14 | Drama rok pendek ✓
Satu hari sebelum acara ulang tahun sekolah diadakan membuat para Osis begitu sibuk. Bahkan, bukan hanya Osis, anak-anak kelas pun juga ikut sibuk karena setiap kelas wajib menyiapkan bazar. Tapi sepertinya tidak dengan lima serangkai ini; Alya, Juan, Vano, Deni dan juga Fajar malah asik duduk-duduk santai ditepi lapangan─sedang haha hihi ria sambil melihat teman-teman kelasnya yang tengah sibuk.
Gadis satu-satunya yang duduk disana itu tiba-tiba berdiri. Entah kenapa, bertepatan sekali dengan angin yang datang begitu saja menerpa gadis itu, membuat rok yang ia kenakan terangkat begitu saja. Juan, Vano, Deni dan Fajar memekik kaget bahkan reflek menjauhkan diri, dan dengan segera menutup samar mata mereka dengan telapak tangan.
Celana pendek Alya terlihat jelas tadi.
Walau tadi gadis itu sudah menjelaskan bahwa hari ini dia menggunakan rok yang lebih pendek dari hari-hari biasanya, tapi tetap saja, jika tiba-tiba ada angin begini mereka juga tetap kaget.
"HE! kalo ada angin duduk aja. Gak usah belagu pake diri-diri segala." omel Juan masih dengan tangan yang menutup samar matanya.
"Iya njir, gue gak kuat." racau Deni.
"Iya, gak ngertiin banget si lo," ucap Fajar berusaha menguasai diri.
"ALYA!... JUAN, VANO, DENI, FAJAR!"
Empat pemuda itu menurunkan tangan dari wajahnya dengan Alya yang juga menurunkan kaki dan tangannya. Seolah tak mendengar, mereka malah saling menatap tanpa menoleh ke arah sumber suara.
"Kenapa malah diam! Kesini kalian semua. Cepat." teriakan khas dari guru BK-nya itu terdengar kembali.
Mereka masih tak bergeming. Kini kembali saling menatap seperti sedang merencanakan sesuatu.
"AL──"
"KABUR!!!"
Tanpa ba-bi-bu lagi, mereka langsung berlari ke sembarang arah. Bahkan mereka berpencar agar Pak Ibnu dibuat pusing mengejarnya.
Alya berlari cepat tak tentu arah─yang penting lari saja. Cukup jauh dari jangkauan Pak Ibnu, gadis itu sedikit menengok ke belakang, melihat keberadaan guru BK-nya yang kini sudah tak terlihat. Dirinya kemudian menatap kedepan lagi. Namun, detik kemudian malah bertabrakan dengan seseorang. Hingga tubuh semampai Alya hampir saja terjatuh menimpa tubuh pemuda itu.
Alya menahan tubuhnya dengan kedua tangan. Mata mereka beradu pandang, tak lama hingga keduanya tersadar dan Alya langsung memekik keras, membuat para siswa yang lalu-lalang berhenti dan menoleh.
Sambil membersihkan lutut dan roknya yang kotor, ia berdiri kemudian menatap sinis pemuda yang kini juga sama dengan dirinya─tengah membersihkan seragamnya. "Lo ngapain sih ngalangin jalan orang?!"
Pemuda itu tak membalas. Kini malah memperhatikan Alya, tepatnya rok Alya.
"Apa liat-liat rok gue," katanya galak. Lagi-lagi Alya tak mendapat balasan dari pemuda dihadapannya.
Pemuda itu tanpa lama menarik lengan Alya dan berlari─membawa Alya ke sebuah ruangan. Alya tak bisa berbuat apa apa. Genggamannya cukup kuat. Bahkan jika pemuda itu melepaskannya, mungkin saja tangannya akan memerah. Pemuda itu juga mendorong paksa Alya memasuki ruangan Osis.
"Lo gila?!" omel Reffal setelah mengunci ruang Osis dan menatap Alya serius. Auranya tiba-tiba berubah. "Lo ngapain pake rok sependek itu? Biar jadi perhatian banyak orang?!" sarkasnya, kini ia mendekati Alya. "Itu kalo lo jengkal aja gak sampe dua jengkal. Mau lo apa sih?"
Gadis didepan pemuda itu mengernyit bingung, benar-benar tak bisa dimengerti. Lagipula pertanyaannya; kenapa dia harus semarah ini? Begitu fatal kesalahan Alya? Atau dia phobia terhadap insiden seperti tadi? Atau dia tidak bisa melihat siswi sexy? Atau jangan-jangan Reffal seorang yang suka mengkoleksi hal yang iya-iya???