Bambank VS Julaeha

1K 81 1
                                    

11 | Bambank vs Julaeha; “yang kamu lihat belum tentu yang sebenarnya


•••

Reffal menidurkan kepalanya di atas meja, dengan tangannya yang juga direntangkan ke depan di atas meja yang ada di ruangan OSIS. Rapat kali ini sungguh melelahkan, ditambah juga dirinya yang dikagetkan oleh Pak Deka─pembina OSIS yang menyuruhnya memberi penampilan khusus di pensi nanti. Reffal benar-benar tidak tahu harus memberikan penampilan apa nantinya. Dia memang mahir bermain musik, tapi suaranya tak se-merdu orang lain.



Reffal menegakkan tubuh, kemudian merapikan seragamnya yang kini jadi putih polos tak berdasi. Untung saja tadi ia tak mengikuti upacara─karena dipanggil oleh Pak Ibnu.

Reffal tersenyum kembali mengingat kejadian di kelas gadis itu. Sebuah kata yang membuat pikirannya jadi berantakan terus terngiang tanpa henti. Bisa-bisanya gadis itu mengatakan sayang padahal mereka bukan siapa-siapa.

Braak

Suara pintu yang dibanting keras membuat Reffal menoleh kaget. Lebih kaget lagi karena yang kini berdiri di ambang pintu itu adalah gadis yang sejak tadi mendominasi pikirannya.

Gadis itu berjalan penuh semangat sembari berputar dan merentangkan tangannya dengan topi dan dasi yang ia pegang. Kemudian berjalan mendekat ke arah Reffal.

"Tri~ ma~ ka~ sih~ Reffal~" ucap Alya bernada, seperti sekelompok paduan suara, "dirimu memang terbaik." imbuhnya penuh semangat membuat Reffal benar-benar aneh melihatnya.

Gadis itu kemudian berdiri hadapan Reffal dengan raut wajah yang datar─seolah tadi hanyalah akting yang telah disudahi sekarang. "Nih," ia menyodorkan topi dan dasi Reffal. Setelah itu Alya langsung terduduk malas dengan Reffal yang juga ikut duduk dihadapan Alya.

"Eh!" Alya menoleh cepat pada Reffal─teringat sesuatu. "tutup dulu pintunya," titahnya.

"Ck, lo yang buka ngapain gue yang harus nutup." Reffal memprotes.

Alya mendelik sinis, "heh! gak boleh protes." Alya mengacungkan dan menggerakkan telunjuknya ke kanan dan kiri.

Reffal membalas tatapan sinis Alya, "heh, gue yang dari tadi disini! Lo baru datang. Ya elo lah yang tutup." katanya sambil menahan diri untuk tidak lebih galak dari gadis dihadapannya.

"Cepetan. Tidak boleh membantah ucapan perempuan," ujar Alya kemudian jadi menopang dagu─Nada suaranya terdengar seperti seorang Ibu yang berusaha mengingatkan anak lelakinya. "Kalo gak ada mereka lo gak akan lahir." lanjutnya.

"Kalo gak ada cowok juga gak akan jadi." Reffal membantah hal itu.

Alya memutar bola mata malas, "tetep aja perempuan juga yang lahirin lo!" ucapnya masih tak mau kalah, kemudian tersenyum simpul.

"Gue lahir pas bapak gue bersin," celetuk Reffal. Enteng sekali dia mengatakan itu─seperti tak punya dosa.

"Bangst!" umpat Alya, geram sendiri menatap wajah sok polos pemuda dihadapannya ini.

"CEPETAN TUTUP PINTUNYA REFFAL!!" teriak Alya kemudian membuat Reffal tersentak dan langsung berjalan menutup pintunya. "Kunci sekalian, biar gak ada yang ganggu," titahnya dan langsung membuat Reffal menoleh penuh tanya.

"Ngapain?!" sontak Reffal meninggikan suaranya.

Gadis itu tersenyum simpul. "Udah mesum kan lo?" sarkasnya.

alyailshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang