PENCET BINTANG, ABIS ITU COMENT 'UDAH'. HEHEHE
HAPPY READING ✨
——————
Setelah kejadian kemarin, Eva tidak menemui Aland. Alasannya sangat jelas, Aland gak masuk sekolah. Tentu saja itu membuat gadis dengan rambut coklat itu terheran heran. Dia mengingat ingat kalau sebentar lagi akan masuk ujian tengah semester.
Bel istirahat berbunyi, membuat banyak siswa berhamburan keluar kelas. Bukannya jajan bersama geng nya, Eva melainkan berjalan menuju lantai 3 yaitu letak kelas Aland.
Saat Eva sudah sampai di kelas tersebut, dia menatap semua orang. Memang dia tidak menemukan hidung mancung Aland. Kehadirannya sontak membuat seniornya menatap heran padanya.
"Nyariin siapa? Aland ya?" Tanya seorang senior yang pernah ditemui Eva. Eva sempat mengangkat alisnya, lalu segera mengangguk.
"Emang dia kemana? Tumben banget." Kata Eva yang masih bingung.
"Emang lu gak punya nomer dia? Bukannya setau gua lu tuh ceweknya ya?" Tanya senior itu yang ternyata Aldrich.
Eva menyadari bahwa sudah hampir 3 bulan bersama Aland, tapi dia tidak punya media apapun tentang Aland. Jangankan nomer telpon, sosmednya saja tidak tau. Karena memang Eva tidak pedulian. Dulu.
"Yaudah minta nomernya gua. Buruan, gua gak mau lama disini." Kata Eva dengan menyodorkan hp nya ke Aldrich. Aldrich hanya menghembuskan nafasnya, dia tidak habis pikir bagaimana Aland mau aja sama cewek kaya gini.
"Nih udah, saran gua sih ya.. jangan ter–" ucapan Aldrich terhenti lantaran Eva langsung meninggalkannya tanpa permisi.
"Makasih kek, gak tau diri." Kata Aldrich yang masih bisa di dengar oleh Eva, tapi dia gak peduli. Toh kan niatnya cuma mau nyari Aland.
***
"Ka, Kaka beneran cuma mau istirahat aja? Kaka lumayan panas ini." Kata Dara yang selalu mengecek suhu tubuh Aland. Rana sang bibi sedang pergi keluar kota, karena katanya ada titipin dari orang tua Aland."Tenang aja, biasa juga gini kan? Tinggal tidur aja juga sembuh nanti. Udah kamu lanjut belajar aja, gara-gara Kaka kamu jadi izin gak masuk sekolah." Kata Aland bermaksud agar Dara meninggalkannya, karena memang Aland ingin sekali tidur dia sangat lelah.
"Yaudah, aku turun ya ka, kalo butuh apa-apa telpon aku aja ya. Soalnya ada temen aku yang izin juga ngajak buat belajar bareng." Kata Dara yang dijawab anggukan dari Aland. Dara langsung meninggalkan Aland sendiri.
Jujur aja, Aland lelah kaya gini berkat Eva. Jika saja Eva tidak selalu menjaili dia dan tidak nguntit Mulu, Aland tidak akan seperti ini.
Baru saja ingin memejamkan mata, dering telepon Aland berbunyi. Awalnya Aland menghiraukan panggilan itu, tapi lama-lama di diemin, malah makin menjadi.
Dengan rasa malas dan cape yang tersangat, Aland bangun dan mengambil hp nya. Dia sedikit mengernyitkan keningnya lantaran nomer yang menghubunginya tidak dia ketahui. Dengan terpaksa Aland mengangkat telepon itu.
"Bisa gak sih kasih kabar Kalo gak masuk?!" Suara itu membuat Aland sedikit menjauhkan hp nya dari telinga. Dia tau itu suara siapa, sang gadis yang ingin semaunya aja.
"Punya kuping gak sih?! Rumah lu dimana?!" Sambung Eva yang sama sekali gak peduli dengan lingkungan sekitar yang melihatnya aneh. "Apa liat gua kaya gitu?!" Kata Eva yang melihat banyak orang menatapnya aneh.
Aland masih tetap bungkam sampai Eva selesai ngomongnya. Dia juga malas untuk bicara dengan Eva lantaran ingin sekali tidur.
"Ngomong Napa sih! Gak disini gak dirumah diem aja. Udah tau lu harus jadi ba–"

KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE BAD GIRL ✓ [END]
Teen FictionKita tidak pernah tau, kapan dan dimana sebuah kesalahan akan terjadi. Hanya Tuhan saja yang mentakdirkan hal itu akan terjadi. Begitu pula dengan Aland. Dunia seakan memang sempit untuknya. Kesalahan yang dia lakukan, berhasil membawanya kembali be...