KEJUJURAN

89 7 0
                                    

HAI SEMUA! AKU MENYAPA KALIAN! VOTE AND COMENT TERUS YA! AND KSIH TAU KALO ADA TYPO!

HAPPY READING ✨

––––––––

Sinar matahari masuk melalui celah kamar temaram yang belum terbuka gordennya. Eva mengernyitkan keningnya dan langsung menutup matanya dengan telapak tangannya, guna menghilangkan silau pantulan. Eva bangkit dan menatap ke arah jam dinding.

07.20 AM.

Waktu yang tepat untuk mengisi perut disaat hari libur seperti ini. Kebiasaan Eva yang memang suka makan di luar jika tiap libur sekolah. Bukan karena apa-apa, hanya saja keluar rumah merupakan rutinitas hariannya sejak dulu.

Ponselnya berbunyi, menandakan ada pesan masuk melalui ponsel retaknya itu. Ya, Eva belum mengganti screen ponselnya tersebut. Bukan karena tak ada uang, hanya saja dia terlalu malas untuk menggantikannya. Hanya wallpaper ponselnya saja yang berubah.

Ayo jalan jamet! Mumpung gua udah wangi. Gua dobrak pintu kamar mandi lu nih kalo kagak keluar!

Eva berdecak sebal membaca pesan dari salah satu tetangganya. Siapa lagi kalau bukan Dava? Si konyol yang tak pernah melunturkan kalimat anehnya.

Eva segera mandi dan menyelesaikan urusannya itu. Tak butuh waktu lama, karena Eva termasuk orang yang malas untuk berlama-lama di kamar mandi. Tapi jika dia sudah malas yang namanya mandi, bisa hampir 2-3 hari. Saking malasnya.

"Buruan woi! Tukang bubur udah lewat!" Teriak Dava sambil menggedor-gedor pintu kamar Eva yang terkunci.
Eva tau bahwa Dava pasti punya insting tersendiri, jadi dia pun memiliki kemampuan lebih dari Dava.

"Bacot banget sih tuh orang." Gumam Eva dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Butuh waktu sekitar 10 menit untuk Eva bersiap-siap keluar rumah. Tujuannya kali ini adalah bubur ayam Pak Dadang dan mie ayam Bu Mina. Favorit antara Dava dan Eva. Jadi jangan salahkan jika mereka bisa membeli lebih dari 1 porsi di tiap liburan sekolah.

"Dasar cewek. Muka pas-pasan aja harus bikin gua lumutan." Kata Dava begitu Eva turun dari tangga dengan sweater hitam dan training selututnya.

"Resiko! Jadi cewek makanya kalo mau ngerasain."

"Sans..abis gua jadian Ama Dara, pasti langsung ngerasain." Kata Dava yang senyum-senyum sendiri.

Eva memutar bola matanya malas. Melihat tingkah Dava kadang membuatnya kesal, tapi terkadang juga membuat dia jengkel. Mungkin hanya Dava yang selalu mendapat pukulan nantinya dari Eva.

Mereka pun pergi di pagi hari untuk sarapan. Pangkalan di taman lah objek yang sering menjadi destinasi Eva dan Dava. Apalagi melihat kedua gerobak yang masih sepi.

Bagaikan surga untuk perut mereka.

***
Seorang lelaki tercenung di depan sebuah meja belajar yang sedang memperhatikan layar ponselnya saat ini. Mengusap layar ponsel itu guna menscroll ulang pesan yang masuk lewat ponselnya.

Berkali-kali Aland menghembuskan nafasnya. Merasa jengah dengan pesan yang terdapat disana. Jika saja keadaan memungkinkan, mungkin Aland akan menghampiri pengirim pesan itu. Tapi di kondisi seperti ini, seakan Aland harus break terlebih dahulu.

Aland teringat tentang masa beberapa bulan lalu saat dirinya masih dalam keadaan baik-baik saja dengan Eva. Ocehan, hujatan, dan kalimat sindiran gadis itu pun masih terekam jelas di pemikiran Aland.

Rindu? Tentu saja. Selama ini hanya gadis itu yang membuatnya seakan hidup setelah tenggelam dari kesalahannya sendiri. Tapi disaat dirinya hidup, gadis itu lah yang akhirnya tenggelam ke dasar kesalahannya yang paling dalam.

POSSESIVE BAD GIRL ✓ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang