SULIT

85 6 0
                                    

HAI KAKA!! I'M COMING NICHH, HEHEHE.
VOMENT DIBUDIDAYAKAN YA!!
AND KASIH TAU KALO ADA TYPO!

HAPPY READING ✨

----------

Dunia memang terkadang tidak bisa berjalan sesuai dengan yang kita inginkan. Terkadang ekspetasi terbesar kita, harus kita kubur dalam-dalam saat kita harus menghadapi dunia ini.

Memang, takdir itu selalu ada dan berjalan. Setiap orang memiliki takdir mereka masing-masing. Tapi, dengan takdir itu pula kita bisa melihat masa depan yang jauh lebih baik dari ekspetasi kita.

Itu lah yang dipikirkan oleh Eva.

Takdir dan dunia terlalu kejam untuk hati seorang gadis sepertinya. Disaat ekspetasinya yang tinggi itu sudah mencapai puncak, ternyata memang dia harus melewati puncak lain yang lebih tinggi.

Sedih, marah, dan kesal. Itu lah penggambaran Eva saat ini. Disaat dia ingin bersama seseorang yang telah menjadi bagian hidupnya, dia tertampar keras oleh rahasia yang telah lama disembunyikan darinya.

Sudah hampir seminggu Eva tak keluar rumah. Seminggu itu lah dia tak bertemu siapapun kecuali Atha-kakanya. Memang bisa dikatakan buang-buang waktu, tapi itulah Eva.

Kenyataan yang begitu pahit. Rahasia yang seolah mendorongnya ke jurang. Ternyata semua tersimpan sangat rapi oleh seseorang yang telah menarik hatinya.

Entah siapa yang bersalah disini. Karena sejak awal, Eva lah yang ingin bermain-main dengan bonekanya. Tapi sadar atau tidak, Eva lah yang menjadi boneka yang dimainkan.

Air mata jatuh tanpa terbendung lagi. Eva menangis. Entah apa yang membuat dirinya menangis, hanya saja dia ingin melakukan itu. Keadaan Eva bahkan jauh dari kata baik-baik saja. Sangat berantakan untuk seorang Eva yang biasa tampil cantik.

Eva mengangkat lengannya, dan melihat kalung dengan liontin setengah love. Tersenyum miris melihat kalung yang masih sangat baik-baik saja. Eva memegang lehernya, kalung lainnya pun dia pakai.

Eva mengambil Poto usang yang tak jauh dari tempatnya duduk. Diusapnya Poto usang itu, senyumnya mulai terbit tatkala Eva melihat wajah cerianya versi kecil. Pandangannya jatuh pada anak lelaki yang merangkulnya dengan senyum lebar. Seperti memancarkan segala kebahagiaan disana.

10 tahun. Waktu yang cukup menggambarkan bagaimana mereka yang berada di dekat Eva, harus menutup rapat-rapat bibir mereka saat di dekat Eva. 6 tahun usianya, dijadikan kesempatan bagi mereka untuk bisa menyembunyikan berbagai hal dengan usia dini nya.

"Lu orang paling gua benci di dunia ini Aland." Desis Eva.

Air mata keluar lagi untuk kesekian kalinya. Meringkuk di lantai kamarnya menjadi pilihan terbaik untuk Eva.

"Tapi kenapa gua gak bisa benci lu Aland...."

Atha berdiri di ambang pintu kamar Eva, menatap nanar pada adiknya itu. Sudah berbagai cara Atha lakukan untuk mengembalikan Eva nya yang sangat konyol dan jahat. Tapi itu hanya angan-angan Atha, karena Eva tak ingin berbicara padanya setelah mengetahui fakta langsung dari Aland.

Atha mulai berpikir, apakah Aland tak ada niatan untuk memperbaiki Eva?. Tapi jika dipikirkan lagi, Eva lah yang menyuruh Aland untuk menjauhinya.

Atha sudah meminta tolong juga pada teman-teman Eva termasuk Dava. Tapi jawaban Eva selalu sama. Bantingan pintu kamar menjadi jawaban telak untuk teman-teman Eva.

"Gua harus gimana?" Gumam Atha.

***
Tok tok tok

Pintu terketuk menandakan ada seseorang yang ingin masuk ke ruangan gelap itu. Ruangan yang bahkan tak mendapat cahaya matahari, dan pemilik kamar itu dengan sengaja mematikan semua lampunya.

POSSESIVE BAD GIRL ✓ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang