Menghilang

908 69 1
                                    

15 | Menghilang; pergi ke toilet




Acara yang sudah direncanakan dari jauh-jauh hari, dibuat semeriah dan seepik mungkin kini dilaksanakan. Acara yang mulai sejak jam delapan pagi itu sudah membuat para siswa-siswi berhamburan berjalan ke stand milik kelas lain untuk mencoba atau sekedar melihat apa yang stand itu tawarkan.

Sedangkan lima serangkai malah bersantai dibelakang panggung, berkumpul bersama beberapa Osis karena alasan mereka tidak diperbolehkan bolos. Jadilah Alya, Juan dan yang lain malah asik menonton anggota Osis yang tengah sibuk.

Sebenarnya ini adalah ide gila dari Alya. Teman-temannya tak tahu apa yang ada dipikiran gadis itu─para pembuat onar singgah ditempat para penertib kegaduhan. Sungguh tidak masuk akal. Lebih tidak masuk akal lagi ketika mereka menyetujui itu semua dan membuat para anggota Osis mengerutkan kening mereka bingung.

Ketika ditanya mereka punya dua alasan yang sebenarnya kurang logis. Tapi, apapun alasannya jika Juan yang mengatakan ini, sepertinya para kaum hawa anggota Osis ini pasti mengizinkan.

Pertama; mereka mengatakan jika mereka ini sahabat Sisil. Katanya; "untuk apa kita enak-enakan bolos sedangkan teman kita disini sibuk sampe pusing." itu Juan yang mengatakan.

Dan tepat sekali, ketika Juan mengatakan itu dengan wajah tampan nan berkharismanya, tak sedikit dari para kaum hawa langsung menyetujui, bahkan sampai ada yang tidak berhenti menatap dan memuja ketampanan Juan. Katanya Juan cocok jadi ayah untuk anak-anak mereka. Alya hampir mengeluarkan kembali somay yang ada di mulutnya ketika mendengar beberapa orang mengatakan hal seperti itu.

Kedua; Vano mengatakan jika mereka disuruh Pak Ibnu untuk membantu Osis.

Mereka berlima memang terkena omelan Pak Ibnu tadi pagi─ketika mereka berusaha membolos. Namun, sebagian besar omelan nya hanya mengenai perbolosan, tidak dengan mengatakan atau memberi hukuman untuk membantu Osis.

Vano memang tidak pernah masuk akal jika memberi alasan. Memangnya dengan seperti itu para Osis akan percaya apa?!

Untungnya ada satu pemuda paling berguna diantara pertemanan mereka.

Terima kasih Juan.

Tapi sebentar...

Ada yang aneh.

Dari semua Osis yang Alya lihat hari ini, gadis itu tak menemukan sosok pemuda yang kemarin meminjamkan celana olahraganya pada Alya. Pemuda itu menghilang tiba-tiba? Kemana?

"Ketua osisnya mana dah, ko gak ada?"

Ternyata memang bukan saja Alya yang tak melihat Reffal, tapi Vano yang kini duduk disampingnya juga tak melihat sosok pemuda itu. Kemanakah Reffal hari ini? Dia menghilang begitu saja. Harusnya dia datang 'mungkin lebih awal dari acara ini diadakan. Namun, sekarang acara sudah setengah jalan, pemuda itu bahkan tak memunculkan batang hidungnya sedikitpun.

"Lo yang satu kelas. Napa jadi nanya ke kita?!" sahut Fajar sungguh tidak santai. Entah apa yang membuat Fajar sekesal itu menjawab ucapan Vano. Alya menoleh sebentar karena kaget, kemudian kembali memerhatikan para OSIS.

Vano bahkan menoleh cepat ke arah Fajar dengan kening berkerut, "Keapa lo jadi emosi gini?" tanyanya bingung.

"Aus gue bgst!"

Vano membuang nafas jengah, kemudian mengambil botol minuman yang ada dimeja─entah itu milik siapa, mungkin saja Osis. "Kebaikan gue lo inget selalu," ucapnya sombong.

Alya memutar bola matanya malas, kini menatap seorang gadis yang menghampiri Amira─wakil Ketua Osis yang sepertinya terlihat lelah menghandle semua ini sendiri tanpa ketuanya. Gadis itu memanggil Amira, membuatnya menoleh, mengangkat kedua alisnya bingung. Alya disana tak lepas memperhatikan mereka berdua. Duduk santai bagai Sultan, ia merasa akan ada obrolan penting antara gadis itu dengan wakil Ketua Osisnya. Jika dia melihat raut wajah gadis yang menghampiri Amira itu.

alyailshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang