31 | Keliling dunia ✓
Gadis berbaju hoodie Abu dengan celana ripped jeans hitam panjang itu berjalan pelan dipinggir jalan dan disebelahnya ada seorang pemuda dengan arm sling ditangan kirinya. Alya berhenti, menoleh ke kiri, sedikit tersentak melihat pemuda itu tengah menatap dirinya penuh arti. Keduanya jadi terdiam, hingga Alya tersadar kemudian mengerjap mengalihkan pandangan. Pemuda itu berdeham mencairkan suasana canggung ini.
"Kak, kita mau kemana?" pertanyaan itu membuat keduanya menoleh pada sumber suara, tersadar ada seorang anak kecil yang juga ikut dalam perjalanan malam mereka kali ini, "Agam mau keliling dunia," kata anak itu polos.
Alya dan Reffal terdiam melongo. Ada anak kecil malam-malam minta keliling dunia.
Agam langsung bergerak, mengitari kakaknya kemudian kembali berdiri disamping Reffal.
Reffal ingat. Beberapa hari lalu, saat Reffal datang ke sekolah Agam─setelah pulang dari periksa tangannya bersama sang Mama, ia melihat adiknya dihampiri seorang gadis kecil yang mengatakan kalimat keliling dunia itu.
Reffal tak paham sebenarnya apa maksud dari keliling dunia yang dimaksud. Tapi, saat guru Agam datang menghampiri adiknya dan menjelaskan tentang hal itu, Reffal jadi tau bahwa kalimat ‘keliling dunia’ punya makna yang cukup dalam─mungkin.
Reffal tiba-tiba terbayang; apa ketika dia yang melakukan hal itu, arti dari permainannya akan tetap sama atau hanya sekedar permainan yang dibuat-buat?
"Fal?"
Pemuda itu menoleh, kini mengerjap, menyadarkan diri, "hm..." sahutnya singkat.
"Lo lamunin apa sih? Kalo lo mau tau satu fakta... gue bisa jalan-jalan dulu ke matahari pas lo lagi ngelamun tadi," kata Alya mulai mengomel.
"Ya lo tepuk gue kek biar sadar," sahut pemuda itu malah balik mengomel.
"Gue nya asik chatting," Reffal melirik Alya tak suka, "becanda."
Alya dan Reffal duduk lesehan di warung pinggir jalan─untungnya tadi di cafe Alya hanya memesan minum. Agam sudah pulang dijemput Ayah Ibunya. Kini tinggal mereka dua. Sembari menunggu, Alya memainkan handphone, sama seperti pemuda dihadapannya yang juga sedang bermain handphone.
"Em... Fal," panggil gadis itu kini sudah menyimpan handphonenya disamping, sambil menatap Reffal bingung.
Pemuda itu mendongak, menatap, mengangkat alis seakan berkata 'apa.
"Lo paham maksud keliling dunia kata Agam tadi?" tanya gadis itu, kini jadi memainkan bibir.
"Kenapa emang?"
Alya terdiam sejenak menatap Reffal. Ingin berkata, namun ragu, "em... enggak," katanya menolak untuk bercerita.
"Raut wajah lo bilang ada apa-apa. Kenapa?" tanya pemuda itu tegas, membuat Alya menelan ludah paksa, kini coba mulai bercerita.
"Ini cerita lama banget sih. Dulu kata Oma, pernah ada cowo yang bilang mau keliling dunia terus malah ngitarin gue. Setelah dia cerita, gue tanya apa maksudnya dan Oma cuma bilang, 'Alya adalah dunia buat dia' gitu," jelas Alya, "gue udah lupa sih sebenarnya, cuma tadi ngerasa diingetin lagi aja sama Agam," katanya lagi ditambah senyuman kecil.
Reffal sedikit melebarkan mata. Pemaparan gadis itu tentang keliling dunia sama persis dengan yang ia dengar dari guru Agam saat itu. Jadi, apakah arti keliling dunia ini punya makna yang besar untuk seseorang?
"Kalo kata gurunya Agam, hal kaya gini emang bakalan terjadi sama seseorang selama hidupnya. Akan ada dimana lo dianggap paling spesial oleh seseorang. Dan keliling dunia yang dimaksud itu mungkin aja satu kalimat dengan makna paling dalam tentang sebuah arti memliki─yang awalnya gak bisa mereka ungkapin lewat kata," Reffal menghela nafas, "perasaan seseorang itu tersembunyi, tapi bisa aja dengan keluarnya kalimat 'keliling dunia' itu bikin orang yang dia maksud ngerasa spesial. Mungkin gitu sih, gue gak tau pasti."