HAI SEMUANYA!!! NUNGGUIN GAK NIH? HEHEHE.
KASIH AKU VOTE AND COMENT YANG BANYAK YA!! AND KASIH TAU KALO ADA TYPO.HAPPY READING ✨
––––––––
Eva sedang termangu di depan balkon kamarnya, masih terlalu pagi jika Eva mandi. Maka dari itu, dia memandang ke luar kota Jakarta yang terlihat dari kamarnya. Jalanan itu mulai ramai oleh beberapa mobil, padahal jam baru menunjukkan pukul 04.45.
Eva terbangun setelah dia mendapat pesan yang membuatnya harus memutar otaknya. Entah dari siapa itu, Eva tidak tau. Yang penting, selama dia masih baik-baik saja, dia tidak perlu memusingkan sesuatu yang aneh.
Eva menatap ponselnya, dia menekan nama lelaki yang membuatnya akan selalu tersenyum. Siapa lagi kalau bukan Aland?
Senyum Eva terbit tak kala deringan pertama langsung dijawab. Eva bahkan berusaha untuk tidak tersenyum Mulu, karena itu mengakibatkan sakit di pipinya.
"Kenapa?"
Suara itu membuat Eva lemas seketika, suara seseorang yang sepertinya baru bangun itu membuat Eva jantungan.
"Kangen. Hehehe." Kata Eva dengan sedikit kekehan. Eva mendengar helaan nafas Aland, mungkin Eva menelpon disaat yang tidak tepat.
"Kan nanti di sekolah ketemu." Ujar Aland di seberang sana.
"Tapi kangennya sekarang. Kangen suara kamu yang menggetarkan hati aku." Ucap Eva sengaja dengan nada manja.
"Hm. Udah belum? Pengen mandi ini."
"Vidio call ya pas mandi." Kata Eva seraya tertawa bercanda.
"Iya. Gak mau sekarang?"
Tawa Eva langsung hilang mendengar penuturan Aland yang terlampau santai tanpa beban. Eva langsung memutuskan sambungan telepon dan berlari ke kamarnya untuk menutupi bayangan Aland yang berada di fantasinya.
Disisi lain, Aland tersenyum menatap ponselnya yang mati. Yang benar saja, jika Aland akan vidcall dengan Eva saat dirinya mandi. Bisa gila nanti Eva.
"Harusnya mikir lah sebelum nutup telpon." Ujar Aland sedikit terkekeh. Aland pun mandi untuk persiapan ke sekolah nanti.
***
Bel tanda masuk sudah berbunyi, tapi Eva sama sekali tidak ada niat untuk masuk ke kelas disaat temannya yang lain masuk ke kelas.Eva terus memandang area parkir dari lantai 2 berharap dia melihat motor matic hijau milik Aland, namun hingga kini dia tak melihat motor itu.
"Tadi kan udah bilang bakal ketemu. Kok ini gak ada sih?" Tanya Eva pada diri dia sendiri.
Jujur saja, jika memang Aland tak masuk hari ini, lebih baik Eva terus melanjutkan telponnya tadi pagi. Tapi sekarang? Aland tak menampakkan wajah tampannya itu.
"Kamu mau saya hukum karena tidak masuk kelas?"
Pertanyaan itu membuat Eva menengok ke arah belakang dan melihat Pak Jaya yang sedang memegang penggaris panjang.
"Iya pak. Hukum aja deh saya." Ujar Eva santai. Eva berpikir bahwa jika dia dihukum, maka dia bisa melihat Aland.
Eva pun benar di hukum, Eva disuruh lari keliling lapangan sebanyak 2 kali dan hormat bendera sampai jam ke 3 selesai.
Disini lah Eva berada, hormat menghadap tiang bendera setelah menyelesaikan larinya. Teman-teman Eva sempat ingin ikutan tadi, tapi Eva menolak dan melarang. Karena memang tujuannya sudah jelas agar bisa ketemu Aland.

KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE BAD GIRL ✓ [END]
Ficção AdolescenteKita tidak pernah tau, kapan dan dimana sebuah kesalahan akan terjadi. Hanya Tuhan saja yang mentakdirkan hal itu akan terjadi. Begitu pula dengan Aland. Dunia seakan memang sempit untuknya. Kesalahan yang dia lakukan, berhasil membawanya kembali be...