mengulurkan tanganya─berjabat, membuat pemuda itu cengo beberapa saat sampai kemudian ia membalas jabatan tangan itu.

"Kenalin... Alya Ailsha. Anak kelas sebelas Ipa dua."

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
alyailshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang