MERAPAT KESINI YUK! VOTE KALIAN BERARTI BUAT AKU GUYS! JANGAN LUPA KOREKSI YA KALO TYPO BERTEBARAN!
HAPPY READING ✨
——————
Seperti Eva sedang mengamati dengan bosan guru yang sedang mengajarinya. Bahkan dia dengan santainya menurunkan kepalanya sambil menngerutu tak jelas. Itu dia lakukan karena guru satu ini tidak henti-hentinya berbicara.
Pak Jaya yang sedari tadi menerangkan menjadi diam setelah melihat siswinya yang terus mengomel, dia terus saja memperhatikan siswi itu dan sepertinya Eva tak menyadari itu.
Dava yang duduk di samping Eva, sebenarnya ingin memberi tau Eva untuk diam. Namun dia kurang berani untuk berhadapan dengan guru satu ini.
"Lagian kenapa sih harus ada pelajaran begini? Udh tau gua gak bisa kalo pelajaran begini. Mana gurunya begi--"
"Gurunya kenapa?" Tanya suara itu membuat Eva langsung sadar dari melamunnya dan menggerutunya, semua pandang mata menatapnya dan mereka seakan memberi kode untuk tidak bicara pada guru ini.
"Guru mana yang kamu maksud Eva? Apa kamu mendengarkan penjelasan saya tadi?" Tanya Pak Jaya, yang membuat Eva hanya cengengesan saja.
"Bukan guru pak, maksud saya– temen saya nih si Dava sok-sok an ngajarin saya. Padahal mah dia ngajarin saya yang aneh-aneh pak." Ucap Eva dengan santainya tanpa melihat Dava yang sudah melototkan matanya pada Eva. Eva yang melihatnya hanya mengeluarkan senjata imutnya.
Pak Jaya yang mendengarnya menjadi jengah, dia langsung menghampiri meja Eva dan Dava yang sudah mulai waspada.
"Kamu tau konsekuensinya apa nona Eva?" Desis pak Jaya, yang berhasil membuat Eva dan Dava merutuki diri mereka masing-masing.
"Anu..pak, maaf nih pak. Jujur aja ya pak, saya ngantuk parah asli pak. Jadinya suka dumel pak kalo saya ngantuk tuh pak." Jelas Eva, membuat pak Jaya menggelengkan kepalanya.
"Sekarang juga, kamu pergi ke lantai tiga gedung ini. Kamu balik lagi ke lantai satu,, begitu seterusnya sampai 5 kali." Ucap lantang pak Jaya.
Sekelas langsung mengubah mimik wajah mereka, ada yang nunduk karena takut terikut, ada yang cengengesan, dan banyak lagi.
Sedangkan si empu yang di suruh, malah menyenggol lengan Dava berusaha agar si cowok itu menengok ke arahnya. Namun nihil, Dava seperti anak dengan duduk siap yang dikutuk menjadi batu. Hanya melihat ke depan saja.
Eva yang melihatnya menjadi geram sendiri, lalu dilihatnya pak Jaya yang masih setia memandang Eva dengan tatapan maut. Akhirnya Eva menyerah, dia langsung berdiri dan meninggalkan kelas tanpa pemberitahuan kepada pak Jaya.
Eva menuju tangga dan dia sudah akan mulai naik tangga, namun langkahnya terhenti karena dia melihat Aland. Lelaki yang kemarin dengan seenaknya meninggalkannya.
Aland pun melihat Eva, sebenarnya dia ingin balik muter lagi ke atas, namun dia tau jika sudah seperti ini sangat sulit untuk menghindari gadis pirang itu. Aland tetap melanjutkan perjalanan, hingga dia melewati begitu saja Eva yang sedari tadi menunggu respon Aland saat bertemu lagi dengannya.
Eva yang melihat Aland hanya melewatinya saja, menjadi bingung sendiri. "Lah? Nggak ngapain-ngapain nih? Yaelahhh, gak seru banget" ucap Eva melihat punggung Aland yang berlalu.
Eva pun mendapat sebuah ide gila, sebenarnya dengan ide itu, Eva bisa saja terluka. Namun, bukan Eva namanya kalo tidak melakukan hal gila.
Eva pun naik ke pertengahan tangga sebelum sampai di lantai dua, dia mengintip sedikit agar bisa melihat Aland naik. Eva tau bahwa Aland pasti akan kembali ke lantai atas, karena disitulah kelas para senior.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE BAD GIRL ✓ [END]
Teen FictionKita tidak pernah tau, kapan dan dimana sebuah kesalahan akan terjadi. Hanya Tuhan saja yang mentakdirkan hal itu akan terjadi. Begitu pula dengan Aland. Dunia seakan memang sempit untuknya. Kesalahan yang dia lakukan, berhasil membawanya kembali be...