ON THE WAY

82 7 0
                                    

SIAP BACA GAK NIH? VOTE AND COMENT SELALU YA!!

HAPPY READING

––––––––––

PRANG!


Atha langsung berlari saat dia mendengar suara pecahan kaca dari arah dapur. Atha menghela nafasnya pelan, seperti sudah menjadi hal yang wajar di rumah ini.

"Lu ngapain sih? Aduhhhh, mahal ini tuh." Ujar Atha menghampiri Eva yang dengan santainya meminum cola dari kulkas.

Atha menatap nanar pada sebuah mangkuk besar yang pecah dekat kulkas. Atha sudah tau jawabannya, pasti karena tersenggol Eva saat ingin membuka kulkas.

"Beli aja yang baru. Jangan berubah jadi kaum misqueen deh."
Eva berjalan tanpa mau merapikan pecahan kaca itu. Karena dia sudah melihat Randy, yang baru saja datang dan pasti akan membereskan semua.

"Bersihin. Kan sama-sama sampah." Desis Eva dengan sengaja menyenggol bahu Randy.
Eva tak peduli jika pun Randy akan memarahi dan membentaknya. Ujung-ujungnya Randy pun akan mengalah, karena Eva tau bahwa lelaki itu menyukainya. Jadi bisa dipastikan bahwa dia tak akan melukainya.

Randy hanya menatap diam punggung Eva yang berjalan menjauhinya. Tersenyum miris pada apa yang sering dilakukan gadis itu padanya, hingga tepukan pelan membuatnya harus menoleh.

"Jangan terlalu dipikirin. Dia selebengan orangnya." Ujar Atha.
Randy mengangguk dan melihat mangkuk pecah tadi sudah dibersihkan oleh Atha. Setelah mengucapkan terimakasih, Randy pun pergi menyusul Eva.

Sepanjang perjalanan, Eva tak henti-hentinya bernyanyi dengan suara sumbangnya. Tak menghiraukan teriakan ibu-ibu komplek yang mengaduh akibat suaranya itu. Justru Eva semakin kencang bernyanyi sampai kepalanya hampir mengenai sepatu yang di lemparkan oleh ibu-ibu. Beruntung Eva dapat menghindar dan menjulurkan lidahnya pada siapapun yang dia inginkan.

Eva tersentak saat sesuatu yang cukup keras mengenai tepat di belakang kepalanya. Eva membalikkan badan untuk melihat benda itu, lalu melihat pemilik benda itu.

Eva membelalakkan matanya lalu berlari saat melihat lelaki itu membawa pemukul bisbol, dan ikut berlari menghampiri Eva.

"Jangan lari Lo sialan!"
Eva tertawa disela larinya. Tau tujuan dari lelaki itu yang tak lain Dava, akibat kemarin Eva memukul kepalanya.

TUK!

"Mampus kan Lo!"
Kini Dava tertawa melihat Eva yang tersungkur akibat pukulan telak di bahu gadis itu. Ya, walaupun bukan incarannya, setidaknya berhasil membuat Eva jatuh.

"Tolong! Saya mau diculik!" Teriak Eva saat Dava menoyor gadis itu.
Beberapa orang yang lewat, hanya menatap Eva saja tanpa berniat membantu. Tentu saja tawa Dava pecah saat itu juga.

"Tolong! Saya mau di perkosa sama cowok gila!" Eva masih berteriak. Padahal sangat jelas, Eva pura-pura seperti orang tersakiti.

"Gila! Rasain Lo! Kebanyakan iseng sama orang jadi dicuekin kan."
Dava tertawa lalu langsung memeluk kaki Eva dan membiarkan kepala gadis itu hampir mengenai jalanan.

Eva terus meronta-ronta. Bahkan dirinya seperti orang gila yang baru dijemput dari rumah sakit. Tak jarang rambutnya harus terinjak Dava, lantaran rambutnya yang terurai. Dava tak mempermasalahkan itu, justru lelaki itu menendang-nendang rambut Eva agar bisa memberinya ruang untuk berjalan.

Eva pasrah apa daya, orang-orang justru tertawa melihat keadaan Eva yang sangat memperihatinkan. Biarkan seperti ini, saat Dava lengah nanti Eva langsung melakukan aksinya nanti.

POSSESIVE BAD GIRL ✓ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang