"Nyapu yang bener. Gua tambahin kerjaan lu, kalo gak bersih."
Eva memandang sinis wajah Samuel. Berkali-kali Eva mendengar kalimat yang sama dari lelaki itu, sampai rasanya ia ingin sekali melempar sapu itu pada Samuel.
Alasan mengapa Eva menyapu seluruh isi Cafe Samuel, lantaran dirinya berusaha kabur saat ditagih oleh seorang pelayan. Beruntung, Samuel sudah berdiri di depan pintu. Tentu saja menyulitkan Eva untuk lewat. Mau tak mau, Eva pun pasrah.
Samuel masih setia berdiri di pintu cafe, memperhatikan bagaimana Eva menyapu ruangan itu. Bahkan tak segan-segan Samuel menyuruh sampai sudut-sudut ruangan yang terbilang cukup luas itu.
Gerutuan pun terus Eva lontarkan dengan suara kecilnya. Walau begitu, ingin rasanya Eva kabur dari sana saat itu juga.
"Itu kolong meja masih ada debu tuh. 5 butir lagi." Ucap Samuel sambil bersedekap dada.
"Gua hajar ya Lo, lama-lama. Lu pikir gua babu?" Jawab Eva yang melempar kanebo pada Samuel.
Samuel tertawa melihat itu. Sangat jarang bahkan tak pernah jika seorang Eva dikerjai seperti ini. Maka dari itu, Samuel tak ingin melewatkan hal penyiksaan pada Eva.
"Kerja aja yang bener! Lagian siapa suruh punya utang kebanyakan." Sindir Samuel.
Eva memutar bola matanya malas. Sangat jengah saat Samuel terus-terusan menyindirnya dengan alasan utang. Dan lagi, ternyata Atha tak pernah mengunjungi Samuel semenjak Atha tau, bahwa Eva memiliki utang pada temannya itu.
Sungguh, itu ternyata siksaan dari seorang Kaka untuk adik. Secara tak langsung.
Dering ponsel Samuel menjadi kebahagiaan untuk Eva. Apalagi melihat decakan dari Samuel, yang menandakan bahwa lelaki itu harus pergi dari sana meninggalkan Eva.
"Kabur, gua gaplok Lo!" Ujar Samuel sebelum meninggalkan Eva yang manggut-manggut seraya tersenyum lebar.
Eva melempar sapu yang sedari tadi digenggamnya ke arah pojok ruangan setelah kepergian Samuel. Duduk sementara seraya mengelap keringat yang sempat membanjiri kening hingga lehernya.
Tangannya menggapai ponsel yang dia letakkan di meja, lalu membuka layar benda pipih itu.
Beberapa notifikasi lewat setelah dia membuka beranda ponselnya, saat data seluler nya dinyalakan. Membuka aplikasi chat, dan melihat banyak pesan dari nomer yang tak dikenal. Bukan hanya satu, melainkan Beberapa nomer telpon.
Eva membacanya satu persatu dari seluruh notif yang dia terima. Mayoritas Adik kelas laki-laki yang mengirimkan pesan itu. Entah apa tujuan mereka, padahal hanya kata yang menurut Eva sangat buang-buang kuota.
Hai kak!
Nama aku Bima ka, svbck ya.
Ka, aku penggemar kaka.
Kelas aku di X ips 2 ka.
"Nih bocah-bocah sebenernya ngapain sih? Niat banget chat beginian." Ujar Eva seraya menggelengkan kepalanya heran.
Eva menutup ruang chat ponsel. Beralih ke akun Instagram miliknya, dan membuka beranda disana.
Seperti hal nya Eva dan mungkin cewek kebanyakan, membuka beranda guna membaca beberapa deret artikel tentang zodiak. Entahlah. Tapi untuk Eva, ramalan seperti itu cukup membuatnya terhibur. Maka tak jarang Eva membenarkan atau sekedar menyalahkan zodiak yang sebenarnya memang betul.
Eva menjentikkan jarinya pelan. Teringat dengan pesan yang sempat masuk lewat DM Instagram nya, tapi lupa dibalas. Langsung saja Eva membuka pesan itu lagi, dan membalasnya dengan senyuman.

KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESIVE BAD GIRL ✓ [END]
Teen FictionKita tidak pernah tau, kapan dan dimana sebuah kesalahan akan terjadi. Hanya Tuhan saja yang mentakdirkan hal itu akan terjadi. Begitu pula dengan Aland. Dunia seakan memang sempit untuknya. Kesalahan yang dia lakukan, berhasil membawanya kembali be...